
Surabaya (Trigger.id) – Cap Go Meh adalah perayaan yang menandai hari ke-15 sekaligus penutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Nama “Cap Go Meh” berasal dari dialek Hokkien yang berarti “malam kelima belas” (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Tradisi ini diyakini sudah ada sejak Dinasti Han (206 SM – 220 M) di Tiongkok.
Dalam sejarahnya, Cap Go Meh berfungsi sebagai malam untuk menyaksikan lentera (Festival Lampion) dan menutup seluruh perayaan Imlek dengan penuh suka cita. Pada masa Dinasti Tang (618-907 M), festival lentera menjadi lebih meriah dengan adanya parade, atraksi barongsai, dan tarian naga.
Tradisi ini kemudian dibawa oleh para perantau Tionghoa ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, perayaan Cap Go Meh telah mengalami akulturasi budaya. Salah satu hasil akulturasi ini adalah Lontong Cap Go Meh, makanan khas yang memadukan elemen budaya Nusantara dan Tionghoa.
Fashion dalam Perayaan Cap Go Meh
Dalam perayaan Cap Go Meh, warna merah tetap dominan karena melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Namun, di era modern, interpretasi busana untuk perayaan ini menjadi lebih beragam. Pakaian tradisional seperti Cheongsam untuk wanita dan Changshan untuk pria masih menjadi pilihan populer. Desain modern dari Cheongsam menampilkan potongan yang lebih sederhana dengan sentuhan kontemporer, memungkinkan pemakainya tampil elegan namun tetap santai.
Selain itu, beberapa selebriti Indonesia telah berbagi inspirasi gaya busana untuk perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Mereka menampilkan kombinasi antara elemen tradisional dan tren fashion terbaru, menciptakan tampilan yang kasual namun tetap memiliki sentuhan budaya.
Peluang Bisnis dalam Perayaan Cap Go Meh
Perayaan Cap Go Meh juga membuka berbagai peluang bisnis, terutama di sektor kuliner dan pariwisata. Hidangan khas seperti Lontong Cap Go Meh, yang merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Nusantara, semakin populer dan banyak ditawarkan di restoran serta warung makan, terutama di daerah Jawa dan Jakarta.
- Industri Kuliner
- Makanan Tradisional: Hidangan khas seperti Lontong Cap Go Meh menjadi salah satu peluang bisnis paling menonjol. Banyak restoran dan kedai makanan menawarkan menu spesial ini saat perayaan berlangsung.
- Cemilan dan Kue-kue Khas: Kue keranjang, kue lapis, dan manisan khas Cap Go Meh juga menjadi incaran banyak konsumen. Bisnis home industry atau UMKM sering memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan penjualan.
- Industri Fashion
- Pakaian Tradisional dan Modern: Permintaan pakaian tradisional Tionghoa seperti Cheongsam dan Changshan meningkat drastis menjelang Cap Go Meh. Desainer modern juga menawarkan koleksi dengan sentuhan tradisional namun tetap mengikuti tren mode masa kini.
- Aksesoris Tematik: Perhiasan dan aksesoris bertema keberuntungan seperti liontin berbentuk naga, koin keberuntungan, dan warna merah keemasan juga diminati.
- Pariwisata dan Hiburan
- Festival dan Parade: Kota-kota seperti Singkawang, Bogor, dan Jakarta rutin mengadakan festival Cap Go Meh dengan parade barongsai dan pertunjukan seni. Ini menjadi daya tarik wisata yang dapat menggerakkan ekonomi lokal.
- Wisata Kuliner: Beberapa kota juga menyelenggarakan pasar malam atau festival kuliner selama perayaan, menciptakan peluang bisnis bagi pelaku UMKM lokal.
- Dekorasi dan Pernak-pernik
- Lentera dan Dekorasi Khas: Lentera merah dengan tulisan kaligrafi Tionghoa menjadi simbol utama Cap Go Meh. Permintaan dekorasi meningkat di toko-toko dan marketplace online.
- Souvenir: Banyak pengrajin lokal menawarkan souvenir khas Cap Go Meh seperti boneka naga, gantungan kunci barongsai, atau amplop merah (angpao) dengan desain khusus.
- Jasa Event Organizer dan Fotografi
- Jasa event organizer yang mengatur perayaan Cap Go Meh semakin diminati, terutama untuk penyelenggaraan parade, bazar, dan festival. Selain itu, jasa fotografi untuk mengabadikan momen spesial perayaan juga menjadi peluang bisnis menarik.
Dengan berbagai peluang bisnis yang ada, perayaan Cap Go Meh di era modern bukan hanya sebuah perayaan budaya, tetapi juga momentum untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif dan pariwisata di Indonesia. (bin)
Tinggalkan Balasan