
Surabaya (Trigger.id) – Jika Anda termasuk orang yang mudah merasa mual saat naik kendaraan, mobil listrik mungkin bukan pilihan terbaik untuk Anda. Bahkan bagi mereka yang biasanya tidak mengalami mabuk perjalanan, sejumlah orang melaporkan merasa lebih mual saat berada di dalam kendaraan listrik (EV).
Fenomena ini ramai diperbincangkan di media sosial, terutama TikTok. Salah satu kreator, Kristin Turner, mengunggah video dari dalam mobil Tesla—merek mobil listrik populer di AS—dan mengaku harus menarik napas dalam-dalam selama perjalanan Uber yang disebutnya sebagai “satu jam paling bergelombang dalam hidupnya.”
Komentar warganet pun membanjiri unggahan tersebut, banyak di antaranya mengaku mengalami mabuk perjalanan untuk pertama kalinya saat naik EV.
Apa Itu Mabuk Perjalanan?
Mabuk perjalanan adalah bagian dari gangguan yang dikenal sebagai motion sickness, kondisi yang juga bisa terjadi saat naik pesawat, kereta, kapal laut, atau bahkan saat bermain gim virtual reality. Kondisi ini lebih umum terjadi pada perempuan dan anak-anak, terutama pada usia sekitar 9 tahun, meski siapa pun bisa mengalaminya.
Menurut Dr. Behrang Keshavarz, pakar motion sickness dari KITE Research Institute di Universitas Toronto, mabuk perjalanan adalah reaksi fisiologis yang wajar, terjadi ketika tubuh dan otak menerima informasi yang tidak selaras.
Misalnya, saat Anda duduk di mobil dan tidak bisa melihat arah gerakan kendaraan, otak tidak mendapatkan masukan visual yang cukup untuk memahami gerakan tubuh. Ketidaksesuaian antara sinyal dari mata, telinga bagian dalam (yang mengatur keseimbangan), dan propriosepsi (perasaan tubuh) inilah yang memicu rasa mual.
Hal ini juga menjelaskan mengapa pengemudi cenderung tidak mabuk—karena mereka bisa melihat jalan dan mengantisipasi gerakan kendaraan, sehingga otak memiliki persepsi gerak yang sesuai.
Apakah Mobil Listrik Memicu Mabuk Lebih Parah?
Meski mabuk perjalanan bisa terjadi di semua jenis kendaraan, beberapa faktor unik pada mobil listrik tampaknya dapat memperparah kondisi ini, bahkan pada orang yang biasanya tidak mengalami mabuk.
Berikut beberapa penyebab yang mungkin:
- Regenerative Braking (Pengereman Regeneratif):
EV menggunakan sistem pengereman berbeda yang mengubah energi kinetik menjadi energi baterai. Sistem ini bisa terasa lebih mendadak atau “menyentak,” terutama jika pengemudinya belum terbiasa, menurut Dr. Brynna Connor, dokter keluarga di Austin, Texas. - Percepatan dan Perlambatan yang Cepat:
EV seperti Tesla memiliki akselerasi yang lebih responsif dibandingkan mobil biasa. Akselerasi dan deselerasi mendadak ini bisa memberikan sensasi tidak nyaman yang memicu disorientasi. - Tidak Ada Suara Mesin:
Mesin yang senyap justru dapat membuat otak kehilangan petunjuk auditori tentang gerakan kendaraan. Ketika otak kehilangan salah satu sumber informasi gerak, potensi mabuk pun meningkat. - Sensasi “Melayang” atau Bergoyang:
Banyak pengguna melaporkan merasa seolah-olah melayang atau seperti berada di perahu saat naik EV. Gerakan lambat yang lembut ini mirip dengan situasi yang menyebabkan sea sickness (mabuk laut) atau bahkan camel sickness saat naik unta, menurut Dr. John Golding, profesor psikologi terapan dari University of Westminster.
Bagaimana Mencegah atau Mengurangi Mabuk Perjalanan
Sayangnya, belum ada cara pasti untuk mencegah mabuk perjalanan sepenuhnya. Namun, Anda bisa mencoba beberapa strategi untuk mengurangi risikonya:
- Gunakan Obat Mabuk Perjalanan:
Obat seperti Dramamine (dimenhydrinate) bisa membantu, namun efek sampingnya sering membuat mengantuk. Ini lebih cocok untuk perjalanan jauh, bukan untuk naik Uber 10 menit. - Duduk di Kursi Depan:
Duduk di depan memberi Anda pandangan lebih jelas terhadap jalan, sehingga otak lebih mampu memproses gerakan kendaraan dengan benar. Jika memungkinkan, mengemudi sendiri juga bisa membantu. - Hindari EV Bila Bisa:
Jika Anda tahu mobil listrik membuat Anda tidak nyaman, pilih mobil bensin ketika menggunakan aplikasi transportasi online. - Jangan Membaca atau Main HP:
Melihat objek yang diam (seperti ponsel atau buku) saat tubuh merasa sedang bergerak bisa membingungkan otak dan memicu mabuk. - Konsumsi Jahe:
Produk berbahan dasar jahe seperti permen atau minuman jahe terbukti bisa membantu mengurangi rasa mual. - Dapatkan Udara Segar:
Membuka jendela atau keluar sejenak dari kendaraan dapat membantu mengatasi mual saat berkendara jauh. - Coba Akupresur:
Menekan titik P-6 di pergelangan tangan bagian dalam dipercaya mampu meredakan rasa mual dan cukup mudah dilakukan.
Mabuk saat naik mobil listrik memang bukan sekadar sugesti. Ada faktor-faktor nyata yang membuat EV terasa lebih memicu rasa mual dibandingkan mobil konvensional, terutama bagi penumpang. Meski belum ada solusi mutlak, memahami penyebabnya bisa membantu Anda mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat sebelum menempuh perjalanan. (ian)
Sumber: Health.com
Tinggalkan Balasan