
“Bencana terbesar dalam hidup ini bukan kematian. Musibah atau bencana terbesar dalam kehidupan ini adalah matinya hati. Hati kita mati sementara jasad kita masih hidup.”
Oleh: Habib Achmad Al Habsyi

Dalam Alquran telah disebutkan bagaimana orang-orang tertentu (para ulama) itu merasa takut kepada Allah SWT. Setiap kali mendengar adzan mereka berwudhu, hatinya bergetar dan tidak jarang wajah mereka pucat. Karena mereka sadar, setelah berwudhu akan menghadap Allah SWT (shalat). Ini semua karena hati mereka para ulama itu hidup, hatinya selalu tertambat kepada Allah.
Keadaan para ulama yang merasa takut kepada Allah akan sangat berbeda dengan mereka yang sama sekali tidak merasa takut. Jika dalam kondisi tidak shalat saja mereka takut, maka dipastikan shalat mereka akan khusyuk.
Karenanya, sahabat Ali Bin Abi Thalib ketika ditanya bagaimana tipsnya agar shalat bisa khusyuk. Kata Imam Ali, takutlah kepada Allah ketika kamu sedang tidak shalat. Orang-orang yang dalam kehidupannya merasa selalu diawasi oleh Allah, segala perbuatannya tak luput dari penglihatan Allah, maka dipastikan shalatnya akan khusyuk.
Sebaliknya. orang-orang yang tidak memiliki rasa takut dan justru tertawa dengan perbuatan dosanya, maka dipastikan shalatnya tidak akan pernah khusyuk.
Tersebutkan dalam sebuah hadits:
مَنْ يَأْتِيَ الْخَطِيئَةَ وَهُوَ يَضْحَكُ دَخَلَ النَّارَ وَهُوَ يَبْكِي
“Barangsiapa yang berbuat dosa dalam keadaan tertawa, maka dia akan masuk neraka dalam keadaan menangis.”
Dalam riwayat yang lain disebutkan dengan lafazh berbeda, namun sama maknanya, yaitu:
مَنْ أَذْنَبَ وَهُوَ يَضْحَكُ دَخَلَ النَّارَ وَهُوَ يَبْكِي
“Barangsiapa yang berbuat dosa dalam keadaan tertawa, maka dia akan masuk neraka dalam keadaan menangis.”
Berbuat dosa berbuat maksiat malah sombong dan tertawa, itulah tanda-tanda matinya hati. Orang-orang seperti ini bahaya karena bisa mendatangkan siksa dari Allah.
Kita harus merasa khawatir dan takut, jika ada orang-orang yang ada di sekitar kita atau keluarga kita, orang-orang terdekat kita. Jangan sampai mereka berbuat maksiat atau berbuat dosa yang bisa mendatangkan siksa atau bencana dari Allah SWT.
Makanya kita harus seimbang. Kita merasa takut kepada Allah juga harus merasa takut jangan sampai orang-orang yang kita cintai, orang-orang terdekat kita berbuat dosa atau maksiat. Karena perbuatan mereka tersebut bisa mendatangkan bencana dan siksa dari Allah SWT. Jadi jangan biarkan mereka berbuat dosa.
Ketika kita bicara soal kematian, ulama besar Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi mengatakan, sesungguhnya mati itu bukan musibah atau bencana, mati itu sunnatullah atau sesuatu yang pasti terjadi. “Bencana terbesar dalam hidup ini bukan kematian. Musibah atau bencana terbesar dalam kehidupan ini adalah matinya hati. Hati kita mati sementara jasad kita masih hidup.”. Matinya hati karena kita tak ;punya rasa takut sedikitpun kepada Allah SWT.
Tinggalkan Balasan