

Ramadhan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga kesempatan emas untuk berhijrah menuju kehidupan yang lebih baik. Hijrah dalam Islam tidak hanya berarti perpindahan fisik, seperti hijrahnya Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah, tetapi juga perubahan spiritual dan moral menuju kebaikan. Ramadhan memberikan peluang besar bagi setiap Muslim untuk meningkatkan ketakwaan, memperbaiki akhlak, serta menjadikan kebiasaan baik sebagai bagian dari kehidupan setelah bulan suci berakhir.
Hijrah dalam Perspektif Islam
Hijrah secara bahasa berarti berpindah atau meninggalkan sesuatu. Dalam konteks Islam, hijrah dapat berarti meninggalkan keburukan menuju kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”
— (HR. Bukhari, no. 10)
Ramadhan menjadi momentum terbaik untuk hijrah karena di bulan ini pintu rahmat dan ampunan Allah terbuka lebar. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan penuh harapan akan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
— (HR. Bukhari, no. 38; Muslim, no. 760)
Ramadhan: Momen Hijrah Spiritual dan Akhlak
- Hijrah dari Dosa Menuju Taubat
Ramadhan mengajarkan kita untuk meninggalkan perbuatan dosa dan menggantinya dengan amal kebaikan. Allah berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
— (QS. An-Nur: 31) - Hijrah dari Malas Ibadah Menuju Ketekunan
Bulan Ramadhan menjadi momen untuk meningkatkan kualitas ibadah, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah. Hal ini sesuai dengan firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
— (QS. Al-Baqarah: 183) - Hijrah dari Hawa Nafsu Menuju Pengendalian Diri
Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan menjaga lisan serta perbuatan. Rasulullah ﷺ bersabda: “Puasa adalah perisai, maka janganlah seseorang berkata kotor atau bertindak bodoh…”
— (HR. Bukhari, no. 1894; Muslim, no. 1151)
Menjaga Keberlanjutan Hijrah Pasca Ramadhan
Agar hijrah yang dilakukan selama Ramadhan tidak hanya berlangsung sementara, ada beberapa langkah yang dapat diterapkan:
- Menjaga Konsistensi Ibadah
Menjadikan kebiasaan baik di Ramadhan sebagai amalan harian, seperti shalat malam, membaca Al-Qur’an, dan berinfak. - Bersegera dalam Kebaikan
Sebagaimana firman Allah:
“Berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.”
— (QS. Al-Baqarah: 148) - Berteman dengan Orang Shalih
Lingkungan yang baik akan membantu menjaga komitmen hijrah, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seseorang akan mengikuti agama sahabat dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi teman dekatnya.”
— (HR. Abu Dawud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378) - Bersabar dalam Menjaga Ketaatan
Hijrah yang berkelanjutan membutuhkan kesabaran. Allah berfirman: “Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
— (QS. Al-Anfal: 46)
Ramadhan bukan hanya waktu untuk memperbaiki diri sementara, tetapi momentum untuk hijrah secara berkelanjutan. Dengan memperkuat iman, meningkatkan ibadah, serta menjaga lingkungan yang baik, hijrah yang dimulai di bulan Ramadhan dapat terus berlangsung hingga kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua dapat mempertahankan spirit Ramadhan sepanjang tahun dan menjadi pribadi yang lebih bertakwa. Aamiin.
—0000—
*Akademisi UTM dan Sekretaris LDNU Jatim
Tinggalkan Balasan