
Surabaya (Trigger.id) – Selama bertahun-tahun, banyak orang percaya bahwa untuk menjaga kesehatan tubuh, seseorang harus berjalan minimal 10.000 langkah per hari—setara dengan sekitar 5 mil atau 8 kilometer. Namun, sebuah penelitian terbaru menantang anggapan tersebut.
Hasil meta-analisis yang dipublikasikan di The Lancet Public Health menunjukkan bahwa berjalan 7.000 langkah sehari saja sudah cukup memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, termasuk kanker, demensia, dan penyakit jantung.
7.000 Langkah Sehari Cukup untuk Sehat
Penelitian ini menganalisis 57 studi dengan lebih dari 160.000 partisipan dari berbagai negara. Dibandingkan dengan orang yang hanya berjalan 2.000 langkah sehari, mereka yang mencapai 7.000 langkah mengalami manfaat kesehatan yang signifikan, di antaranya:
- Risiko demensia berkurang 38%
- Risiko penyakit kardiovaskular turun 25%
- Gejala depresi berkurang 22%
- Risiko diabetes menurun 14%
- Risiko kanker berkurang 6%
- Risiko jatuh turun 28%
- Risiko kematian dari semua penyebab berkurang 47%
- Risiko meninggal karena penyakit jantung menurun 47%
- Risiko meninggal akibat kanker turun 37%
Menariknya, manfaat kesehatan sudah terlihat bahkan di bawah angka 7.000 langkah. Misalnya, berjalan 4.000 langkah sehari (sekitar 2 mil) dikaitkan dengan penurunan risiko kematian hingga 36% dibandingkan hanya 2.000 langkah.
Setiap Langkah Bernilai
Mladen Golubic, MD, PhD, profesor kedokteran keluarga dan komunitas di University of Cincinnati, menegaskan bahwa “setiap langkah berarti.” Aktivitas sederhana seperti berjalan dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, hingga gejala depresi.
Namun, peneliti juga mencatat beberapa keterbatasan. Untuk kondisi tertentu seperti kanker dan demensia, data masih terbatas. Selain itu, sebagian besar penelitian dilakukan di negara berpenghasilan tinggi, sehingga hasilnya mungkin belum sepenuhnya mewakili populasi global.
Asal-Usul Target 10.000 Langkah
Lalu, dari mana munculnya angka 10.000 langkah? Menurut sebuah studi tahun 2019, target tersebut bermula pada tahun 1960-an di Jepang ketika sebuah perusahaan meluncurkan pedometer bernama manpo-kei, yang berarti “meter 10.000 langkah.”
Meski awalnya sekadar strategi pemasaran, angka bulat 10.000 kemudian melekat di benak masyarakat. Studi lain menunjukkan bahwa orang cenderung merasa lebih puas saat mencapai target dengan angka bulat dibandingkan angka yang tidak genap, seperti 7.000 atau 8.500.
Tidak Harus 10.000, yang Penting Konsisten
Meski berjalan 10.000 langkah tentu memberikan manfaat kesehatan, penelitian terbaru ini menegaskan bahwa tidak perlu terobsesi dengan angka tersebut. Bahkan 4.000–7.000 langkah sehari sudah mampu memberikan perlindungan signifikan terhadap berbagai penyakit.
Pada akhirnya, kuncinya adalah konsistensi. Bergerak lebih banyak—apa pun jumlah langkahnya—jauh lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali. (ian)
Tinggalkan Balasan