• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Vaksinasi DBD, Penting Tapi “Terlupakan”

3 Maret 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Tatkala semua anggota keluarga ibu Remi (bukan nama sebenarnya) tertidur pulas, ibu dua  orang anak itu merasakan demam tinggi. Obat penurun panas yang biasa digunakannya,  hanya mampu menurunkan demam sesaat saja. Setelah itu, demamnya melonjak lagi. Ada gejala penyerta lainnya. Muntah-muntah dan sakit kepala yang tak tertahankan, memaksa sang ibu membangunkan suaminya untuk mengantarkannya ke instalasi gawat darurat suatu rumah sakit. Esok harinya, perempuan paruh baya itu sudah mendapatkan penjelasan dari dokter yang merawatnya, bahwa dirinya terpapar demam berdarah dengue (DBD).

Ternyata ibu Remi tidak mengalaminya sendiri. Dua hari berselang,kedua anaknya kakak beradik Dore dan Redo (bukan nama sebenarnya), menyusul ibunya dirawat di rumah sakit. Diagnosisnya sama, yakni DBD. Hanya saja dengan berjalannya waktu, keduanya mengalami manifestasi klinis yang berbeda. Dore sang kakak yang seorang mahasiswa, terpaksa harus mendapatkan perawatan yang lebih intensif di ICU. Meski adiknya, Redo, juga menampakkan adanya bintik-bintik merah di sekujur kedua kaki dan lengannya, namun tidak mengalami perdarahan dan syok seperti kakaknya. Hingga kini tidak mudah untuk memprediksi perjalanan klinis penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes tersebut. Manifestasinya sangat beragam. Bagaikan suatu spektrum, mulai yang tanpa gejala, mengalami syok dan perdarahan, hingga yang berakhir dengan kematian.

Keluarga ibu Remi bukan satu-satunya yang mengalami DBD secara berbarengan. Banyak warga masyarakat lainnya di beberapa kota di Indonesia, mengalami masalah yang sama. DBD sudah menjadi berita rutin di saat musim hujan. Kasusnya saat ini dikabarkan sedang melonjak. Angka kematiannya pun, dilaporkan meningkatdi beberapa daerah.Karena itu pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mulai digalakkan lagi, walaupun tidak semua warga konsisten menjalankannya. Memang sangat tidak mudah menggalang pemahaman yang sama, bahwa PSN merupakan cara penting yang rasional dalam hal pencegahan DBD. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor/pembawa virus dengue, akan tumbuh subur pada setiap genangan air. Terutama saat musim hujan. Harusnya program nyamuk ber-Wolbachia yang bertujuan menekan penularan virus dengue, menjadi opsi penting. Tetapi beberapa waktu yang lalu, program yang terbukti cukup efektif menurut riset itu, menimbulkan pro-kontra. Bahkan di beberapa daerah, mendapatkan penolakan dari masyarakat setempat.

Sejatinya pencegahan menjadi kata kunci pengelolaan utama penyakit yang relatif lawas tersebut. Pasalnya hingga kini belum ditemukan obat anti virus yang spesifik yang bisa diandalkan. Pengobatannya pun hanya bersifat suportif saja, dengan memberikan cairan yang memadai, disertai obat-obat simtomatis untuk mengurangi gejala klinisnya. Oleh karena itu, harusnya vaksinasi menjadi pilihan utama yang paling ideal. Dari perspektif epidemiologi dan klinis, vaksinasi merupakan modalitas yang terbukti paling aman, efektif, dan termurah, dalam pencegahan suatu penyakit menular. Itu tidak hanya berlaku untuk DBD, tetapi juga terhadap penyakit-penyakit menular lainnya yang sudah tersedia vaksinnya. Prinsipnya, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Vaksin DBD

Belajar dari mitigasi Covid-19, vaksinasi menjadi opsi penting menekan dampak buru kakibat pandemi. Banyak penyakit menular lainnya yang juga bisa “dijinakkan” dengan vaksinasi. Saat ini riset untuk menemukan vaksin DBD yang aman dan efektif,  sedang digalakkan. Beberapa kandidat vaksin sedang menjalani uji klinis secara intensif.

Penggunaan vaksin DBD tidak bisa sembarangan. Indikasinya harus mempertimbangkan beberapa aspek. Pada kasus ibu Remi, dari hasil pemeriksaan darahnya, didapatkan suatu partikel virus yang bisa memastikan virus dengue sebagai penyebabnya. Antibodi sebagai respons terhadap virus dengue, juga berhasil diidentifikasi. Lebih mendetail lagi, bisa dipastikan bahwa ibu Remi baru untuk pertama kalinya terpapar DBD. Di daerah endemis DBD, seperti halnya di negara kita, terdapat empat macam (serotipe) virus yang bersirkulasi secara bersama-sama. Masing-masing diberi kode DENV (dengue virus)-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Seseorang yang bertempat tinggal di daerah endemis, berisiko terpapar sebanyak empat kali pula oleh masing-masing serotipe.

Kejadian yang dialami oleh ibu Remi, disebut sebagai infeksi primer. Pada kasus demikian, hampir keseluruhannya akan menampilkan gejala yang relatif ringan, atau bahkan bisa tanpa gejala sama sekali. Seseorang yang pernah terpapar oleh salah satu serotipe virus, akan memberikan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe virus yang sama. Tetapi akibatnya bisa sangat berbeda, bila terpapar ulang oleh serotipe virus yang berbeda (infeksi sekunder heterolog). Antibodi infeksi primer hanya bisa bertahan dalam  waktu yang relatif singkat, untuk bisa menghadang serotipe virus lainnya. Setelah melampaui waktu tertentu, antibodi tersebut bukan bertindak sebagai lawan, melainkan sebagai “kawan” bagi paparan serotipe virus lainnya. Dampaknya justru memicu dengan cepat perkembangbiakan virus yang bisa berkontribusi penting pada timbulnya gejala klinis yang lebih berat (dengue shocksyndrome/DSS). Dalam istilah medis, penyakit akibat infeksi sekunder berbeda serotipe (heterolog) itu, dikenal sebagai anti body dependent enhancement (ADE).

Antibodi infeksi primer dan atau sekunder, dapat dideteksi keberadaannya di dalam darah. Pada contoh kasus Dore dan Redo, keduanya mengalami infeksi sekunder, meski memberikan dampak klinis yang berbeda. Itulah keunikan DBD, kadang bisa sulit memprediksi hasil akhir dari suatu paparan virus yang sama. Karena merasa khawatir tertular, ayah mereka juga minta diperiksa. Hasil tes darahnya, tidak didapatkan partikel virus ataupun antibodi infeksi primer.

Di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara endemis dengue, vaksin dengue telah menunjukkan peran pentingnya mengatasi problem klinis yang tak mudah diprediksi itu. Mekanisme terjadinya ADE, menjadi pertimbangan yang sangat vital bagi riset dan penerapan vaksin DBD pada masyarakat.

Di dalam negeri, saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberi izin edar untuk vaksin DBD. Meski demikian, belum banyak masyarakat yang telah mengetahuinya. Vaksin generasi pertama telah bisa digunakan sejak tahun 2016. Vaksin ini hanya diindikasikan bagi individu yang pernah terpapar infeksi dengue. Tujuannya untuk mencegah paparan ulang virus secara alamiah yang berbeda serotipe, dan itu bisa terjadi kapan saja. Karenanya sebelum dilakukan vaksinasi, harus dilakukan skrining terlebih dahulu, untuk mendeteksi keberadaan antibodi anti dengue (seropositif). Langkah ini penting untuk mencegah terjadinya ADE. Nantinya Ibu Remi memerlukan vaksinasi, untuk mencegah manifestasi klinis ADE seperti yang telah dialami oleh Dore.

Vaksin generasi kedua, telah mendapatkan izin edar pada September 2022. Vaksin yang aman dan efektif ini, tidak memerlukan skrining pra-vaksinasi sebelum digunakan. Diindikasikan untuk seseorang dengan rentang usia 6-45 tahun,dalam mencegah paparan keempat serotipe virus dengue sekaligus. Vaksin generasi kedua ini sangat sesuai diberikan pada suami ibu Remi.

Hingga kini, DBD masih menjadi momok terutama di kala musim hujan. Tetapi dengan berbagai macam tindakan preventif, termasuk vaksinasi, niscaya dapat menekan dampak buruk akibat penyakit tersebut.

—–o—–

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro, Demam Berdarah, Nyamuk, Penting Tapi “Terlupakan”, Vaksinasi DBD

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

PBNU Siap Beri Keterangan Jika Diminta KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji

16 September 2025 By admin

Kemensos Pastikan ASN, TNI/Polri, dan Pegawai BUMN Tidak Berhak Terima Bansos

16 September 2025 By admin

Korban Kerusuhan Nepal Bertambah, 72 Orang Tewas

15 September 2025 By admin

Haaland Borong Dua Gol, Manchester City Libas MU 3-0 di Etihad

15 September 2025 By admin

Barcelona Hantam Valencia 6-0, Tiga Pemain Cetak Brace

15 September 2025 By admin

Kebiasaan Membawa Ponsel ke Kamar Mandi Tingkatkan Risiko Wasir Hingga 46%

13 September 2025 By admin

Bayern Munich Resmikan Patung Franz Beckenbauer di Allianz Arena

13 September 2025 By admin

Persib Bandung Tundukkan Persebaya 1-0, Gol Tunggal Uilliam Barros Jadi Penentu

13 September 2025 By admin

Enam Lembaga HAM Bentuk Tim Pencari Fakta Unjuk Rasa dan Kerusuhan

13 September 2025 By admin

BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan November 2025 – Februari 2026, Masyarakat Diminta Waspada

13 September 2025 By admin

Eduardo Perez: Persebaya ke Bandung Bukan untuk Berspekulasi

12 September 2025 By admin

Jadwal Liga Italia: Tiga Big Match Pekan Ini, Juventus Hadapi Inter Milan

12 September 2025 By admin

Bendera One Piece Jadi Simbol Frustrasi Anak Muda di Indonesia, Nepal, dan Prancis

12 September 2025 By admin

Prabowo Setujui Pembentukan Komisi Investigasi Independen untuk Selidiki Prahara Agustus

12 September 2025 By admin

Radio Siaran di Era Digital: Bertahan atau Bertransformasi?

11 September 2025 By admin

KPK Isyaratkan Menteri Agama Diduga Terima Aliran Dana Kasus Kuota Haji 2023–2024

11 September 2025 By admin

Manuel Neuer Siap Kembali ke Timnas Jerman Jika Dibutuhkan

11 September 2025 By admin

BNPB dan Pemprov Bali Tetapkan Siaga/Tanggap Darurat Banjir selama Satu Minggu

11 September 2025 By admin

PSSI Siapkan Strategi Khusus Kembangkan Pemain U-23

10 September 2025 By admin

Misinformasi, Lawan Berat Mitigasi Wabah Campak

10 September 2025 By admin

Kenapa Rasulullāh SAW. Tak Mau Menshalatkan Pelaku Korupsi?

10 September 2025 By admin

Usai Dilantik, Gus Irfan Langsung Bertolak ke Jeddah Tuntaskan Proyek Kampung Haji

9 September 2025 By admin

Studi: Minuman Manis dan Alkohol Bisa Memicu Rambut Rontok

9 September 2025 By admin

Gattuso Puji Mentalitas Italia Usai Tekuk Israel

9 September 2025 By admin

Sineas Dunia Boikot Industri Perfilman Israel sebagai Protes atas Genosida di Palestina

9 September 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Kondisi Gaza Memburuk: Israel Kepung Gaza City dari Dua Arah, Warga Panik Mengungsi
  • Klasemen Liga Champions: Frankfurt Puncaki Grup, PSG Ikuti di Posisi Kedua
  • KPK Sebut 13 Asosiasi dan 400 Biro Perjalanan Diduga Terlibat Kasus Kuota Haji
  • Wali Kota Surabaya Berharap Erick Thohir Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
  • Brace Marcus Thuram Angkat Inter Milan, Liga Champions Dibuka dengan Kejutan

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.