• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Pacuan Kuda Tradisional Gayo Apa Uniknya Hingga Warnai PON 2024 di Aceh

12 September 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Pacuan kuda tradisional di Gayo Aceh Tengah. Foto: Indonesia Kaya

Aceh Tengah (Trigger.id) – Pacuan kuda tradisional di Aceh merupakan salah satu kegiatan budaya yang sangat dinantikan, terutama di wilayah Gayo, Aceh Tengah. Acara ini biasanya diselenggarakan dalam rangka perayaan hari-hari besar, seperti peringatan kemerdekaan Indonesia atau hari-hari adat setempat. Pacuan kuda di Aceh tidak hanya sekadar lomba, tetapi juga melibatkan unsur kebudayaan dan kebersamaan masyarakat.

Pacuan Kuda Tradisional Gayo diselenggarakan dua kali setiap tahunnya di Kabupaten Aceh Tengah, yaitu pada bulan Februari untuk memperingati HUT Kota Takengon dan bulan September untuk memperingati HUT RI.

Beberapa tahun belakangan ini, Provinsi Aceh sudah mengalami pemekaran kabupaten, yaitu Pemkab. Bener Meriah dan Pemkab Gayo Lues, juga menyelenggarakan lomba Pacuan Kuda Tradisional Gayo satu tahun sekali, dan kuda-kuda dari tiga kabupaten inilah yang selalu ikut dalam acara ini.

Pacuan kuda di Takengon ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, namun penyelenggaraannya dilakukan setelah masa panen hasil pertanian. Uniknya, jokinya yang disebut joki cilik umumnya masih duduk di bangku SMP, dan saat menunggang kuda tersebut, mereka tidak mengnakenakan pelana.

Sementara itu, kuda-kuda yang mereka gunakan adalah hasil persilangan kuda Australia dan kuda Gayo yang kecil-kecil, yang merupakan bantuan dari pemerintah setempat. Sekarang, kuda-kuda Gayo tersebut sudah mulai tinggi-tinggi.

Sejarah Pacuan Kuda Aceh

Tradisi pacuan kuda di Aceh diperkirakan sudah ada sejak masa kolonial Belanda, ketika kuda menjadi alat transportasi dan simbol status sosial bagi bangsawan. Di Gayo, kuda juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai hewan ternak dan transportasi. Pacuan kuda mulai populer sebagai hiburan rakyat dan lambat laun menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Gayo. Salah satu catatan sejarah menunjukkan bahwa pacuan kuda sudah menjadi ajang adu ketangkasan para pemuda sejak abad ke-19.

Keunikan Pacuan Kuda Aceh

Pacuan kuda Aceh memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari pacuan kuda tradisional lainnya di Indonesia:

  1. Joki Anak-Anak: Salah satu hal yang menarik adalah joki yang menunggangi kuda dalam pacuan ini biasanya anak-anak dengan usia antara 10 hingga 14 tahun. Mereka tidak menggunakan pelana atau alat bantu lainnya, hanya berpegangan pada badan kuda.
  2. Lintasan Alam Terbuka: Berbeda dengan pacuan kuda modern yang dilakukan di arena berpagar, pacuan kuda tradisional di Aceh sering berlangsung di padang terbuka, yang memberikan nuansa alami dan menyatu dengan lingkungan sekitar.
  3. Tidak Menggunakan Sadel: Pacuan kuda di Aceh biasanya dilakukan tanpa sadel, sehingga menambah tingkat kesulitan dan ketegangan bagi para joki.
  4. Sistem Penilaian: Pacuan kuda Aceh tidak hanya menilai kecepatan kuda, tetapi juga ketangkasan dan kemampuan mengendalikan kuda oleh para joki.

Perbedaan dengan Pacuan Kuda Tradisional Lainnya

Pacuan kuda tradisional di daerah lain seperti di Sumbawa atau Sumatera Barat mungkin juga melibatkan joki anak-anak, namun ada perbedaan pada lintasan dan peralatan. Di Sumbawa, pacuan kuda dikenal sebagai “Main Jaran” dan dilakukan di arena berpasir, sementara di Minangkabau, pacu kuda biasanya menggunakan sadel meskipun tetap mempertahankan unsur tradisionalnya.

Keseruan pacuan kuda tradisional di Aceh terletak pada keberanian joki-joki muda yang menunjukkan kelincahan dan keterampilan mereka dalam mengendalikan kuda di atas lintasan yang menantang, dengan dukungan dan sorak-sorai warga yang bersemangat mengikuti setiap perlombaan.

Sebelum PON di Aceh Tengah, ada dua kali turnamen tradisional pacuan kuda dilakukan pemerintah setempat.

Bagi masyarakat Gayo Aceh khususnya, pacuan kuda adalah ajang silaturahmi keluarga besar. Dimana saat pesta pacuan kuda, ramai-ramai masyarakat membawa bekal dari rumah yang disantap bersama-sama disela-sela acara pacuan kuda. (ian)

Share This :

Ditempatkan di bawah: ekonomi pariwisata, nusantara, update Ditag dengan:Gayo, Gayo Aceh Tengah, Kuda Tradisional, Pacuan Kuda, PON di Aceh

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Persib Bandung Tundukkan Persebaya 1-0, Gol Tunggal Uilliam Barros Jadi Penentu

13 September 2025 By admin

Enam Lembaga HAM Bentuk Tim Pencari Fakta Unjuk Rasa dan Kerusuhan

13 September 2025 By admin

BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan November 2025 – Februari 2026, Masyarakat Diminta Waspada

13 September 2025 By admin

Eduardo Perez: Persebaya ke Bandung Bukan untuk Berspekulasi

12 September 2025 By admin

Jadwal Liga Italia: Tiga Big Match Pekan Ini, Juventus Hadapi Inter Milan

12 September 2025 By admin

Bendera One Piece Jadi Simbol Frustrasi Anak Muda di Indonesia, Nepal, dan Prancis

12 September 2025 By admin

Prabowo Setujui Pembentukan Komisi Investigasi Independen untuk Selidiki Prahara Agustus

12 September 2025 By admin

Radio Siaran di Era Digital: Bertahan atau Bertransformasi?

11 September 2025 By admin

KPK Isyaratkan Menteri Agama Diduga Terima Aliran Dana Kasus Kuota Haji 2023–2024

11 September 2025 By admin

Manuel Neuer Siap Kembali ke Timnas Jerman Jika Dibutuhkan

11 September 2025 By admin

BNPB dan Pemprov Bali Tetapkan Siaga/Tanggap Darurat Banjir selama Satu Minggu

11 September 2025 By admin

PSSI Siapkan Strategi Khusus Kembangkan Pemain U-23

10 September 2025 By admin

Misinformasi, Lawan Berat Mitigasi Wabah Campak

10 September 2025 By admin

Kenapa Rasulullāh SAW. Tak Mau Menshalatkan Pelaku Korupsi?

10 September 2025 By admin

Usai Dilantik, Gus Irfan Langsung Bertolak ke Jeddah Tuntaskan Proyek Kampung Haji

9 September 2025 By admin

Studi: Minuman Manis dan Alkohol Bisa Memicu Rambut Rontok

9 September 2025 By admin

Gattuso Puji Mentalitas Italia Usai Tekuk Israel

9 September 2025 By admin

Sineas Dunia Boikot Industri Perfilman Israel sebagai Protes atas Genosida di Palestina

9 September 2025 By admin

Aspek Medis Topeng Kebohongan Politikus

8 September 2025 By admin

Menag Janji Bantu Renovasi Majelis Taklim di Bogor yang Ambruk

8 September 2025 By admin

Majelis Taklim di Bogor Ambruk, Lebih dari 80 Orang Jadi Korban

8 September 2025 By admin

Jerman Bangkit, Tundukkan Irlandia Utara 3-1 di Kualifikasi Piala Dunia 2026

8 September 2025 By admin

Alex Marquez Cetak Kemenangan Perdana di MotoGP Catalunya 2025

8 September 2025 By admin

De Bruyne Akui Aneh Hadapi Manchester City dengan Seragam Napoli

7 September 2025 By admin

SBY: Demo Jadi Pengingat Pentingnya Dialog dan Kebersamaan

7 September 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Pakar Kebijakan Publik Respons Peringatan Muhadjir soal Kementerian Haji
  • Agar Doa Lebih Mudah Terkabul Perhatikan 10 Adab Berdoa Ini
  • Robot Zamenix, Era Baru Operasi Batu Ginjal
  • Gus Ipul Ajak Kepala Daerah Sukseskan Program Prioritas Presiden Prabowo
  • MU Tetap Pertahankan Ruben Amorim Meski Catat Start Terburuk dalam 33 Tahun

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.