• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Puasa dan Implementasi Nilai Wasathiyah dalam Ekonomi

15 April 2022 by zam Tinggalkan Komentar

H. Rasyidi, SE, M. FIQ
Bendahara Umum MUI Jawa Timur

Berdasarkan data hasil penelitian, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif, terlebih lagi di momentum bulan suci Ramadhan. Hal ini diungkapkan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) Dr. Tri Siwi Agustina, SE, M.Si.

Menurutnya, pola hidup konsumtif ini disebabkan oleh keinginan dan hasrat masyarakat Indonesia untuk memilih jenis makanan dan minuman yang variatif di bulan suci Ramadhan sebagai konsekuensi dari menahan lapar dan haus dalam kurun waktu sehari. Padahal, durasi waktu dan kesempatan untuk menikmati sajian makanan dan minuman di bulan Ramadhan relatif lebih pendek dibandingkan dengan bulan bulan lainnya.

Dalam teori ilmu ekonomi, terdapat tiga level kebutuhan. Pertama, dharuriyah (primer), yakni kebutuhan yang jika tidak dipenuhi dapat mengancam keselamatan dan keberlangsungan hidup.

Kedua, hajiyah (sekunder), yakni kebutuhan yangtidak sampai pada tahap membahayakan dan mengancam keselamatan manusia namun berguna untuk menghilangkan atau menghindari kesulitan.  Ketiga, tahsiniyyah (tersier), yakni kebutuhan yang menyangkut hal-hal bersifat pelengkap, cenderung mengarah pada kemewahan dan mengikuti trend serta gaya hidup.

Jika merujuk pada tuntunan Islam tentang pola dan cara hidup hemat dan ekonomis, maka sesungguhnya telah ada ibrah dari Nabi SAW sebagaimana tergambar dalam firman Allah dalam surat al-A’raf ayat 31 (yang artinya): “Dan makanlah dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan”

Terdapat pula hadis fi‘li-nya, yaitu (artnya): “Kami tidak makan kecuali lapar, dan ketika kami makan tidak sampai merasa kenyang”.

Apa yang tergambar dalam prilaku Nabi SAW ini sungguh memberikan pengertian bahwa mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut sebatas untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh sebagai syarat untuk menghamba kepada-Nya. Bukan untuk dijadikan gaya hidup hedonis. Selain pesan yang sarat dengan dimensi biologis (kesehatan), hadis tersebut mengandung pesan yang berdimensi ekonomis (hidip hemat) karena yang menjadi standar dan barometer adalah kebutuhan bukan kemauan.   

Menurut hemat penulis, batasan dan kriteria konsumtif ialah sebagaimana berikut. Pertama, di luar batas kebutuhan.  Prilaku konsumtif sejatinya semakna dengan menghamburkan-hamburkan harta tanpa melihat kebutuhan. Jadi, motif penggunaannya adalah kemewahan yang didasarkan kepada nafsu semata, bukan kebutuhan yang didasarkan kepada tujuan.  

Kedua, di luar batas rasional (irrasional). Pola hidup komsumtif biasanya tidak didasarkan kepada pertimbangan yang masuk akal (irrasonal), dan cenderung mengedepankan ego dan hedonism, apalagi berorientasi pada terciptanya image positif di mata orang lain.

Ketiga, tidak adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Karakter muslim yang baik ialah yang mampu membelanjakan rezeki yang Allah anugerahkan kepadanya di jalan yang benar sesuai dengan ajaran Islam yaitu halal, dan mampu menyesuaiakan antara keinginan dan kenyataan (realistis). Selain itu, juga dbutuhkan keseimbangan antara konsumsi pribadi dengan pengeluaran untuk berbagi kepada sesama.

Momentum ibadah puasa di bulan Ramadhan idealnya kita jadikan ajang untuk melatih diri agar mampu menahan diri, tidak hanya dari sesuatu yang membatalkan puasa, melainkan juga hal hal yang merusak kesempurnaan ibadah puasa karena tidak mampu menahan sifat hedonisme dan cenderung berfoya-foya. Sebaliknya, ibadah puasa seharusnya menjadikan sikap yang hemat dan irit, sehingga masih ada kelebihan yang kemudian akan diberikan kepada pihak lain yang membutuhkan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan; tidak kikir atau bakhil, tetapi juga tidak boros atau israf. Inilah yang dimaksud dengan makna wasathiyah dalam konteks ekonomi.(kai)

Share This :

Ditempatkan di bawah: Ramadhan, update Ditag dengan:nilai wasathiyah, puasa, ramadhan

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Kisah Haru Tim Rescue Surabaya Selamatkan Santri dari Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny

16 Oktober 2025 By admin

Ahli Gizi Peringatkan Tren Minum Starbucks dalam Labu Bisa Bahayakan Kesehatan

16 Oktober 2025 By admin

Argentina Lolos ke Final Piala Dunia U-20 Usai Tundukkan Kolombia 1–0

16 Oktober 2025 By admin

Arab Saudi Pastikan Tiket ke Piala Dunia 2026, Irak Lanjut ke Putaran Kelima

15 Oktober 2025 By admin

Wali Kota Eri Gandeng IKA ITS untuk Audit Struktur Bangunan Ponpes, Cegah Tragedi Serupa

15 Oktober 2025 By admin

Lansia, Genetika, dan Makan Bergizi Gratis

15 Oktober 2025 By admin

Menkeu: Saat Ini Momentum Tepat bagi Masyarakat untuk Memiliki Rumah

15 Oktober 2025 By admin

Ketika Sehat Tak Bisa Dibeli, Sebuah Renungan dari Lorong Rumah Sakit

14 Oktober 2025 By admin

Pemkot Surabaya Kembangkan SITALAS untuk Perkuat Kebijakan Responsif Anak

14 Oktober 2025 By admin

Kemkomdigi Tegur X karena Tak Bayar Denda Pornografi

14 Oktober 2025 By admin

PSSI Tunggu Erick Thohir Bahas Nasib Kluivert Setelah Gagal ke Piala Dunia 2026

14 Oktober 2025 By admin

Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza

12 Oktober 2025 By admin

Dikalahkan Irak 0-1, Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026

12 Oktober 2025 By admin

Aktivis Serukan Larangan Israel di Dunia Sepak Bola Meski Gencatan Senjata Diberlakukan di Gaza

12 Oktober 2025 By admin

Jelang Laga Hidup Mati, Timnas Indonesia Siap Hadapi Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

11 Oktober 2025 By admin

Jay Idzes Tegaskan Perjuangan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026 Belum Usai

11 Oktober 2025 By admin

Kimmich Antar Jerman Bungkam Luksemburg 4-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026

11 Oktober 2025 By admin

Jack Osbourne Menangis Mengenang Dampak Operasi Tulang Belakang Sang Ayah

11 Oktober 2025 By admin

Studi: Asupan Omega-3 Dapat Melindungi Perempuan dari Risiko Alzheimer

11 Oktober 2025 By admin

Energi Tuan di Negeri Sendiri: Jalan Menuju Swasembada dari Hulu ke Hilir

10 Oktober 2025 By admin

Aktor Peraih Oscar Javier Bardem Sebut Tentara Israel Berlaku Seperti Nazi

10 Oktober 2025 By admin

Pakar PBB Desak Israel Dihukum atas Pelanggaran Hukum Internasional

10 Oktober 2025 By admin

Infantino Serukan Keterbukaan Global dalam Penentuan Jadwal Piala Dunia

10 Oktober 2025 By admin

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Gol Telat Maguire Antar Manchester United Taklukkan Liverpool 2-1 di Anfield
  • Israel Gempur Gaza Tengah dan Selatan, Gencatan Senjata di Ujung Tanduk
  • Gus Yahya: Hari Santri Momentum Perkuat Persatuan dan Energi Kebangsaan
  • Catatan Kesehatan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
  • Puluhan Ribu Warga Diprediksi Padati Santri Land Festival 2025 di Tangerang Selatan

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.