Dalam Islam, kesabaran (sabr) merupakan salah satu kualitas yang sangat dianjurkan dan memiliki beberapa tingkatan. Kesabaran dianggap sebagai bagian penting dari iman dan merupakan salah satu cara untuk mencapai ketenangan, kedamaian batin dan kebahagiaan dalam hidup.
Kata sabar seringkali bersanding atau dikaitkan dengan ujian atau musibah. Artinya, kesabaran seseorang seringkali dikaitkan dengan sejauhmana seseorang mampu tetap bertahan dalam menghadapi ujian.
Sabar memang sangat mudah dan indah diucapkan, namun sering terasa berat menjalankannya. Namun kita harus percaya bahwa dalam setiap ujian atau musibah yang Allah berikan kepada kita, di situ Allah juga selalu menyertakan solusinya. Dan bahkan dalam setiap satu ujian kesulitan Allah sudah menyiapkan dua kunci kemudahan.
Berikut ini adalah beberapa tingkatan kesabaran menurut Islam:
Kesabaran dalam Menghadapi Musibah (Sabr ‘ala al-Bala’)
Ini adalah kesabaran tingkat dasar. Cohtoh sabar dalam menerima ujian dan cobaan yang datang dari Allah, baik berupa penderitaan fisik, kehilangan harta benda, kehilangan orang yang dicintai, atau berbagai bentuk kesulitan lainnya. Sabar seperti ini disebut dengan ridho atas segala yang diujikan oleh Allah SWT.
Islam mengajarkan bahwa musibah adalah bagian dari takdir Allah dan merupakan ujian bagi keimanan seseorang. Dalam Surat al-Baqarah ayat 156 Allah SWT berfirman:
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innâ lillaâahi wa innâ ilaihi râji’ûn” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Contoh, ada seorang suami-istri yang lama tidak memiliki keturunan. Suatu saat suami-istri tersebut berangkat umroh dengan maksud memohon kepada Allah SWT agar segera diberikan keturunan. Namun bukan keturunan yang diperoleh, justru sepulang umroh suaminya menikah lagi dengan teman satu rombongan umroh.
Awalnya memang si istri tidak bisa menerima kenyataan seperti itu. Namun akhirnya ia mampu menguasai diri dan menerima atas ujian yang diberikan Allah.
Sampai disini ujian yang diberikan Allah belum berhenti karena lagi-lagi Allah memberikan ujian lagi. Ternyata yang diberikan keturunan justru istri kedua dari suaminya.
Namun karena istri kedua tersebut merasa bersalah, lalu sebagai bentuk rasa bersalahnya ia menyerahkan bayinya untuk diasuh istri pertama. Disinilah Allah membalas kesabaran istri pertama tersebut dengan dua kemudahan sekaligus. Tak lama setelah merawat bayi dari istri kedua suaminya ternyata ia sendiri hamil.
Kesabaran dalam Menjauhi Kemaksiatan (Sabr ‘anil Ma’siyah)
Ini adalah kesabaran untuk menjauhi perbuatan dosa dan segala bentuk kemaksiatan. Kesabaran ini mengharuskan seseorang untuk menahan diri dari godaan-godaan yang bisa menjerumuskan ke dalam perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Kesabaran dalam menjauhi kemaksiatan adalah bentuk disiplin spiritual dan moral yang sangat dihargai dalam Islam. Ini adalah bentuk ibadah yang menunjukkan ketundukan kepada kehendak Allah dan upaya untuk menjaga diri dalam keadaan suci dan taat.
Kesabaran dalam menjauhi perbuatan dosa dan segala bentuk kemaksiatan dikenal sebagai “Sabr ‘anil Ma’siyah”. Ini merupakan salah satu tingkat kesabaran yang sangat penting dalam Islam.
Contoh-Contoh Kesabaran dalam Menjauhi Kemaksiatan
- Menahan diri dari berbohong: Walaupun berbohong mungkin tampak sebagai jalan keluar yang mudah dalam situasi sulit, kesabaran ini menuntut seseorang untuk tetap jujur.
- Menahan diri dari mengambil yang bukan haknya: Ini termasuk berbagai bentuk pencurian atau kecurangan.
- Menjaga pandangan: Menahan diri dari melihat hal-hal yang diharamkan, seperti pornografi atau hal-hal lain yang merangsang syahwat.
- Menahan diri dari pergaulan bebas: Menghindari hubungan yang tidak sah atau zina.
- Menahan amarah: Mengendalikan diri agar tidak terjerumus dalam tindakan yang merusak, seperti kekerasan fisik atau verbal.
Kesabaran dalam Ketaatan kepada Allah (Sabr ‘ala Ta’ah)
Ini adalah kesabaran yang diperlukan untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjalankan ibadah sehari-hari seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Kesabaran ini juga mencakup usaha dalam menjaga konsistensi dan keikhlasan dalam beribadah, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan.
Kesabaran dalam ketaatan kepada Allah, atau Sabr ‘ala Ta’ah, adalah salah satu bentuk kesabaran yang sangat penting dalam Islam. Ini melibatkan keteguhan dan komitmen seorang Muslim dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan melakukan berbagai ibadah meskipun menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Kesabaran dalam Ketaatan kepada Allah (Sabr ‘ala Ta’ah):
- Definisi
- Sabr ‘ala Ta’ah adalah kesabaran yang diperlukan untuk konsisten dan teguh dalam melaksanakan perintah-perintah Allah serta menjalankan berbagai bentuk ibadah dengan penuh keikhlasan dan ketulusan, tanpa merasa lelah atau putus asa.
- Pentingnya Kesabaran Ini
- Kesabaran dalam ketaatan adalah fondasi yang memastikan seorang Muslim tetap berada di jalan yang benar. Melakukan ibadah secara terus-menerus dan konsisten memerlukan dedikasi, terutama ketika menghadapi godaan, kesulitan, atau gangguan.
- Contoh-Contoh Kesabaran dalam Ketaatan kepada Allah
- Menjaga shalat lima waktu: Menunaikan shalat tepat waktu setiap hari, bahkan ketika dalam situasi sulit seperti kelelahan, pekerjaan, atau dalam perjalanan.
- Berpuasa di bulan Ramadhan: Menahan lapar dan dahaga dari fajar hingga maghrib selama sebulan penuh, meskipun dalam kondisi panas atau ketika bekerja keras.
- Menunaikan zakat: Memberikan sebagian harta kepada yang berhak meskipun ada keinginan untuk menyimpan atau menggunakan harta tersebut untuk keperluan pribadi.
- Berhaji: Melakukan perjalanan jauh ke Mekah dan menjalankan serangkaian ibadah haji yang memerlukan pengorbanan fisik, waktu, dan finansial.
- Mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam: Menghabiskan waktu untuk belajar Al-Qur’an, hadis, dan ilmu-ilmu agama lainnya serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kesabaran membawa banyak manfaat dan berkah, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan mengamalkan kesabaran, seorang Muslim dapat mencapai kedamaian, keberhasilan, dan keridhaan Allah.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan orang yang beriman itu. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik, dan hal itu tidaklah dimiliki kecuali oleh orang yang beriman. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka hal itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim).
—000—
*Muslim Influencer
Tinggalkan Balasan