• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Tanpa USAID, Bagaimana Mitigasi TB-HIV di Indonesia?

12 Februari 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Setelah Amerika Serikat (AS) menyatakan keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kini USAID terancam giliran berikutnya. Meski mengundang pro-kontra di dalam negeri Paman Sam, keputusan kontroversial Donald Trump tersebut mesti diantisipasi. Pasalnya Indonesia merupakan salah satu dari ratusan negara di dunia yang diprediksi terkena imbasnya. Khususnya menyangkut mitigasi tuberkulosis (TB) dan HIV/AIDS.

Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), adalah suatu badan independen. Perannya sebagai penyokong dana bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan. Termasuk pula inisiatif kesehatan global. Pada hakikatnya tidak ada makan siang yang gratis. Tujuan politisnya agar negara penerima donasi, dapat “menyesuaikan diri dan selaras” dengan kebijakan luar negeri AS. Banyak pakar menilai keputusan Trump “menceraikan” USAID tersebut, terkait dengan efisiensi anggaran. Ada pula maksud-maksud tertentu lainnya. Antara lain menggelorakan “Make America Great Again” (MAGA) dan “America First”, seperti slogan saat kampanye Trump.

Tantangan mitigasi TB kabinet Merah-Putih

Kini pemberantasan TB menjadi atensi utama kabinet Merah-Putih. Indonesia memiliki jumlah penyandang TB peringkat kedua terbanyak di dunia, setelah India. Diperkirakan sedikitnya ada 1.090.000 kasus. Setiap tahun bertanggungjawab atas 134 ribu kematian penyandangnya. Besaran angka mortalitas itu, identik dengan 17 orang meninggal setiap jam akibat TB. Sangat mungkin realitas kasus yang ada di masyarakat, jauh melampaui catatan tadi. Pasalnya persoalan TB ibarat fenomena gunung es. Kasus-kasus yang tidak terdeteksi, bisa berjumlah hingga sepuluh kali lipat, bila dibanding yang terkonfirmasi.

Seseorang yang tertular Mycobacterium tuberculosis (MTB), tidak mesti langsung jatuh sakit. Mayoritas “hanya” mengalami infeksi laten TB (LTBI). Fenomena itu bisa terjadi, bila sistem imunitasnya adekuat. Dengan berjalannya waktu, sepuluh persen di antara LTBI akan berkembang menjadi TB aktif. Berbagai faktor bisa memicunya. Misalnya diabetes, penyakit autoimun, kanker, dan berbagai penyakit dengan gangguan sistem imunitas.
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), merupakan kondisi yang paling rentan mengalami TB aktif. Risikonya hingga 20-30 kali lipat, bila dibanding non-ODHA.

Diperkirakan, sekitar 30 persen ODHA memiliki status TB aktif. Kondisi itulah yang mengakibatkan mortalitas utama pada ODHA. Hingga Maret 2023, ada sebayak 522.687 kasus ODHA di negara kita. Setahun berikutnya telah bertambah sebanyak 47.896 kasus. Pola epidemiologi HIV mirip dengan TB. Lagi-lagi menyerupai fenomena gunung es. Banyak kasus HIV di masyarakat yang tidak terdeteksi, hingga akhirnya memasuki fase AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Periode waktu peralihan tersebut, bisa berlangsung sampai bertahun-tahun. AIDS menggambarkan suatu kondisi yang diakibatkan oleh rusaknya sistem imunitas. Ibarat negara tanpa sistem pertahanan, penyandangnya rentan terinfeksi oleh mikroba jenis apa pun. Termasuk TB. ODHA berpotensi menularkan penyakitnya melalui cairan tubuh dan darah mereka. Terbanyak melalui kontak seksual.

Mitigasi TB bukanlah persoalan sederhana. Bahkan bisa dibilang pelik dan melelahkan. Masalahnya berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan dan pengentasan kemiskinan. Sebanyak 65 persen pengidapnya, beririsan dengan problem masyarakat miskin. Secara beranting kemiskinan berpotensi memantik terjadinya kekurangan gizi, intoleransi obat, komplikasi, dan fatalitas. Umumnya penyandang TB enggan terbuka menyangkut kondisi kesehatannya. Sering kali mereka justru mengalami stigma dan akhirnya terdiskriminasi, jika diketahui mengidap TB oleh masyarakat di sekitarnya. Edukasi agar patuh mengonsumsi obat secara reguler pun, sering mengalami kendala. Dampaknya memicu terjadinya TB resistan obat (TB-RO) yang semakin menambah kompleksnya mitigasi TB.

Meski tidak mudah, deteksi dini LTBI ataupun TB aktif sekaligus mengobatinya, merupakan langkah penting mitigasi. Diagnosis TB aktif bisa dilakukan melalui pemeriksaan darah, tes kulit tuberkulin (TKT), radiologi dada, atau pemeriksaan bakteriologi dahak. Setiap tes tidak ada yang ideal. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Meski tidak akurat seratus persen, tes cepat molekuler TB (TCM-TB) dapat menjadi alternatif pilihan utama di Indonesia. Sensitivitasnya cukup tinggi dan hasilnya pun, dapat disimpulkan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya hanya kurang dari dua jam saja. Secara simultan, TCM dapat mendeteksi MTB yang resistan terhadap obat utama, yakni rifampicin.

Deteksi LTBI relatif lebih “rumit”. Selain tidak ada gejala yang spesifik, pemeriksaan TKT dan tes darah (IGRA/interferon-gamma release assay) memiliki keterbatasan. TKT memberikan hasil yang tidak spesifik. Interpretasinya pun memerlukan tingkat keahlian tertentu. Di sisi lain, IGRA berbiaya mahal dan tidak semua laboratorium memiliki perangkat diagnostik tersebut. LTBI memerlukan pengobatan pencegahan, agar tidak berkembang menjadi TB aktif.

Peran USAID di Indonesia

USAID telah cukup lama bermitra dengan pemerintah, dalam pemberantasan TB di Indonesia. Targetnya mengeliminasi TB pada tahun 2030. Melalui dana yang disalurkan, USAID memberikan dukungan teknis percepatan penanggulangan TB dan ketersediaan peralatan TCM. Demikian pula dengan bantuan obat-obatan untuk melawan TB dan HIV. Dengan dibekukannya dana hibah USAID, Indonesia harus aktif menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lainnya.

Baca juga: Buku, Prabowo, dan Keteladanan

Peluang kolaborasi dengan India

India dikenal dengan kemajuan yang pesat di bidang bioteknologi. Keunggulan itulah yang membawa Negeri Hindustan menjadi “gudang farmasi” dan produsen vaksin terbesar di dunia. Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo baru-baru ini ke India, membuka peluang kerja sama di bidang kesehatan. Riset temuan vaksin TB rekombinan yang baru, menjadi sasaran kolaborasi kedua negara. Temuan vaksin tersebut, diharapkan dapat menggantikan peran BCG yang kurang efektif.

Alih teknologi perangkat diagnostik yang lebih akurat dibanding TKT, juga menjadi target aliansi. Tes kulit yang diberi kode Cy-Tb, telah didayagunakan di India dengan hasil yang sangat memuaskan. Modalitas diagnostik tersebut, diproduksi oleh Serum Institute of India dan telah mendapatkan pengakuan internasional.

Vaksinasi untuk tujuan pencegahan dan deteksi dini penyakit, telah terbukti merupakan tulang punggung mitigasi penyakit menular.
Semoga Indonesia mampu berdiri tegak mengeliminasi TB, meski tanpa campur tangan USAID.

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku:
    – Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
    – Serba-serbi Obrolan Medis
    – Catatan Harian Seorang Dokter
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update Ditag dengan:Ari Baskoro, Bagaimana, indonesia, kesehatan, Mitigasi TB-HIV, Tanpa USAID

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Membuka Pintu Keberkahan Rezeki, Belajar Dari Kisah Abdurrahman bin Auf RA

30 Juni 2025 By admin

Yoan Bonny Segera Bergabung dengan Inter Milan dari Parma

30 Juni 2025 By admin

Marc Marquez Juarai MotoGP Belanda 2025, Samai Rekor Giacomo Agostini

30 Juni 2025 By admin

Waspada Empat Hal yang Meracuni Hati

29 Juni 2025 By admin

Katy Perry Absen dari Pernikahan Jeff Bezos dan Lauren Sánchez

29 Juni 2025 By admin

Riuhnya Festival Kuda Tradisional Cibogo, Warisan Budaya Rakyat Sumedang

29 Juni 2025 By admin

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

Jatim Siapkan 19 Lokasi Sekolah Rakyat, Salah Satunya di Jombang

28 Juni 2025 By admin

PBB: Israel Lakukan Genosida Lewat Kekerasan Reproduksi

28 Juni 2025 By admin

Kemendikti Saintek Bentuk Satgas Akselerasi Tambah Dokter

28 Juni 2025 By admin

Keutamaan dan Bacaan Niat Puasa Muharram, Tasu’a, dan Asyura

27 Juni 2025 By admin

Khamenei Bantah Klaim Trump: Kerusakan Fasilitas Nuklir Iran Dibesar-besarkan

27 Juni 2025 By isa

KPK Duga Korupsi Kuota Haji Khusus Terjadi pada 2023–2024

27 Juni 2025 By admin

Khutbah Jumat: Hakikat Taat yang Sesungguhnya

27 Juni 2025 By admin

Jazz dan Big Band, Harmoni Dinamis dalam Sejarah Musik Dunia

26 Juni 2025 By admin

Muharram, Sejarah dan Keutamaan Amal Di Dalamnya

26 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Gubernur Jatim Khofifah Terkait Kasus Dana Hibah
  • Menlu Sugiono: Pengiriman 10 Ribu Ton Beras ke Gaza Terkendala Akses Masuk
  • Fluminense Singkirkan Inter Milan di 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025
  • Film Terakhir Fast & Furious Tayang 2027, Vin Diesel: Brian Kembali Hadir
  • Makepung, Pacuan Kerbau Pelestari Tradisi dan Identitas Budaya Bali

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.