

Cristiano Ronaldo, nama yang nyaris identik dengan kejayaan sepak bola modern, kembali membuat pilihan besar dalam karier panjangnya. Di usianya yang menginjak 40 tahun, megabintang asal Portugal itu mengambil keputusan mengejutkan: menolak tampil di Piala Dunia Antarklub demi satu tujuan yang lebih besar—mewujudkan impian terakhirnya di pentas sepak bola dunia, Piala Dunia 2026.
Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram resmi Al Nassr, klub asal Arab Saudi tempat Ronaldo kini bernaung, sang peraih lima Ballon d’Or menjelaskan alasannya dengan jujur dan penuh perhitungan.
“Saya punya beberapa tawaran untuk bermain di Piala Dunia Antarklub, tetapi saya rasa itu tidak masuk akal,” ucap Ronaldo, seperti dikutip ESPN. “Saya lebih memilih beristirahat dengan baik dan mempersiapkan diri dengan baik, karena musim ini akan sangat panjang, dan ini adalah musim Piala Dunia, di akhir musim.”
Baginya, tahun 2026 bukan sekadar tahun kompetisi. Itu adalah puncak dari perjalanan panjang yang dimulai lebih dari dua dekade lalu. Sebuah kesempatan terakhir untuk mencatat sejarah, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Portugal—negara yang telah ia bela dengan penuh kebanggaan sejak muda.
Komitmen hingga Usia 42 Tahun
Keputusan Ronaldo untuk menolak tampil di turnamen antarklub elite dunia juga sekaligus menepis spekulasi tentang kepindahannya ke klub lain. Sebaliknya, ia justru memperpanjang kontraknya dengan Al Nassr hingga 2026, menandakan loyalitasnya terhadap klub Liga Pro Saudi tersebut hingga ia berusia 42 tahun.
Langkah ini juga mempertegas fokus Ronaldo untuk menjaga kebugaran dan ritme permainannya, tanpa gangguan dari jadwal padat yang bisa mengganggu persiapan menuju Piala Dunia.
“Saya ingin siap, tidak hanya untuk Al Nassr tetapi juga untuk tim nasional Portugal,” ujarnya dengan penuh tekad.
Panggung Terakhir Seorang Legenda
Meski usia tidak lagi muda, Ronaldo masih menjadi sosok vital bagi timnas Portugal. Terakhir, ia turut membawa negaranya menjuarai UEFA Nations League setelah kemenangan dramatis lewat adu penalti atas Spanyol. Performanya belum surut, dan pengaruhnya di ruang ganti maupun di lapangan tetap besar.
Dengan Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, Ronaldo berpeluang mencatat sejarah sebagai pemain pertama yang tampil dalam enam edisi Piala Dunia—sebuah prestasi luar biasa yang bisa disamai oleh rival abadinya, Lionel Messi.
Ia pun masih memegang rekor sebagai pemain pria pertama yang mencetak gol dalam lima edisi Piala Dunia, sebuah pencapaian yang dicetak terakhir kali di Qatar, tiga tahun lalu.
Penutup: Mimpi yang Masih Menyala
Bagi banyak pemain, usia 40 adalah titik akhir. Namun bagi Cristiano Ronaldo, itu hanyalah angka. Hasratnya untuk terus menulis sejarah masih membara, dan keputusannya untuk menolak panggung bergengsi seperti Piala Dunia Antarklub demi fokus ke Piala Dunia adalah bukti betapa seriusnya ia mengejar mimpinya yang terakhir.
Piala Dunia 2026 tampaknya bukan hanya menjadi turnamen biasa bagi Ronaldo. Itu adalah panggung penutup, bab terakhir dari kisah yang telah menginspirasi dunia. Sebuah penutup yang, jika berhasil, akan menjadi catatan abadi dalam sejarah sepak bola.
Dan dunia akan menunggu—dengan harapan, rasa hormat, dan decak kagum.
—000—
*Jurnalis senior, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan