• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Pahami Antara Hiperventilasi dan Sesak Nafas Psikogenik

9 Oktober 2024 by zam Tinggalkan Komentar

Ilustrasi hiperventilasi. Foto: thebreatheclinic

Surabaya (Trigger.id) – Hiperventilasi dan sesak napas psikogenik memang berkaitan dengan masalah pernapasan yang disebabkan oleh faktor psikologis, tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam mekanisme dan gejalanya.

Hiperventilasi dan sesak napas psikogenik memiliki beberapa perbedaan penting, meskipun keduanya dapat disebabkan oleh kondisi psikologis seperti stres atau kecemasan.

Dokter Decsa Medika Hertanto SpPD dari RSU Dr. Sutomo dalam akun IG-nya @dokterdecsa menceritakan, bahwa hiperventilasi terjadi ketika seseorang bernapas terlalu cepat atau terlalu dalam, yang menyebabkan penurunan kadar karbon dioksida dalam darah. Hal ini sering kali disebabkan oleh kondisi kecemasan, serangan panik, atau stres yang ekstrem. Gejala hiperventilasi bisa termasuk pusing, rasa melayang, jantung berdebar, dan kesemutan di tangan atau kaki. Hiperventilasi memerlukan penanganan segera seperti mengatur pola napas atau bernapas melalui kantong kertas

Sementara sesak napas yang muncul tiba-tiba tanpa adanya riwayat penyakit jantung atau paru-paru bisa menjadi tanda stres atau reaksi emosional yang intens. Kondisi ini sering disebut sebagai sesak napas psikogenik, yang terjadi karena faktor emosional atau psikologis seperti kecemasan, panik, atau stres berat. Ketika seseorang mengalami peristiwa tragis, seperti didiagnosis dengan penyakit serius seperti kanker atau mendengar kabar buruk tentang orang terdekat, reaksi fisik terhadap stres dapat muncul dalam bentuk sesak napas.

Sesak napas psikogenik, di sisi lain, adalah kondisi di mana seseorang merasa kesulitan bernapas, meskipun tidak ada masalah fisik pada paru-paru atau jantung. Ini lebih terkait dengan sensasi ketidaknyamanan yang sering dipicu oleh faktor psikologis seperti kecemasan atau trauma emosional. Meskipun gejalanya mirip dengan hiperventilasi, pada sesak napas psikogenik tidak selalu terjadi penurunan kadar karbon dioksida dalam darah.

Penanganan kedua kondisi ini biasanya melibatkan teknik relaksasi, terapi perilaku kognitif (CBT), dan dalam beberapa kasus, obat-obatan untuk mengendalikan kecemasan atau serangan panik. Jika gejala terus berlanjut, konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat membantu dalam memahami pemicu emosional di balik kondisi tersebut.

Hiperventilasi dan sesak napas psikogenik memang berkaitan dengan masalah pernapasan yang disebabkan oleh faktor psikologis, tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam mekanisme dan gejalanya:

1. Hiperventilasi:

  • Definisi: Hiperventilasi adalah kondisi di mana seseorang bernapas terlalu cepat atau terlalu dalam, sehingga terjadi pengeluaran karbon dioksida (CO₂) berlebihan dari tubuh. Akibatnya, kadar karbon dioksida dalam darah menurun secara drastis, yang mengganggu keseimbangan kimiawi tubuh.
  • Penyebab: Hiperventilasi sering kali terjadi dalam situasi kecemasan, serangan panik, atau stres berat. Ketika seseorang merasa cemas, mereka mungkin bernapas cepat tanpa menyadarinya.
  • Gejala:
    • Napas terasa cepat dan dangkal
    • Pusing atau merasa melayang
    • Kesemutan di tangan, kaki, atau bibir
    • Nyeri dada
    • Sensasi kehilangan kontrol
    • Terkadang bisa membuat seseorang merasa seperti akan pingsan karena kekurangan oksigen di otak.
  • Penyebab Fisiologis: Hiperventilasi mengurangi kadar karbon dioksida dalam darah, yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan berkurangnya aliran oksigen ke otak dan jaringan lainnya.

2. Sesak Napas Psikogenik:

  • Definisi: Sesak napas psikogenik adalah sensasi sesak napas yang disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional, bukan oleh masalah fisik pada paru-paru atau jantung. Kondisi ini biasanya terkait dengan stres, kecemasan, atau gangguan panik, dan sering terjadi tanpa adanya perubahan dalam pola pernapasan.
  • Penyebab: Sesak napas psikogenik disebabkan oleh perasaan cemas, ketakutan, atau kejutan emosional yang intens, seperti mendengar berita buruk atau menghadapi situasi traumatis. Tidak selalu ada perubahan fisik yang nyata dalam pola pernapasan, tetapi orang tersebut merasakan kesulitan bernapas.
  • Gejala:
    • Sensasi seperti tidak bisa mengambil napas dalam
    • Perasaan napas tidak cukup, meskipun paru-paru bekerja normal
    • Napas terasa berat atau tercekik
    • Bisa disertai dengan perasaan cemas, tetapi tidak selalu napas cepat seperti pada hiperventilasi
    • Tidak ada gejala fisik lain seperti kesemutan atau pusing yang diakibatkan oleh kadar CO₂ rendah.
  • Penyebab Psikologis: Sesak napas psikogenik sering kali lebih terkait dengan persepsi seseorang tentang kesulitan bernapas, yang dipicu oleh kecemasan atau stres emosional, tanpa adanya ketidakseimbangan kimiawi yang signifikan seperti dalam hiperventilasi.

Perbedaan Utama:

  • Pola pernapasan: Dalam hiperventilasi, pernapasan menjadi cepat dan dangkal, sedangkan dalam sesak napas psikogenik, seseorang mungkin merasa kesulitan bernapas, tetapi pola napasnya bisa tetap normal atau tidak terlalu berubah.
  • Penyebab fisiologis vs. persepsi: Hiperventilasi memiliki dampak fisiologis langsung karena penurunan CO₂ dalam darah, sedangkan sesak napas psikogenik lebih banyak terkait dengan persepsi subjektif bahwa seseorang tidak bisa bernapas dengan cukup, meskipun tubuh sebenarnya tidak kekurangan oksigen.
  • Gejala tambahan: Hiperventilasi sering kali disertai dengan gejala fisik seperti pusing, kesemutan, atau kram, sedangkan sesak napas psikogenik lebih terkait dengan perasaan psikologis cemas atau tertekan tanpa gejala fisik yang ekstrem.

Kesamaan:

Kedua kondisi ini sama-sama bisa disebabkan oleh kecemasan, stres, atau emosi yang intens, dan keduanya dapat diperburuk oleh perasaan takut akan gejala yang dialami, sehingga menciptakan lingkaran setan di mana semakin merasa cemas, semakin buruk sesak napas yang dirasakan.

Penanganan:

  • Hiperventilasi sering kali bisa diatasi dengan teknik pernapasan perlahan (contohnya bernapas melalui kantong kertas untuk meningkatkan kadar karbon dioksida), sedangkan sesak napas psikogenik mungkin memerlukan pendekatan yang lebih fokus pada mengelola kecemasan atau stres, seperti melalui meditasi, teknik relaksasi, atau terapi psikologis.

Jika gejala ini terus berulang atau sangat mengganggu, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk memastikan bahwa tidak ada masalah medis yang mendasari, serta untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisi. (ian)

Sumber: @dokterdecsa, Hello Sehat, Alodokter dan lainnya

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update Ditag dengan:Decsa Medika Hartanto, Hiperventilasi, Napas Psikogenik, Sesak Nafas

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza

12 Oktober 2025 By admin

Dikalahkan Irak 0-1, Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026

12 Oktober 2025 By admin

Aktivis Serukan Larangan Israel di Dunia Sepak Bola Meski Gencatan Senjata Diberlakukan di Gaza

12 Oktober 2025 By admin

Jelang Laga Hidup Mati, Timnas Indonesia Siap Hadapi Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

11 Oktober 2025 By admin

Jay Idzes Tegaskan Perjuangan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026 Belum Usai

11 Oktober 2025 By admin

Kimmich Antar Jerman Bungkam Luksemburg 4-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026

11 Oktober 2025 By admin

Jack Osbourne Menangis Mengenang Dampak Operasi Tulang Belakang Sang Ayah

11 Oktober 2025 By admin

Studi: Asupan Omega-3 Dapat Melindungi Perempuan dari Risiko Alzheimer

11 Oktober 2025 By admin

Energi Tuan di Negeri Sendiri: Jalan Menuju Swasembada dari Hulu ke Hilir

10 Oktober 2025 By admin

Aktor Peraih Oscar Javier Bardem Sebut Tentara Israel Berlaku Seperti Nazi

10 Oktober 2025 By admin

Pakar PBB Desak Israel Dihukum atas Pelanggaran Hukum Internasional

10 Oktober 2025 By admin

Infantino Serukan Keterbukaan Global dalam Penentuan Jadwal Piala Dunia

10 Oktober 2025 By admin

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

Trump Umumkan Israel dan Hamas Setujui Tahap Pertama Rencana Gencatan Senjata di Gaza

9 Oktober 2025 By admin

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi Taklukkan Indonesia 3-2

9 Oktober 2025 By admin

KPK Temukan Fakta Baru: Biro Travel Tak Berizin Bisa Dapat Kuota Haji Khusus

8 Oktober 2025 By admin

Timnas Indonesia Asah Eksekusi Bola Mati Jelang Hadapi Arab Saudi

8 Oktober 2025 By admin

Pertamina Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Isu Negatif Soal Etanol pada BBM

8 Oktober 2025 By admin

Kluivert: Timnas Indonesia Siap Tarung Habis-habisan Demi Tiket Piala Dunia 2026

7 Oktober 2025 By admin

Kementerian PUPR Siap Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo

7 Oktober 2025 By admin

Arsenal Geser Liverpool dari Puncak Klasemen Liga Inggris

6 Oktober 2025 By admin

Delegasi Hamas Tiba di Mesir untuk Bahas Rencana Gencatan Senjata Gaza

6 Oktober 2025 By admin

Menjaga Harmoni Laut: Kisah Nelayan Bajo Berburu Gurita dengan Panah Tradisional di Wakatobi

6 Oktober 2025 By admin

Negosiator Menuju Kairo Bahas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

5 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Naskah Babad Trunajaya Dinobatkan sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) 2025
  • Kisah Haru Tim Rescue Surabaya Selamatkan Santri dari Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny
  • Ahli Gizi Peringatkan Tren Minum Starbucks dalam Labu Bisa Bahayakan Kesehatan
  • Argentina Lolos ke Final Piala Dunia U-20 Usai Tundukkan Kolombia 1–0
  • Arab Saudi Pastikan Tiket ke Piala Dunia 2026, Irak Lanjut ke Putaran Kelima

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.