• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Relasi “Epidemi” Polusi Plastik dan WWF, Apa Peran Indonesia?

17 Mei 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Ketergantungan kehidupan manusia sehari-hari terhadap plastik, sudah tidak diragukan lagi. Hampir semua kemasan makanan menggunakan unsur plastik. Khususnya bagi ibu rumah tangga, tas “kresek” sudah menjadi teman setia yang praktis,  saat berbelanja kebutuhan sayur mayur dan keperluan rumah tangga lainnya. Demikian pula botol kemasan air mineral dan minuman lainnya, hampir semuanya terbuat dari bahan plastik.

Selama pandemi Covid-19, alat pelindung diri (APD) telah berjasa besar memproteksi manusia dari paparan virus Corona. Tapi kini sampah APD yang komponennya terbuat dari bahan plastik, memicu “epidemi” baru.Sekitar 15-20 persen volume total sampah di sepanjang muara sungai, disumbangkan dari APD tersebut. Secara keseluruhan, sungai menjadi tempat pembuangan lebih dari 50 persen sampah plastik.“Derita” lingkungan masih terus berlanjut hingga ke laut. Bahan plastik merupakan bagian terbesar (60-80 persen) sampah yang ada di laut. Sebanyak 90 persen sampah yang mengapung di lautan, mengandung material plastik. Akibatnya mayoritas fauna dan biota laut, telah terpapar dan terkena dampak toksiknya.

Pada tahun 2022, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah. Sebanyak 18,5 persennya berupa sampah plastik. Dengan jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia, negara kita menduduki peringkat kelima sebagai negara penghasil sampah terbesar.Data itu mengacu pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(LHK). Kerumitan tersebut, masih harus bertambah lagi dengan persoalan impor sampah plastik. Pada tahun yang sama, sebanyak 194 ribu ton sampah plastik dari mancanegara, memasuki bumi Indonesia. Negara kita termasuk salah satu pengimpor sampah plastik terbesar di dunia. Semua realitas itu sungguh-sungguh merupakan bahaya nyata bagi kelestarian ekologi dan kesehatan masyarakat Indonesia!

Mengutip survei Ecoton (Ecological Observationand Wetlands Conservation), sebanyak 68 sungai di tanah air telah tercemar dengan mikroplastik (MP). Sungai Brantas, Ciliwung, Bengawan Solo,dan Citarum, disebut-sebut sebagai sungai paling tercemar. Limbah domestik, industri (terutama tekstil dan daur ulang plastik-kertas),serta peternakan, merupakan kontributor utamanya. Limpahan sampah MP, tidak lepas dari buruknya tata kelola timbunan sampah plastik di daratan. Padahal sungai-sungai tersebut memiliki peran vital sebagai air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Ancaman bahaya terhadap status kesehatan, diperparah dengan kenyataan bahwa aliran sungai itu penting bagi sumber irigasi pertanian. Diketahui 50 persen suplai  pangan nasional, berasal dari rantai pasok produk agraria tersebut.

Mikroplastik

Dengan teknologi terkini, sampah plastik belum dapat diurai sepenuhnya. Secara alamiah senyawa dan struktur yang menyusun plastik tidak dapat terurai oleh mikroorganisme, karena tidak memiliki enzimnya. Plastik hanya bisa terdegradasi menghasilkan partikel MP yang tidak kasat mata. Ukurannya lebih kecil dari lima mm.Selanjutnya MP bisa mengalami degradasi menjadi partikel yang lebih kecil lagi, disebut dengan nanoplastik (NP). Paparan radiasi ultraviolet matahari, dapat mempercepat terbentuknya MP dan NP (foto degradasi). Pemanasan global yang terjadi saat ini, menjadi katalis meningkatnya risiko paparan polutan plastik di air maupun udara pada makhluk hidup. Di lautan, partikel mikroitu menyerupai plankton, sehingga menjadi santapan fauna akuatik. Manusia sebagai puncak rantai makanan, pada gilirannya semakin banyak terpapar oleh akumulasi polutan tersebut.

Pada dasarnya plastik dirancang untuk memudahkan kehidupan manusia.Tetapi di sisi lain telah menjadi bahaya nyata bagi kelestarian lingkungan dan makhluk hidup di bumi. Secara ekonomi, rendahnya biaya produksi plastik tidak pararel dengan tingginya biaya daur ulang atau pembuangan limbahnya. Hingga kini hanya ada tiga cara pengelolaan limbah plastik. Pertama, “dimusnahkan” dengan proses insinerasi yang bisa menghasilkan energi listrik atau panas. Tetapi biaya ekonominya sangat tinggi, serta berpotensi meningkatkan polusi udara. Kedua, melalui proses daur ulang. Ketiga, membuangnya langsung ke tempat sampah. Diperkirakan sebanyak 80 persen volume sampah dunia, dihasilkan melalui skenario yang ketiga itu.

Riset tentang efek toksik MP dan NP bagi kesehatan manusia, kini sedang intensif  diteliti para ahli. Disinyalir berdampak buruk pada berbagai faalorgan manusia.Antara lain berisiko tinggi sebagai karsinogen (pemicu kanker) dan peradangan saluran cerna. Organ/faal tubuh lainnya yang bisa terganggu, antara lain pada sistem endokrin/hormon, fungsi imunitas, sistem reproduksi, hingga penyakit kardiovaskuler, serta dapat mempercepat degenerasi sel-sel susunan saraf pusat.

Peran Indonesia dalam World Water Forum (WWF)

Sebagai tuan rumah WWF ke-10di Bali tanggal 18-25 Mei 2024, diharapkan negara kita  dapat berperan penting. Pada prinsipnya mustahil bisa menghilangkan polutan plastik dari muka bumi. Namun demikian, tindakan terpenting adalah mengendalikannya semaksimal mungkin. Hampir semua negara di dunia sudah memiliki regulasinya. Misalnya di Amerika Serikat, diterbitkan aturan yang melarang pembuatan, pengemasan, dan distribusi produk kosmetik bilas yang mengandung partikel plastik. Di sisi lain mereka mendorong  penggunaan produk alternatif pengganti plastik yang dapat diurai secara alami. Inggris telah menjalankan aturan yang menghilangkan penggunaan plastik sekali pakai. Tiongkok telah mengatur tempat-tempat pembuangan sampah plastik dan melarang pembuangannya ke sungai, waduk, ataupun danau.

Di dalam negeri pemerintah telah menerbitkan beberapa regulasi. Antara lain adalah Undang-UndangNomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Regulasi tersebut diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2012, tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Di sisi lain PP Nomor 27  Tahun 2020, mengatur tentang pengelolaan sampah spesifik. Semua regulasi tersebut bertujuan menetapkan target nasional pengurangan sampah sebanyak 30 persen pada tahun 2025. Harapannya pada akhir tahun 2029,dapat menghentikan secara bertahap beberapa jenis plastik sekali pakai.

Di tengah rumitnya pengelolaan sampah domestik, aktivitas ekspor-impor sampah plastik harusnya menjadi poin penting kajian WWF. Itu mencerminkan ketidakadilan lingkungan. Dampaknya menyebabkan negara penerima menanggung risiko pemburukan ekologi, kemerosotan ekonomi, ketimpangan sosial, dan kesehatan rakyatnya.

Selain misi meningkatkan pariwisata, forum tersebut harus mampu memperoleh solusi dalam menghadapi masalah air, termasuk isu-isu global terkait air, perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan pembangunan berkelanjutan.

—–o—–

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, nusantara, update Ditag dengan:APD, Peran Indonesia, Polusi Plastik, Relasi “Epidemi”, Sampah Plastik, WWF

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Tim-tim Premier League Saling Jegal di Putaran Keempat Piala Liga Inggris

28 Oktober 2025 By admin

Hoaks!, Konferensi Pers PSSI yang Umumkan Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia

27 Oktober 2025 By admin

Standar Istithaah Kesehatan Haji 2026 Diperketat, 11 Penyakit Ini Jadi Fokus Pemeriksaan

27 Oktober 2025 By admin

DPR: Kebijakan Umrah Mandiri Bukan Ancaman, tapi Upaya Sehatkan Industri

27 Oktober 2025 By admin

Real Madrid Kukuh di Puncak, Jauhi Barcelona Lima Poin Usai Menang di El Clasico

27 Oktober 2025 By admin

Pakar UGM: Mikroplastik di Air Hujan Jadi Ancaman Senyap bagi Kesehatan Manusia

26 Oktober 2025 By admin

Anthony Hopkins Ungkap Hubungan yang Retak dengan Putrinya, Abigail: “Saya Sudah Lakukan yang Saya Bisa”

26 Oktober 2025 By admin

Cegah ISPA di Musim Pancaroba, Dinkes Surabaya Gratiskan Vaksin Pneumonia untuk Balita

26 Oktober 2025 By admin

Apecsi Tolak Calon “Direktur Odong-Odong” di Kebun Binatang Surabaya

26 Oktober 2025 By admin

Erick Thohir Serap Aspirasi Ultras Garuda untuk Bangun Sepak Bola Indonesia

26 Oktober 2025 By admin

Justin Bieber Siap Tampil di Coachella 2026, Rajin Livestream di Twitch untuk Persiapan Setiap Hari

25 Oktober 2025 By admin

Napoli Tantang Inter, Jay Idzes Pimpin Sassuolo Jamu AS Roma di Pekan Kedelapan Liga Italia

25 Oktober 2025 By admin

Perburuan Pelatih Baru Timnas Indonesia, Bukan Shin Tae‑Yong

25 Oktober 2025 By admin

El Clasico Real Madrid vs Barcelona Warnai Pekan ke-10 Liga Spanyol 2025/2026

25 Oktober 2025 By admin

Pemerintah Siapkan Perpres Perlindungan Mitra Ojek Online, Ditarget Rampung Akhir Tahun

25 Oktober 2025 By admin

Francisco Rivera dan Rekan Siap Kembalikan Senyum Bajul Ijo di Sleman

24 Oktober 2025 By admin

Apecsi Pertanyakan Perekrutan Calon Direktur KBS yang Dinilai Tak Miliki Latar Belakang Konservasi

24 Oktober 2025 By admin

DPR Nilai Penolakan Atlet Israel Cerminkan Konsistensi Indonesia Perjuangkan Kemanusiaan

24 Oktober 2025 By admin

Sekjen PBB Desak Israel Patuhi Putusan Mahkamah Internasional Terkait Gaza

24 Oktober 2025 By admin

Dari Desa yang Menyala, Indonesia Menguat: Ketika Energi Hijau Menjadi Kedaulatan Bangsa

23 Oktober 2025 By admin

Gol Tunggal Bellingham Bawa Real Madrid Tundukkan Juventus 1-0

23 Oktober 2025 By admin

Pemerintah Bentuk Satgas Percepatan Program Strategis untuk Pastikan Target Nasional Tepat Waktu

23 Oktober 2025 By admin

Kemendikdasmen Siapkan 150 Ribu Beasiswa bagi Guru yang Belum D4/S1 Mulai 2026

23 Oktober 2025 By admin

Inter Milan Pesta Gol 4-0 Atas Union Saint-Gilloise, Perpanjang Rekor Tak Terkalahkan di Liga Champions

22 Oktober 2025 By admin

Menkeu Purbaya Buka Peluang Kenaikan Gaji ASN pada 2026

22 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Kerja Keras Petar Sucic Berbuah Manis, Cetak Gol Perdana untuk Inter Milan
  • Khofifah Raih DPD RI Awards 2025 atas Dedikasi Lindungi Anak dan Berdayakan Perempuan
  • Biaya Haji 2026 Disepakati Rp 87,4 Juta, Jemaah Bayar Rp 54,1 Juta
  • 5 Kandidat Pelatih Baru Timnas Indonesia, Dua Nama Top Dipastikan Tersingkir
  • Delegasi PWNU Jatim Kunjungi Industri Perkebunan Modern di Tiongkok

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.