Surabaya (Trigger.id) – Budaya sedekah oksigen, selain merupakan wujud kontribusi masa kini pada lingkungan, juga akan menjadi warisan bagi generasi di masa depan.
Sedekah oksigen merupakan salah satu cara bagi masyarakat untuk terus berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan. “Dengan sedekah oksigen, artinya kita telah berkontribusi pada target tanam satu juta pohon sedunia,” ucap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa,
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menggencarkan gerakan sedekah oksigen. Ajakan itu secara khusus ia sampaikan bertepatan dengan Peringatan Hari Gerakan Satu Juta Pohon, pada Rabu (10/1/2024).
Ia menegaskan, salah satu kegiatan sedekah oksigen yang seringkali dilakukan adalah penanaman pohon mangrove di berbagai pesisir Jawa Timur.
Dari data Dinas Kehutanan Prov. Jatim sejak tahun 2020, hingga Desember 2023, telah dilaksanakan penanaman mangrove di pesisir Jatim melalui dana APBD, APBN, dan dukungan para pihak lainnya seluas 2.015,08 hektar atau sejumlah 7.108.447 batang bibit mangrove.
“Sedekah Oksigen ini sudah kita lakukan keliling Jawa Timur. Harapannya, masyarakat menjadi familiar dengan kebiasaan menanam pohon dan pelaksanaannya bisa dilakukan kapanpun,” terangnya.
Keberadaan pohon, salah satunya pohon mangrove sangat penting bagi kelangsungan makhluk hidup. Adanya fotosintesis dalam pohon menjadikan keseimbangan dalam pasokan oksigen terpenuhi. Selain kebermanfaatannya kepada manusia, pohon juga menyumbang kehidupan kepada hewani yang ada di hutan. Sedangkan untuk pohon mangrove memiliki peranan khusus untuk mencegah abrasi di wilayah pesisir.
Selain penanaman pohon mangrove, Gubernur Khofifah juga mengajak masyarakat untuk turut menanam pohon jenis lain, utamanya jenis Multipurpose Tree Species (MPTS). Harapannya, dengan semakin banyak masyarakat yang aware akan pentingnya peran pohon bagi manusia, maka upaya pelestarian lingkungan juga akan berdampak makin signifikan.
Lebih jauh, Gubernur Khofifah juga mengingatkan, dengan turut menjaga kelestarian alam, artinya turut menjaga lingkungan dari berbagai kemungkinan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
“Mari kita tanamkan budaya nandur dan budaya cinta lingkungan pada diri sendiri dan keluarga kita. Tidak sekedar menanam, tapi juga merawat dan melestarikan. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan menjaganya,” pungkasnya.(hba/kom)
Sumber: Kominfo Jatim
Tinggalkan Balasan