“Barang siapa menutup (aib) seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan di akhirat.”
Ingat pepatah, ”gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, sedang kutu di seberang jalan kelihatan.”. Kita mudah melihat kesalahan orang lain, tetapi melihat kesalahan diri sendiri sangat sulit.
Jika ingin menjadi orang bijaksana, jangan berpikir bahwa kita bebas dari aib dan kekurangan. Kita harus sibuk memperhatikan aib kita dan melupakan aib orang lain.
Biasanya manusia cenderung memperhatikan aib orang lain dan melupakan aib dirinya sendiri. Hendaklah kita menjauhkan diri dari mencari-cari aib dan kesalahan orang lain, apalagi sampai membeberkannya kepada orang lain. Allah Swt. berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka!. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat, 49:12).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Hati-hatilah kalian terhadap prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu merupakan perkataan yang paling dusta, dan janganlah kalian saling intai-mengintai, dan janganlah kalian saling berprasangka, dan janganlah kalian saling bersaing, dan jangan pulalah kalian saling dengki-mendengki, dan janganlah kalian saling benci-membenci, serta janganlah kalian saling jerumus-menjerumuskan, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim melalui Abu Hurairah r.a.).
Dalam hadits lain disebutkan, “Barang siapa mengintip aib saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya. Dan barang siapa Allah mengintip aibnya, maka akan dibukakan-Nya, kendatipun ia berada di dalam rumahnya”.
Dan juga dalam hadis yang lain dinyatakan, “Barang siapa menutup (aib) seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan di akhirat.”
Orang yang gemar mencari-cari aib orang lain, menceritakan kejahatan dan membeberkan keburukannya adalah seorang munafik yang terkutuk.
Seharusnya, jika kita melihat keburukan orang lain sesama muslim, kita berusaha menutupinya, seraya menasehatinya secara rahasia, penuh kelembutan dan belas kasih.Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda,
“Apabila engkau hendak menyebut aib-aib orang lain, maka ingatlah aib-aib dirimu sendiri.” (HR. Ar-Rafi’i). Hadits ini menganjurkan kita agar tidak mengingat-ingat atau menyebut-nyebut aib orang lain. Karena itu, apabila kita hendak menyebut aib orang lain, maka hendaklah kita mengingat terlebih dahulu aib yang ada pada diri kita.
—000—
- Kreator konten Trigger.id
Tinggalkan Balasan