• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Harapan Redefinisi Upaya Kesehatan Kabinet Merah-Putih

24 Oktober 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Pandemi Covid-19 telah berlalu. Momen traumatis yang melanda dunia itu, banyak memberi pelajaran berharga. Anggaran kesehatan, kerugian ekonomi, dan dampak sosialnya luar biasa besar. Sektor pendidikan mengalami tekanan hebat, sebagai imbas lockdown. Apa hikmahnya ? Membengkaknya biaya kesehatan bisa dihindari, jika masyarakat tidak terpapar virus penyebabnya. Hal itu efektif dicegah dengan mematuhi protokol kesehatan. Meski pengadaan vaksinasi memakan dana besar, pandemi terbukti dapat dikendalikan. Artinya aspek preventif lebih efisien dan efektif, ketimbang sisi kuratif.

Indonesia memiliki area geografis yang unik. Masyarakatnya pun sangat majemuk. Tingkat pendidikan yang tidak merata, memantik sulitnya mencapai optimalisasi derajat edukasi pencegahan penyakit. Misalnya terkait korban kecelakaan lalu lintas (KLL). Laju teknologi dan perekonomian, memicu melonjaknya kebutuhan sarana transportasi di seluruh negeri. Tanpa pengetahuan dan disiplin berlalu lintas, niscaya angka KLL sulit dikendalikan. Dalam situasi kompleks seperti itu, aspek penanganan kuratif korban KLL mungkin lebih berperan. Persoalannya, tidak semua daerah di Indonesia memiliki fasilitas kesehatan yang memadai untuk keperluan tersebut. Kalau toh ada, umumnya tanpa dilengkapi dokter yang berkompeten menanganinya. Solusi kompleksnya problem kronis pemerataan pelayanan kesehatan, menjadi “pekerjaan rumah” bagi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca juga: Overtraining Syndrome Melanda Skuad Garuda?

Problem kesehatan Indonesia

Tantangan fundamental saat ini, ditujukan terhadap pengelolaan lima penyakit utama. Penyakit tersebut adalah jantung, kanker, stroke, gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis reguler, serta tingginya angka kematian ibu melahirkan dan bayi.

Anggaran belanja kesehatan bisa menghabiskan Rp.186,4 triliun pada tahun 2024. Itu belum termasuk pembiayaan dari sektor privat ataupun tender yang anggarannya setara dengan yang disalurkan melalui BPJS. Sekitar 85-90 persen bujet kesehatan, dialokasikan bagi layanan kuratif.
Contohnya pembiayaan penyakit jantung sebagai penyebab kematian tertinggi, mencapai Rp.67,34 triliun pada tahun 2024. Nominal tersebut memakan lebih dari separo anggaran total penyakit tidak menular (PTM). Belanja layanan kuratif berpotensi dipangkas maksimal, jika edukasi preventif penyakit berjalan optimal. Upaya itu menghadapi kendala dan tantangan besar.

Sejatinya mayoritas PTM dapat dicegah sejak dini. Sasarannya pada pengendalian faktor risiko penyebabnya. Dampak fatalitas akibat penyakit menular (PM) pun, berpotensi dapat dicegah. Penerapannya melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Faktor risiko utama yang mendasari PTM dan PM adalah rokok. Terkait penyakit jantung koroner, produk tembakau itu memicu 87 persen penyebab kematiannya. Di sisi lain, rokok dan tuberkulosis memantik kolaborasi buruk. Dampaknya mendasari penyebab kematian tertinggi penyakit infeksi menular. Kini pemberantasan tuberkulosis menjadi atensi utama pemerintahan Prabowo-Gibran.

Bagai dua sisi mata uang. Rokok banyak bahayanya, tetapi ada pula “keuntungannya”. Cukai hasil tembakau menghasilkan penerimaan negara yang cukup besar. Misalnya pada tahun 2023, mencapai Rp. 210,29 triliun. “Kontributornya” sekitar 70 juta perokok aktif yang justru didominasi masyarakat miskin. Sebanyak 7,4 persen di antaranya, berusia 10-18 tahun yang mayoritas belum berpenghasilan.

Masalah pelik berikutnya adalah lonjakan prevalensi obesitas dan diabetes. Kedua problem klinis itu, mendasari mayoritas faktor risiko PTM. Pada PM pun, berpotensi menimbulkan output yang jauh lebih buruk. Obesitas dan diabetes, dapat dicegah melalui edukasi pola perilaku hidup sehat. Konsumsi gula, garam, dan lemak yang melebihi rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia, belum mendapatkan respons optimal dari masyarakat. Di sisi lain pemerintah masih “gamang” menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Proyeksinya baru diberlakukan tahun 2025. Jumlah penyandang obesitas dan diabetes di negara kita, berturut-turut mencapai sekitar 68 juta dan 19,5 juta jiwa. Kondisi itu diperparah dengan malasnya warga bergerak. Berdasarkan riset, rakyat Indonesia menduduki peringkat pertama pejalan kaki termalas di dunia. Tanpa upaya pencegahan yang lebih keras, diprediksi prevalensi diabetes dan obesitas semakin kencang melaju.

Tantangan upaya kesehatan

Aspek promotif dan preventif lebih diutamakan ketimbang intervensi kuratif, karena lebih dibutuhkan rakyat dan sesuai dengan kondisi saat ini. Hal itu sesuai amanat Undang-Undang (UU) Kesehatan No.17 tahun 2023. Dengan dihapusnya mandatory spending kesehatan sebesar lima persen dana APBN dan sepuluh persen APBD, diprediksi upaya kesehatan negara kita akan semakin tertantang. Pasalnya menurut data Bank Dunia tahun 2023, anggaran kesehatan Indonesia jauh tertinggal dibanding negara-negara middle income lainnya.

Sejak awal penyusunan RUU Kesehatan Omnibus Law, terkesan tidak transparan. Publik paham, pengesahan UU Kesehatan tersebut oleh DPR merupakan kemauan pemerintah. Nyaris tanpa kritisi wakil rakyat yang juga mewakili tenaga kesehatan sebagai bagian dari rakyat Indonesia.
Pelantikan 580 anggota DPR periode 2024-2029 telah digelar. Hanya tujuh orang di antaranya yang berlatar belakang profesi dokter. Sementara itu penentu kebijakan di kabinet untuk bidang kesehatan, masih diisi wajah-wajah lama. Benarkah dokter tidak “menjiwai” ranah politik ? Pertanyaan tersebut sekaligus sebagai “penyemangat” peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) yang jatuh setiap tanggal 24 Oktober.

Semoga pemerintahan yang baru dapat membawa efisiensi anggaran, khususnya pembiayaan kesehatan di tengah-tengah ruang fiskal yang kian tertekan.
—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update Ditag dengan:Harapan, Kabinet Merah Putih, kesehatan, Merah Putih, pandemi covid-19, Redefinisi

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Bali United Resmi Gaet Striker Muda Jens Raven untuk Musim 2025/2026

13 Juli 2025 By admin

Olahraga Sebagai Gaya Hidup Masyarakat Modern

13 Juli 2025 By admin

Setelah iPhone 17 Air, Kini Giliran Bocoran Warna iPhone 17 Beredar

13 Juli 2025 By admin

Rahasia Konten Video TikTok Bisa Tembus FYP, Begini Pengalaman Para Affiliator Sukses

13 Juli 2025 By admin

Rosie O’Donnell Balas Ancaman Trump Cabut Kewarganegaraan

13 Juli 2025 By admin

Ingin Lebih Rajin Berolahraga? Coba Ubah Rutinitas Tidur Malam Anda

13 Juli 2025 By admin

Stefano Pioli Resmi Kembali Tangani Fiorentina untuk Musim 2025/26

13 Juli 2025 By admin

Iran Lanjutkan Kerja Sama dengan IAEA dalam Format Baru Demi Keamanan Nuklir

13 Juli 2025 By admin

Wakil Direktur FBI Dan Bongino Pertimbangkan Mundur di Tengah Polemik Dokumen Epstein

12 Juli 2025 By isa

Menghargai Sang Maestro, Pemerintah Berencana Renovasi Rumah Seniman Tradisi

12 Juli 2025 By admin

Komisi VIII DPR RI Upayakan Tambahan Kuota Haji dari Kazakhstan

12 Juli 2025 By admin

UEFA Larang Crystal Palace Tampil di Liga Europa

12 Juli 2025 By admin

BPH RI Akan Ambil Alih Penuh Penyelenggaraan Haji Mulai 2026

11 Juli 2025 By admin

Allah Tidak Akan Mengingkari Orang yang Yakin kepada-Nya

11 Juli 2025 By admin

Melestarikan Warisan Hoyak Tabuik, Langkah Kota Pariaman Menuju UNESCO

11 Juli 2025 By admin

Indonesia Catatkan Peringkat FIFA Terbaik dalam 19 Tahun, Naik ke Posisi 118 Dunia

11 Juli 2025 By admin

Virus Hanta Menyasar Indonesia, Bahayakah?

10 Juli 2025 By admin

Studi Terbaru: Konsumsi Lebih Banyak Buah dan Sayur Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur

10 Juli 2025 By admin

PSG Lolos ke Final Piala Dunia Antarklub Usai Bungkam Real Madrid 4-0

10 Juli 2025 By admin

Indonesia dan Brazil Sepakat Kembangkan Teknologi Rudal dan Kapal Selam

10 Juli 2025 By admin

Benarkah Keju Bisa Memicu Mimpi Buruk? Ini Kata Peneliti

10 Juli 2025 By admin

Menag: Jalur Laut untuk Haji dan Umroh Masih Tahap Wacana

9 Juli 2025 By admin

Mensos Dukung Penggunaan AI di Sekolah Rakyat

9 Juli 2025 By admin

Pedro Cetak Dua Gol, Chelsea Kalahkan Fluminense dan Lolos ke Final Piala Dunia Antarklub 2025

9 Juli 2025 By admin

Berapa Banyak Set yang Dibutuhkan untuk Membentuk Otot? Penelitian Baru Ungkap Jawabannya

9 Juli 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Nadiem Makarim Kembali Diperiksa Terkait Kasus Dugaan Korupsi Chromebook
  • HBO Rilis Tampilan Perdana Serial Harry Potter
  • Konsumsi Lebih Banyak Buah dan Sayur Bisa Turunkan Risiko Alzheimer
  • DPR Desak Polri Bongkar Sindikat Beras Oplosan
  • Lamine Yamal Terancam Investigasi Terkait Kontroversi Pesta Ulang Tahun ke-18

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.