
Surabaya (Trigger.id) – Jangan Menua Tanpa Makna adalah sebuah pengingat bahwa usia yang bertambah bukan sekadar perjalanan menuju masa tua, tetapi juga kesempatan untuk terus memperbaiki diri dan mengisi hidup dengan amal kebaikan. Setiap detik yang berlalu adalah bagian dari modal kehidupan yang harus dimanfaatkan untuk hal-hal bermanfaat.
Jangan biarkan waktu berlalu sia-sia tanpa meninggalkan jejak amal, ilmu yang bermanfaat, atau nasihat kebaikan bagi orang lain. Hidup yang bermakna adalah hidup yang penuh iman, amal shalih, serta kontribusi bagi keluarga, masyarakat, dan agama. Mari gunakan sisa usia kita untuk terus menanam kebaikan sebelum waktu kita habis. Khutbah Jumat kali ini kita mengangkat tema Jangan Menua Tanpa Makna. Semoga bermanfaat.
Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah..
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Ketakwaan yang ditandai dengan ketaatan kepada segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Tema khutbah kita hari ini adalah: “Jangan Menua Tanpa Makna.” Rasulullah SAW pernah bersabda tentang umur umatnya:
“أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ سِتِّينَ إِلَى سَبْعِينَ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ”
“Umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit sekali yang melampaui itu.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa usia umat Nabi Muhammad SAW tergolong pendek dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya. Oleh karena itu, setiap detik yang kita lalui harus diisi dengan amal shalih, ibadah, dan kebaikan agar kita tidak termasuk orang yang menua tanpa makna.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-‘Asr:
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.”
(QS. Al-‘Asr: 1-3)
Surah ini menegaskan bahwa manusia yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik akan merugi. Jika umur kita tidak diisi dengan iman, amal shalih, dan nasihat kebaikan, maka usia kita akan berlalu sia-sia.
Surah Al-‘Asr terdiri dari tiga ayat yang singkat, namun memiliki makna yang sangat mendalam. Para ulama menilai bahwa surah ini mengandung inti ajaran Islam dan prinsip-prinsip untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Allah SWT memulai surah ini dengan sumpah-Nya atas waktu (al-‘asr).
- Makna al-‘Asr: Kata ini bisa berarti waktu sore atau waktu secara umum. Para ulama menafsirkan bahwa “masa atau waktu” adalah simbol seluruh perjalanan hidup manusia.
- Pelajaran:
- Waktu adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia.
- Waktu adalah sesuatu yang terus berlalu tanpa bisa kembali, sehingga kita harus menggunakannya dengan bijak dan tidak menyia-nyiakannya.
- Imam Syafi’i pernah berkata: “Jika manusia merenungi Surah Al-‘Asr ini saja, maka itu sudah cukup sebagai nasihat.”
2. Kerugian Manusia yang Tidak Memanfaatkan Waktu dengan Baik (Ayat 2: إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ – Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian)
- Kerugian yang Pasti: Allah menegaskan bahwa manusia berada dalam kondisi rugi, kecuali mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
- Makna kerugian:
- Kerugian yang dimaksud di sini bukan hanya kerugian duniawi, tetapi juga kerugian akhirat yang jauh lebih besar.
- Orang yang menyia-nyiakan hidup tanpa amal shalih dan iman akan menghadapi penyesalan besar di akhirat.
- Waktu yang berlalu tanpa amal shalih adalah kerugian yang tidak bisa diganti.
- Mengapa Allah menegaskan kerugian manusia?
Ini adalah peringatan agar manusia sadar bahwa kehidupan bukan sekadar hiburan atau kesenangan, melainkan ladang untuk beramal dan mempersiapkan bekal akhirat.
3. Syarat-Syarat Terhindar dari Kerugian (Ayat 3: إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ – Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih)
Allah memberikan empat syarat untuk terhindar dari kerugian:
- Iman:
- Iman adalah pondasi segala amal dan kepribadian seorang Muslim.
- Iman bukan hanya pengakuan lisan, tetapi keyakinan yang mengakar dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
- Keimanan harus dijaga dan diperbaharui dengan memperdalam ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Amal Shalih:
- Amal shalih mencakup semua perbuatan yang diperintahkan oleh Allah dan dilakukan dengan ikhlas.
- Keimanan tanpa amal shalih adalah keimanan yang tidak sempurna.
- Amal shalih harus berkesinambungan dan mencakup semua aspek kehidupan, seperti ibadah, akhlak, dan muamalah.
- Saling Menasihati dalam Kebenaran (وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ):
- Kewajiban setiap Muslim adalah saling mengingatkan dan mengajak kepada kebenaran.
- Menasihati dalam kebenaran berarti mengajak kepada syariat Islam, mengingatkan untuk menjauhi kemaksiatan, dan menegakkan keadilan.
- Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial dan solidaritas dalam Islam.
- Saling Menasihati dalam Kesabaran (وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ):
- Kesabaran adalah salah satu kunci keberhasilan dalam hidup dan bekal menghadapi ujian serta tantangan.
- Sabar dalam menghadapi musibah, ujian, dan tantangan adalah tanda keimanan yang kuat.
- Sabar juga mencakup keteguhan dalam melaksanakan ketaatan dan menjauhi larangan, serta kesabaran dalam menghadapi godaan dunia.
- Menasihati dalam kesabaran adalah bentuk dukungan moral dan spiritual antar sesama Muslim.
Kesimpulan dan Hikmah Surah Al-‘Asr
- Waktu adalah Kehidupan: Menghargai waktu berarti menghargai hidup yang telah Allah berikan. Jangan menyia-nyiakan waktu dengan hal yang tidak bermanfaat.
- Iman dan Amal Shalih adalah Kunci: Kombinasi antara iman yang kokoh dan amal yang shalih adalah kunci keselamatan dunia dan akhirat.
- Pentingnya Saling Menasihati: Solidaritas dalam hal kebaikan dan kesabaran adalah pilar masyarakat Islam yang kuat.
- Jalan Menuju Keberhasilan: Surah ini memberikan panduan ringkas namun padat tentang bagaimana manusia dapat menjalani hidup yang bermakna dan selamat dari kerugian dunia serta akhirat.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang menghargai waktu dan memenuhi syarat-syarat yang disebutkan dalam Surah Al-‘Asr. Amin, ya Rabbal ‘alamin.
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Mari kita renungkan kehidupan kita. Jangan menunggu tua untuk bertaubat, jangan menunggu sakit untuk bersyukur, dan jangan menunggu ajal datang baru menyesali waktu yang terbuang.
Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam sebuah hadis:
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang sakitmu, waktu kayamu sebelum datang miskinmu, waktu luangmu sebelum datang sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu.”
(HR. Hakim dan Baihaqi)
Hadis ini mengajarkan bahwa kehidupan yang berarti adalah kehidupan yang penuh amal shalih. Jangan biarkan waktu berlalu sia-sia tanpa makna. Isi hari-hari kita dengan memperbanyak istighfar, sedekah, tilawah Al-Quran, silaturahmi, dan amal kebaikan lainnya.
Jamaah sekalian, marilah kita berdoa agar Allah SWT memberikan taufik kepada kita untuk mengisi sisa umur dengan amal yang bermanfaat dan mendapatkan husnul khatimah saat ajal menjemput.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Tinggalkan Balasan