• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Ketika Fashion Jadi Candu Konsumtif, Lemari Penuh Lingkungan Terancam

9 Juni 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Isa Anshori*

Rak-rak baju yang sesak dan gantungan baju yang nyaris patah bukan lagi gambaran kemewahan atau prestise. Sebaliknya, itu menjadi cermin betapa kita kerap kalah dalam menahan diri dari dorongan konsumtif, terutama dalam hal fashion. Banyak dari kita membeli pakaian bukan karena kebutuhan, tetapi karena keinginan sesaat yang dipicu oleh tren yang terus berubah — cepat dan tak kenal ampun, bahkan melebihi pergantian musim.

Tren fashion saat ini bergerak dalam sirkulasi yang sangat cepat. Apa yang dianggap “kekinian” hari ini, bisa jadi esok telah menjadi “basi”. Inilah yang disebut sebagai fast fashion, di mana industri busana secara agresif mengganti koleksinya dalam hitungan minggu demi memicu belanja impulsif. Sayangnya, sebagian besar konsumen terjebak dalam ilusi urgensi ini, merasa harus memiliki koleksi terbaru agar tidak tertinggal zaman atau terlihat ‘ketinggalan tren’ di media sosial.

Menurut Dr. Arief Budiman, pakar sosiologi dan budaya dari Universitas Indonesia, fenomena ini mencerminkan bagaimana identitas diri semakin dibentuk oleh konsumsi simbolik. “Manusia modern kini semakin menjadikan barang — dalam hal ini pakaian — sebagai penanda status sosial dan eksistensi diri. Mereka merasa keberadaannya lebih nyata jika bisa dikenali lewat brand atau tren yang diikuti,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Dr. Ratna Permata Sari, antropolog budaya dari UGM, yang menyebutkan bahwa budaya belanja fashion saat ini erat kaitannya dengan dorongan untuk tampil dan mendapat validasi sosial. “Kita hidup di era visual, di mana penampilan menjadi kunci eksistensi. Budaya ‘upload’ di media sosial mendorong orang untuk terus memperbarui penampilan agar tetap relevan. Ini menyebabkan siklus konsumerisme yang tak pernah selesai.”

Ironisnya, di tengah lemari yang penuh, banyak dari pakaian itu hanya dikenakan satu-dua kali — bahkan ada yang belum pernah dipakai sama sekali. Sementara di sisi lain, tak sedikit masyarakat yang masih berjuang memenuhi kebutuhan pakaian dasar. Ini menunjukkan betapa timpangnya prioritas kita sebagai konsumen modern.

Karena pada akhirnya, hidup yang bermakna bukan diukur dari banyaknya pakaian yang dimiliki, melainkan dari seberapa bijak kita mengelola keinginan — dan bagaimana kita bertanggung jawab terhadap jejak yang kita tinggalkan bagi bumi.

Jika kita terus abai terhadap dorongan membeli busana tanpa pertimbangan kebutuhan dan enggan mengambil tanggung jawab terhadap dampaknya, maka tumpukan sampah ekologis akan terus membebani bumi. Limbah tekstil bukan sekadar soal barang tak terpakai, tetapi soal beban lingkungan yang kian mengkhawatirkan — mulai dari pencemaran air hingga emisi karbon yang memperparah krisis iklim.

Maka, perubahan harus dimulai dari kesadaran diri. Kita tak perlu terus menjadi bagian dari budaya konsumtif yang hanya melahirkan limbah. Sebaliknya, kita bisa memilih untuk menjadi bagian dari solusi — dengan berbelanja secara bijak, mendukung upcycle, serta menghargai nilai pakai sebuah pakaian. Karena bumi tak butuh lemari penuh, melainkan manusia yang peduli.

Meski tantangannya besar, bukan berarti tidak ada harapan. Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan adalah memperkuat sistem daur ulang tekstil. Data dari WRAP UK (2021) menunjukkan bahwa mendaur ulang satu ton limbah tekstil dapat menghemat sekitar 20 ton emisi karbon dioksida dan hingga 3.000 liter air yang biasanya dibutuhkan dalam produksi kain baru. Angka ini menunjukkan bahwa pendekatan berkelanjutan bisa berdampak besar, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga dalam membentuk pola konsumsi baru.

Di Indonesia, gerakan ke arah ini mulai bermunculan. Di Bandung misalnya, kota yang dikenal sebagai pusat industri fashion, lahir berbagai komunitas kreatif yang mengusung semangat keberlanjutan. Komunitas seperti Rebirth by Olin dan Bandung Textile Upcycle Movement berhasil menunjukkan bahwa limbah tekstil pun bisa disulap menjadi barang bernilai guna seperti tas, dompet, bahkan dekorasi rumah. Inisiatif-inisiatif ini membuktikan bahwa daur ulang bukan sekadar wacana, tapi solusi nyata yang bisa menginspirasi perubahan gaya hidup masyarakat.

Kita perlu bertanya kembali: apakah kita membeli karena butuh, atau sekadar takut tertinggal tren? Sudah saatnya kita mengedepankan prinsip kesadaran dalam berbelanja, bukan sekadar mengikuti arus. Fashion seharusnya menjadi ekspresi, bukan obsesi. Karena pada akhirnya, hidup yang bermakna bukan diukur dari banyaknya pakaian yang dimiliki, melainkan dari seberapa bijak kita mengelola keinginan — dan bagaimana kita bertanggung jawab terhadap jejak yang kita tinggalkan bagi bumi.

—000—

*Pemimpin Redaksi Trigger.id

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, nusantara, update Ditag dengan:Candu, Fashion, Konsumtif, Lemari Penuh, Lingkungan Terancam

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

AC Milan dan Inter Milan Resmi Akuisisi San Siro, Siap Bangun Stadion Modern

6 November 2025 By admin

Kementerian Haji Terbitkan Rencana Perjalanan Ibadah Haji 2026

6 November 2025 By admin

Cak Imin: Tunggakan BPJS Kesehatan 23 Juta Peserta Akan Dihapus Mulai Akhir 2025

6 November 2025 By admin

MUI: Seluruh Mantan Presiden yang Wafat Pantas Jadi Pahlawan Nasional

6 November 2025 By admin

NU dan Konjen RRT Surabaya Gagas Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan

5 November 2025 By admin

Mensos Usulkan Lansia dan Difabel Masuk Penerima Program Makan Bergizi Gratis pada 2026

5 November 2025 By admin

Raja Charles Resmikan David Beckham sebagai Kesatria Kerajaan Inggris

5 November 2025 By admin

Whoosh Direncanakan Tembus Banyuwangi, Konektivitas Jawa Timur Makin Kuat

5 November 2025 By admin

Keluarga di AS Gugat Tesla Atas Dugaan Kematian Akibat Pintu Mobil yang Gagal Berfungsi

4 November 2025 By admin

BGN Aktifkan Kembali Portal Mitra MBG, Pendaftaran SPPG Kini Dibuka Lagi

4 November 2025 By admin

BPKH–MUI Libatkan 4.000 Dai Perkuat Literasi Keuangan Haji

4 November 2025 By admin

FIFA Tolak Banding FAM Terkait Kasus Pemalsuan Dokumen 7 Pemain Naturalisasi

4 November 2025 By admin

Inter Milan Raih Kemenangan atas Hellas Verona, Fiorentina Kembali Tumbang di Kandang

3 November 2025 By admin

Lembaga Wakaf MUI Bentuk Manajemen Pengelola Wisata Halal di Danau Maninjau

3 November 2025 By admin

Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen Liga Inggris, Manchester City Tempel Ketat

3 November 2025 By admin

Tiga Tokoh Indonesia Serukan Perdamaian Dunia di Forum Global Roma

3 November 2025 By admin

Tjangkroekan Djoeang Hadirkan Kuliner Langka Nasi Osek hingga Sego Sadukan di Tugu Pahlawan

2 November 2025 By admin

Mbappe Borong Dua Gol, Real Madrid Tekuk Valencia 4-0

2 November 2025 By admin

Arsenal Mantapkan Posisi di Puncak Klasemen Usai Kalahkan Burnley 2-0

2 November 2025 By admin

Menkomdigi Ungkap Game Online Disusupi Jaringan Teroris, Orang Tua Diimbau Waspada

2 November 2025 By admin

Chivu Siapkan Rotasi Skuad Inter Hadapi Hellas Verona

2 November 2025 By admin

Saudi Perpendek Masa Berlaku Visa Umrah Jadi 1 Bulan

2 November 2025 By admin

Belajar Kesabaran dari Nabi Ya’kub AS: Hikmah Besar dari Ujian Anak-Anak

1 November 2025 By admin

Mencermati Istitaah Kesehatan Haji 2026

1 November 2025 By admin

Israel Serahkan 30 Jenazah Warga Palestina, Serangan Udara Masih Berlanjut di Gaza

1 November 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Universitas Al-Azhar Resmi Buka Program Studi Bahasa Indonesia
  • Derbi Turin Tanpa Pemenang, Juventus dan Torino Berbagi Poin
  • OpenAI Digugat Usai Diduga ChatGPT Dorong Pengguna untuk Bunuh Diri
  • Ketika Sofa, Kasur, dan Sampah Raksasa Mengancam Jantung Drainase Surabaya
  • Sampah Jadi Penyebab Utama Banjir Surabaya

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.