Surabaya (Trigger.id) – Sulitnya menerima pilihan Allah meskipun kita tahu itu yang terbaik sering kali berkaitan dengan sifat manusiawi kita yang terbatas.
Kita sering kali terikat secara emosional pada sesuatu yang kita inginkan, entah itu karier, hubungan, atau tujuan hidup lainnya. Ketika Allah menentukan hal yang berbeda dari keinginan kita, kita merasa kecewa dan sulit untuk melepaskan keterikatan tersebut. Keterikatan ini bisa membuat kita merasa seolah-olah kehilangan sesuatu yang sangat berharga, padahal mungkin Allah sedang menjauhkan kita dari sesuatu yang tidak baik.
Manusia secara alami takut akan ketidakpastian. Ketika menghadapi pilihan atau takdir yang tidak sesuai dengan rencana kita, kita sering merasa cemas atau khawatir tentang masa depan. Rasa takut ini membuat kita sulit melihat bahwa apa yang terjadi mungkin adalah yang terbaik untuk kita, karena kita belum bisa memahami hasil akhirnya.
Kurangnya Pemahaman Akan Hikmah
Hikmah atau kebijaksanaan di balik takdir Allah mungkin tidak langsung terlihat. Terkadang, kita membutuhkan waktu untuk melihat kebaikan di balik keputusan Allah. Namun, ketika kita berada dalam situasi yang sulit, kita cenderung fokus pada kesulitan itu daripada mencari hikmah yang tersembunyi.
Dalam Surat An-Nahl Ayat 125
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Allah mungkin sedang menguji iman kita. Ujian ini bisa berupa kesulitan dalam menerima keputusan-Nya. Kesabaran dan tawakkal (berserah diri) adalah bagian penting dari iman, dan Allah mungkin ingin kita mengasah sifat-sifat ini melalui situasi yang sulit.
Manusia memiliki keterbatasan dalam melihat gambaran besar dari sebuah peristiwa. Kita sering kali hanya fokus pada apa yang terjadi saat ini, tanpa melihat hikmah atau kebaikan yang mungkin muncul di masa depan. Sementara itu, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Dalam surat Al-Isra Ayat 85 Allah SWT berfirman:
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Kesulitan dalam menerima takdir juga bisa menjadi bentuk ujian iman. Allah menguji hamba-Nya dengan berbagai cara untuk melihat sejauh mana kesabaran dan keimanan mereka. Dalam hal ini, menerima takdir sebagai yang terbaik adalah bagian dari penghambaan kita kepada-Nya. (kai)
—000—
Referensi: AI dan lainnya
Tinggalkan Balasan