
Surabaya (Trigger.id) – Sai, yaitu perjalanan bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah, merupakan salah satu rukun ibadah haji dan umrah yang dilakukan sebagai bentuk ketaatan dan penghayatan terhadap sejarah perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim AS. Namun di balik ibadah ini, tersimpan berbagai manfaat spiritual dan kesehatan yang sering kali luput dari perhatian.
1. Sai sebagai Refleksi Spiritual dan Kepasrahan
Dari sisi agama, Sai merupakan simbol ketekunan, pengorbanan, dan tawakkal seorang ibu—Hajar—yang berlari mencari air demi anaknya, Nabi Ismail AS. Gerakan bolak-balik ini bukan sekadar fisik, melainkan refleksi perjalanan hati menuju kebergantungan total kepada Allah SWT.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menekankan pentingnya simbolisme dalam ibadah:
كل حركة في العبادة ليست عبثاً، بل لها معنى روحي عميق، تدعو القلب إلى الخضوع وتذكّر بالله في كل خطوة
“Setiap gerak dalam ibadah tidaklah sia-sia, melainkan memiliki makna spiritual yang dalam, yang mengajak hati untuk tunduk dan mengingat Allah dalam setiap langkah.”
Sai juga menjadi pengingat bahwa solusi bisa datang dari arah yang tidak disangka-sangka, sebagaimana zamzam memancar bukan dari tempat Hajar berlari, melainkan dari bawah kaki Ismail. Ini mengajarkan bahwa ikhtiar dan doa harus berjalan bersamaan.
2. Perspektif Kesehatan: Latihan Fisik dan Stimulasi Mental
Dari sudut pandang kesehatan, sai adalah aktivitas fisik yang menyehatkan. Menurut Dr. Zaid Ahmad, seorang spesialis kedokteran olahraga asal Arab Saudi:
“Sai merupakan bentuk olahraga ringan yang dapat meningkatkan detak jantung, melatih pernapasan, dan memperlancar sirkulasi darah, khususnya bagi para jemaah yang lanjut usia.”
Gerakan jalan cepat dan terkadang lari-lari kecil di antara dua titik juga berfungsi seperti interval training dalam dunia medis. Ini membantu meningkatkan kapasitas aerobik dan stamina tubuh. Dalam jangka panjang, aktivitas seperti ini bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Selain itu, suasana spiritual yang menyelimuti pelaksanaan Sai diyakini memiliki efek positif terhadap kesehatan mental. Dr. Nurul Hafizah, psikolog klinis dari Malaysia, menyatakan:
“Ketika seseorang melakukan Sai dalam kondisi penuh khusyuk dan refleksi spiritual, terjadi pelepasan hormon endorfin yang membantu mengurangi stres dan memberikan rasa tenang.”
3. Harmoni Ibadah dan Kesehatan
Fenomena menarik dalam ibadah Sai adalah harmonisasi antara gerakan fisik dan keikhlasan batin. Dalam Islam, setiap ibadah tidak hanya bertujuan mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga membawa maslahat (manfaat) duniawi.
Syekh Yusuf Al-Qaradawi dalam bukunya Ibadah dalam Islam menulis:
العبادة في الإسلام ليست مجرد طقوس فارغة، بل وسيلة لتكوين شخصية سليمة روحياً وعقلياً وجسدياً
“Ibadah dalam Islam bukan sekadar ritual kosong, tetapi sarana membentuk pribadi yang sehat secara spiritual, mental, dan fisik.”
Dengan demikian, Sai bukan hanya bagian dari rangkaian ibadah haji dan umrah, melainkan juga bentuk ibadah yang mengandung nilai-nilai universal tentang perjuangan, kesehatan, dan pengharapan.
Sai adalah bukti bahwa setiap syariat dalam Islam memiliki hikmah yang sangat luas. Dari perjuangan seorang ibu di padang pasir hingga manfaat fisiologis yang kini diakui dunia medis, Sai menunjukkan bahwa ibadah bukan hanya urusan akhirat, melainkan juga jalan menuju keseimbangan hidup di dunia.
Menghayati Sai dengan kesadaran spiritual dan ilmiah menjadikan ibadah ini lebih bermakna. Bukan hanya sekadar ritual, tetapi sarana penyembuhan jiwa dan raga. (bin)
Sumber: Berbagai
Tinggalkan Balasan