
Surabaya (Trigger.id) – Ada pertanyaan yang mungkin menggelitik kita semua. Jika shalat, puasa, haji, sedekah dan sebagainya tidak menjamin kita masuk surga, lalu buat apa kita beribadah?. Bukankah Allah SWT menugaskan dan memerintahkan kita untuk beribadah?.
Beribadah memang kewajiban kita sebagai manusia. Jalan menuju surga satu diantaranya dengan cara memperbanyak ibadah. Tetapi jangan lupa, sebanyak apapun jumlah dan sebagus apapun kualitas ibadah kita, jika semuanya tidak mendapat ridha dari Tuhan yang Maha Kuasa tetaplah sia-sia. Karena itu, keridhoan Allah-lah yang harusnya menjadi tujuan kita dalam segala hal termasuk ibadah yang kita lakukan.
Seseorang yang telah memiliki keimanan yang tinggi dalam setiap langkahnya akan selalu berharap pada keridhoan Allah Suhhanahu wa ta’ala. Karena, meraih keridhoan Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan tujuan tertinggi dan teragung, bahkan menjadi salah satu jalan agar digolongkan sebagai kaum penghuni surga.
Sebagaimana Allah Suhhanahu wa ta’ala.berfirman dalam surat At-Taubah 72 yang artinya, ‘Dan keridhaan Allah adalah lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar’.
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّٰتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
Artinya: Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.
Untuk mendapatkan keridhoan Allah Suhhanahu Wa Ta’ala, ada banyak amalan yang dapat dilakukan. Hal yang sangat mudah adalah menyatakan keteguhan diri dalam beriman.
Sebagaimana disebutkan dalam Hadis Riwayat Imam Muslim, yang artinya, ‘Maka kabarkan padaku tentang iman, Rasulullah bersabda; Iman adalah bahwa kamu beriman kepada Allah dan malaikat-Nya, segala kitab-Nya, dan Rasul-Nya dan hari akhirat serta kamu beriman dengan qadar baik dan buruk’.
Kemudian untuk mencari ridho Allah Suhhanahu Wa Ta’ala, jadilah pengikut para sahabat nabi. Sebagaimana disebutkan dalam al qur’an surat At Taubah 100,
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
Artinya: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Keridhoan Allah Suhhanahu wa ta’ala, juga bisa di dapat bilamana setiapkali kita mendapatkan kenikmatan berucap memuji namaNya. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits Anas bin Malik, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala rhido kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum’.
Perbuatan yang dapat mendatangkan ridhoan Allah Suhhanahu Wa Ta’ala,dengan tidak syirik,tidak berpecah belah dan salin menasehati.
Keridhoan Allah Suhhanahu Wa Ta’ala, juga bisa di dapat lewat keridhoan dari kedua orang tua. Dari Abdullah bin ’Amru radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,’Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).
Kemudian melakukan melakukan infak di jalan Allah Suhhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana dalamsurat Al Baqorah ayat 265 yang artinya, ‘Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat’. (ian)
Tinggalkan Balasan