
Surabaya (Trigger.id) — Apakah jari manis Anda lebih panjang daripada jari telunjuk? Jika iya, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa Anda mungkin memiliki potensi kebugaran kardio yang lebih baik.
Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Human Biology ini menemukan hubungan antara rasio panjang jari tangan — khususnya perbandingan antara jari telunjuk (2D) dan jari manis (4D), yang dikenal dengan istilah rasio digit 2D:4D — dengan kemampuan daya tahan tubuh dalam berolahraga.
“Orang yang memiliki rasio digit lebih rendah, artinya jari telunjuknya lebih pendek dari jari manis, cenderung memiliki ketahanan lebih baik dalam olahraga yang menantang daya tahan, seperti lari jarak jauh, bersepeda, atau olahraga tim yang mengandalkan kekuatan aerobik,” kata Grant Tomkinson, PhD, pakar ilmu olahraga dari University of South Australia, seperti dikutip Health. Ia menambahkan bahwa rasio ini berpotensi menjadi alat skrining sederhana untuk mengukur aspek tertentu dari kebugaran kardiorespirasi.
Apa yang Ditemukan Penelitian?
Dalam tinjauan 22 studi yang melibatkan 5.293 orang dari 12 negara, para peneliti menilai hubungan antara rasio digit dan berbagai indikator kebugaran kardiorespirasi, termasuk kemampuan tubuh memanfaatkan oksigen selama latihan intens dan seberapa lama seseorang mampu berolahraga hingga kelelahan.
Hasilnya, individu dengan rasio digit rendah (jari manis lebih panjang dari jari telunjuk) cenderung memiliki toleransi olahraga yang lebih baik dan performa daya tahan yang lebih tinggi. Namun, rasio digit tidak berhubungan dengan aspek kebugaran lain seperti kapasitas aerobik secara keseluruhan atau efisiensi metabolik.
Apakah Panjang Jari Berkaitan dengan Kesehatan Lain?
Penelitian sebelumnya juga menghubungkan rasio digit rendah dengan karakteristik seperti agresivitas fisik yang lebih tinggi dan kecenderungan kompetitif. Beberapa studi bahkan menemukan bahwa atlet elit lebih banyak memiliki rasio digit rendah dibandingkan non-atlet.
Michael Fredericson, MD, pakar kedokteran olahraga dari Stanford Medicine, menjelaskan bahwa sebagian penelitian menunjukkan rasio digit rendah berkaitan dengan kekuatan genggaman yang lebih besar, kecepatan lari yang lebih tinggi, serta kekuatan eksplosif yang lebih baik, terutama pada pria dan olahraga yang menuntut daya tahan atau kekuatan ledakan.
Selain itu, orang dengan rasio digit rendah dilaporkan mengalami lonjakan hormon testosteron yang lebih tinggi saat berolahraga intens, yang mungkin membuat mereka lebih tahan menghadapi rasa tidak nyaman saat latihan berat.
Apa Penyebabnya?
Secara teori, panjang jari diyakini dipengaruhi oleh paparan hormon testosteron saat masih dalam kandungan. Paparan testosteron prenatal ini dianggap berperan dalam perkembangan organ penting seperti jantung, paru-paru, otot, dan tulang yang mendukung kebugaran jantung.
“Paparan testosteron sejak dalam kandungan bisa berdampak jangka panjang pada bagaimana tubuh merespons tantangan fisik seperti olahraga berat,” kata Tomkinson. Motivasi saat berolahraga juga diduga dipengaruhi oleh hormon ini.
Masih Ada Perdebatan Ilmiah
Meski begitu, beberapa ilmuwan mempertanyakan akurasi hipotesis ini. James Smoliga, PhD, dari Tufts University, menilai rasio digit seseorang dapat berubah seiring waktu dan tidak selalu mencerminkan paparan testosteron di masa janin. Ia juga menunjukkan bahwa bahkan anak kembar identik, yang berbagi lingkungan rahim yang sama, bisa memiliki rasio digit yang berbeda.
Selain itu, menurut Smoliga, belum ada metode ilmiah yang benar-benar bisa memastikan paparan testosteron janin secara akurat kecuali melalui pemantauan ketat cairan ketuban, yang tentu tidak mungkin dilakukan pada populasi umum.
Jadi, Apakah Panjang Jari Menentukan Prestasi Olahraga?
Para peneliti mengatakan, rasio digit mungkin bisa menjadi salah satu indikator awal untuk mendeteksi potensi atletik, tetapi tidak bisa menggantikan pengujian kebugaran fisik secara langsung. Fredericson menambahkan bahwa sebagian besar studi tentang rasio digit masih bersifat observasional dan belum membuktikan hubungan sebab-akibat.
“Yang paling penting tetap latihan fisik. Latihan kardio dan kekuatan terbukti jauh lebih berdampak pada performa dibandingkan panjang jari Anda,” tegas Smoliga.
Jadi, meskipun panjang jari bisa memberi gambaran kecil tentang potensi daya tahan tubuh, membangun kebugaran jantung yang kuat tetap membutuhkan latihan rutin dan gaya hidup sehat. (ian)
Sumber: Health
Tinggalkan Balasan