
Sumedang (Trigger.id) – Suasana Desa Cibogo, Sumedang, berubah semarak saat derap kaki kuda menggema di antara sorak-sorai penonton. Festival Kuda Tradisional Cibogo kembali digelar, menjadi suguhan yang tak hanya memanjakan mata, tapi juga menggugah rasa bangga akan warisan budaya leluhur.
Di tengah lapangan yang disulap menjadi arena pacuan, para joki berpakaian tradisional bersiap dengan kudanya masing-masing. Kuda-kuda yang gagah itu bukan sembarang tunggangan — mereka merupakan bagian dari tradisi turun-temurun yang telah mengakar kuat di tanah Sunda, terutama di wilayah Sumedang. Setiap hentakan kaki mereka adalah simbol kehormatan, ketangkasan, dan semangat kebersamaan.
Festival ini bukan sekadar perlombaan, melainkan perayaan. Warga dari berbagai penjuru datang memadati lokasi, membawa serta anak-anak, orang tua, hingga remaja yang penasaran ingin menyaksikan kuda-kuda berlari kencang di tengah sorak-sorai massa. Bagi masyarakat, ini adalah hiburan rakyat yang langka namun penuh makna.
“Acara ini selalu kami tunggu-tunggu. Rasanya seperti lebaran kedua,” ujar Ibu Nenah, warga asli Cibogo yang setiap tahun tak pernah absen menyaksikan festival.
Lebih dari sekadar tontonan, festival ini juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga. Warung-warung dadakan bermunculan, menjual makanan khas daerah seperti peuyeum, colenak, hingga tahu sumedang. Anak-anak berlarian riang, sementara para orang tua berbincang di bawah tenda sambil menikmati teh hangat.
Festival Kuda Tradisional Cibogo tidak hanya memperlihatkan kelincahan kuda dan keterampilan para joki. Ia juga memperlihatkan bahwa kebudayaan lokal bisa menjadi magnet sosial yang menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Pemerintah daerah dan pegiat budaya pun terus berupaya menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan yang lebih profesional, tanpa kehilangan sentuhan tradisionalnya.
“Ini bukan hanya soal lomba, tapi bagaimana kami menjaga identitas kami sebagai orang Sunda. Di balik atraksi ini ada nilai-nilai tentang ketekunan, kerja sama, dan cinta terhadap budaya,” tutur salah satu tokoh adat setempat.
Ketika matahari mulai condong ke barat dan suara tabuhan gendang perlahan mereda, senyum puas tampak di wajah penonton. Festival Kuda Tradisional Cibogo telah kembali menegaskan posisinya sebagai pesta rakyat yang bukan hanya menghibur, tapi juga mengakar kuat dalam kehidupan budaya masyarakat Sumedang. (bin)
Tinggalkan Balasan