
“….. Merahasiakan wali-wali-Nya di tengah tengah manusia. Dan menyisipkan kematian di sepanjang umur. Serta merahasiakan shalat Wustha di dalam shalat lima waktu.“
Oleh: Drs KH Muh Syahrir S Ag M Hi (Anggota Komisi Dakwah MUI Sulsel

Tiga dari enam perkara penting yang pernah disampaikan Sayyidina Umar ra. Bahwa Allah swt sengaja merahasiakan perkara ini terhadap hamba-Nya. Semua itu tentu saja memiliki alasan tersendiri. Antara lain, agar hamba-Nya bersungguh-sungguh dalam mendapatkannya.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Sayyidina Umar ra. Bahwa ia berkata sebagai berikut :
إِنَّ اللهَ كَتَمَ سِتَّةً فِى سِتَّةٍ : كَتَمَ الرِّضَا فِى طَاعَةٍ وَكَتَمَ اْلغَضَبَ فِى مَعْصِيَةٍ وَكَتَمَ لَيْلَةَ اْلقَدْرِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ وَكَتَمَ اَوْلِيَاءَهُ فِيْمَا بَيْنَ النَّاسِ وَكَتَمَ الْمَوْتَ فِى اْلعُمْرِ وَكَتَمَ الصَّلَاةَ اْلوُسْطَى فِى الصَّلَوَاتِ
“Sesungguhnya Allah merahasiakan enam perkara di dalam enam perkara lainnya, yaitu : merahasiakan ridha-Nya dalam perbuatan taat. Merahasiakan murka-Nya dalam perbuatan maksiat. Merahasiakan Lailatul Qadar dalam bulan Ramadhan. Merahasiakan wali-wali-Nya di tengah tengah manusia. Dan menyisipkan kematian di sepanjang umur. Serta merahasiakan shalat Wustha di dalam shalat lima waktu.“
Pertama, Allah merahasiakan ridha-Nya di balik ketaatan seorang hamba-Nya. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-Nya bersungguh-sungguh melakukan ketaatan kepada Allah. walaupun terlihat sederhana. Sebab, boleh jadi di balik ketaatan seorang hamba yang tampaknya sederhana ternyata disitulah terdapat ridha-Nya.
“Ketika kita membaca riwayat para sahabat ternyata banyak dari mereka bahkan mewajibkan amalan sunah yang menjadi andalan mereka untuk mendapatkan keistimewaan dan ridho Allah swt”.
Kedua, Allah Subhanahu Wa Ta’ala merahasiakan murka-Nya terhadap hamba-Nya yang berani melakukan kemaksiatan. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-Nya bersungguh-sungguh menjauhi kemaksiatan. Dengan begitu, hamba-Nya tidak akan menyepelekan segala bentuk kemaksiatan, walaupun tampaknya sederhana. Sebab, boleh jadi di balik kemaksiatan yang tampaknya sederhana itulah terdapat murka-Nya.
Ketiga, Allah swt merahasiakan kapan datangnya malam kemuliaan (lailatul qadar) di bulan Ramadhan. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-Nya bersungguh-sungguh beribadah sepanjang bulan suci Ramadhan. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah, bahwa malam lailatul qadar itu lebih baik dibandingkan seribu bulan.
Maka beruntunglah bagi kita yang terus rajin beribadah dan memperbanyaknya di bulan Ramadhan kemarin. Semoga Ramadhan kemarin kita mendapatkan malam kemuliaan (lailatul qadar) dan meraih ridho Allah.
Tinggalkan Balasan