
Jakarta (Trigger.id) – Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza pada Selasa (18/3) dini hari, menewaskan lebih dari 404 warga Palestina dan melukai 562 lainnya. Serangan ini terjadi saat sebagian warga Gaza bersiap sahur, sementara yang lain menunggu waktu fajar untuk berpuasa tanpa memiliki makanan.
Menurut otoritas kesehatan setempat, jumlah korban tewas akibat agresi Israel sejak Oktober 2023 kini telah melampaui 48.500 jiwa, mayoritas di antaranya perempuan dan anak-anak. Setelah serangan tersebut, Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga di Beit Hanoun dan Khan Younis, meskipun tanpa kejelasan mengenai tempat tujuan yang aman.
Pelanggaran Gencatan Senjata
Hamas menuduh Israel telah melanggar gencatan senjata yang disepakati sejak 19 Januari. Anggota biro politik Hamas, Basem Naim, menegaskan bahwa kelompoknya telah mematuhi kesepakatan, sementara Israel terus melakukan pembunuhan, menutup perbatasan, dan menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan.
Sebaliknya, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berdalih bahwa serangan dilakukan karena Hamas menolak usulan Amerika Serikat untuk memperpanjang gencatan senjata dan pertukaran tawanan.
Kecaman Internasional Menggema
Serangan ini menuai kecaman luas dari berbagai negara dan organisasi internasional. Uni Eropa menegaskan bahwa satu-satunya jalan keluar dari konflik ini adalah melalui negosiasi. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyatakan keprihatinannya atas serangan yang dinilai dapat menghambat upaya perdamaian.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak guna menghentikan tindakan Israel yang membatasi akses makanan, air, dan layanan medis bagi warga Palestina di bulan Ramadan.
Pemerintah Indonesia turut mengutuk keras serangan ini. Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa aksi militer Israel tidak hanya memperburuk kondisi kemanusiaan tetapi juga mengancam gencatan senjata serta prospek perdamaian menuju solusi dua negara.
Upaya Melanjutkan Negosiasi
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah tegas dalam memulihkan gencatan senjata. Ia menegaskan bahwa upaya diplomasi harus terus dilakukan guna memastikan kesepakatan antara Israel dan Hamas bisa kembali berjalan.
Sementara itu, Hamas menyatakan kesiapannya untuk mempertimbangkan setiap usulan terkait perundingan tahap kedua gencatan senjata di Gaza. Juru bicara Hamas, Abdul Latif Al-Qanoua, menegaskan bahwa pihaknya menyambut baik setiap inisiatif menuju perdamaian yang lebih permanen.
Serangan terbaru Israel ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza dan meningkatkan tekanan internasional untuk segera menghentikan konflik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. (ian)
Tinggalkan Balasan