
Surabaya (Trigger.id) – Jika Anda berpikir bahwa mengganti roti, sereal, dan makanan lain dengan versi bebas gluten dapat meningkatkan kesehatan Anda, mungkin Anda perlu mempertimbangkan kembali. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Plant Foods for Human Nutrition pada Desember lalu menemukan bahwa produk bebas gluten cenderung lebih tinggi kandungan gula dan kalorinya, serta memiliki lebih sedikit protein, serat, dan beberapa nutrisi penting dibandingkan dengan produk yang mengandung gluten.
Gluten dan Siapa yang Harus Menghindarinya
Gluten adalah protein penyimpanan yang terdapat dalam biji-bijian gandum dan banyak ditemukan dalam makanan berbasis tepung gandum. Orang dengan penyakit celiac, alergi gandum, atau sensitivitas terhadap gluten harus menghindarinya karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan gejala lainnya. Penyakit celiac diperkirakan memengaruhi sekitar 1% populasi di Amerika Serikat, sementara sensitivitas terhadap gluten dapat terjadi pada sekitar 6% orang.
Namun, survei menunjukkan bahwa sekitar 22% orang tanpa diagnosis sensitivitas gluten mencoba atau mengikuti diet bebas gluten karena percaya bahwa diet ini lebih sehat. Industri produk bebas gluten sendiri telah berkembang menjadi bisnis bernilai miliaran dolar.
“Banyak manfaat yang diklaim dari produk bebas gluten, seperti pengendalian berat badan, manajemen diabetes, peningkatan kejernihan mental, dan kesehatan tulang yang lebih baik, sering kali dipromosikan di media populer. Namun, klaim ini tidak didukung oleh penelitian medis,” kata Sachin Rustgi, PhD, seorang profesor di Departemen Ilmu Tanaman dan Lingkungan Clemson University, sekaligus salah satu penulis studi ini.
Perbandingan Nutrisi: Makanan Ringan, Roti, dan Lainnya
Studi sebelumnya juga menemukan kelemahan produk bebas gluten, tetapi sebagian besar dilakukan di luar Amerika Serikat. Untuk memahami lebih jauh profil nutrisi makanan bebas gluten di AS, Rustgi dan timnya membandingkan berbagai produk bebas gluten dan versi gluten yang diproduksi oleh merek yang sama.
Mereka meneliti 39 produk, termasuk roti, makanan ringan, makanan siap saji, dan produk sarapan, dengan menganalisis informasi kalori, gula, serat, protein, dan harga dari situs web produsen dan supermarket.
Beberapa temuan utama dari penelitian ini meliputi:
- Kandungan gula lebih tinggi: Produk bebas gluten memiliki rata-rata 5% lebih banyak gula dibandingkan versi yang mengandung gluten, terutama pada produk roti dan kue.
- Kalori lebih banyak: Produk bebas gluten mengandung rata-rata 377,88 kilokalori per 100 gram, lebih tinggi dibandingkan dengan 352,02 kilokalori per 100 gram pada produk yang mengandung gluten.
- Kandungan protein lebih rendah: Protein dalam produk bebas gluten berkisar antara 0 hingga 32,5 gram per produk, sedangkan pada produk dengan gluten, jumlahnya berkisar antara 1,24 hingga 76,67 gram. Produk seperti tortilla, pancake, roti biji-bijian, dan mi bebas gluten memiliki kandungan protein kurang dari setengah dari produk serupa yang mengandung gluten.
Hasil ini tidak mengejutkan, karena produk bebas gluten sering mengganti tepung gandum dengan bahan seperti pati jagung, tepung jagung, atau tepung beras, yang secara alami lebih tinggi karbohidrat dan lebih rendah protein.
Namun, ada satu keuntungan dari produk bebas gluten: mereka mengandung rata-rata 22% lebih banyak serat dibandingkan dengan produk yang mengandung gluten. Hal ini kemungkinan karena tambahan bahan seperti inulin atau amaranth yang meningkatkan kandungan serat dalam produk tersebut.
Perlukah Anda Mengikuti Diet Bebas Gluten?
Bagi mereka yang memiliki penyakit celiac, alergi gandum, atau sensitivitas gluten, menghindari gluten adalah keharusan. Namun, bagi orang lain, studi ini menunjukkan bahwa tidak ada alasan kuat untuk menghilangkan gluten dari pola makan jika tidak diperlukan secara medis.
“Diet Anda bisa kekurangan komponen penting yang mendukung kesehatan, yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, masalah pencernaan, dan bahkan penambahan berat badan,” ujar Halle Saperstein, RD, seorang ahli gizi klinis di Henry Ford Health System. Selain itu, menghindari gluten tanpa alasan medis juga dapat mengubah keseimbangan mikrobioma usus dan mendorong pertumbuhan bakteri berbahaya.
Namun, Shonali Soans, RD, ahli gizi dari Weill Cornell Medicine dan New York-Presbyterian, menekankan bahwa kesehatan suatu produk tidak hanya bergantung pada apakah produk tersebut mengandung gluten atau tidak.
“Sehat atau tidaknya suatu produk tergantung pada bahan dan cara pengolahannya, baik itu bebas gluten maupun tidak,” katanya.
Soans merekomendasikan pola makan bervariasi yang berbasis makanan utuh kaya nutrisi daripada mengandalkan makanan kemasan. Jika memilih produk kemasan, ia menyarankan untuk membaca label dengan cermat dan memilih produk dengan bahan-bahan alami tanpa tambahan gula rafinasi, zat aditif, atau pengental buatan.
Bagi mereka yang tetap ingin menghindari gluten, Soans menyarankan untuk tetap mengonsumsi biji-bijian utuh yang sehat, seperti soba, amaranth, quinoa, teff, dan sorgum.
“Ada banyak biji-bijian bebas gluten yang bisa memberikan manfaat kesehatan, baik untuk mereka yang intoleran gluten maupun yang tidak,” tutupnya. (ian)
Tinggalkan Balasan