New York (Trigger.id) – Memperkenalkan kuliner dan budaya Indonesia bisa dari mana saja. Seperti dari sebuah tempat “kecil” di kota besar di Amerika Serikat, tepatnya Manhattan, New York City. Mungkin itulah gambaran dari Warkop NYC yang didirikan oleh Omar Karim Prawiranegara dengan beberapa rekannya, Teguh Chandra, Cut Lakeisha, serta Ditto “Percussion” sebagai investor. Warkop NYC sukses merepresentasikan warung kopi khas Indonesia yang sederhana, tapi kental dengan kearifan lokal.
“Idenya berasal bahwa konsep warung kopi alias warkop cocok dengan gaya hidup warga New York City yang serba cepat. Kami merasa warkop merupakan everyone’s place. Dan, konsep itu kami rasa juga cocok dengan karakter kota New York yang juga memiliki pace yang cepat dan sebagai melting pot untuk exposure sebuah brand. Karena itulah Warkop NYC hadir, untuk menjawab keresahan kami akan exposure kuliner dan juga pop culture Indonesia di luar negeri yang sampai saat ini masih samar-samar,” kata Omar.
Ketika berniat membuat Warkop NYC, Omar mengaku tidak mengenal siapa-siapa dan benar-benar mulai dari nol. Omar bercerita, mencari tempat dan mengurus proses izin adalah yang tersulit. Meski begitu, Omar berhasil menghadirkan Warkop NYC secara mandiri, berdiri sendiri, dan belum ada sentuhan bantuan dari lembaga Indonesia waktu itu.
“Kami sangat senang karena respons yang kami dapatkan sangat baik. Bahkan, sebulan setelah pembukaan Warkop NYC, masih banyak orang yang mengantre. Semua orang penasaran dan mau mencoba menu yang kami sediakan,” jelas Omar.
Ketika Warkop NYC buka pertama kali, pengunjung yang datang hampir 80% adalah orang Indonesia. Kini, variasi pengunjung sudah berimbang 50:50, antara Diaspora dengan warga lokal.
“Peliputan oleh media lokal, seperti eater dan NYTimes, amat membantu kami dalam menambah exposure Warkop NYC kepada warga lokal. Rata-rata per hari kami bisa kedatangan 8-100 pengunjung dan jumlahnya bisa naik dua kali lipat saat weekend,” pungkas Omar.
Berdiri pada 3 Maret 2022 lalu, salah satu menu terlaris di Warkop NYC adalah internet (mi instan yang disajikan dengan telur dan kornet) dan es kopi susu aren. Selain itu, Omar dan timnya juga menambah variasi menu baru seperti menu bubur kacang ijo.
“Kami melakukan banyak inovasi, khususnya pada menu. Sekarang, Warkop NYC sudah menyediakan produk ready to drink yang cukup digemari oleh warga lokal. Kedepannya, variasi menu akan terus dikembangkan,” lanjut Omar.
Ilustrasi Aren Latte dan Miester Mango menu minuman di Warkop NYC. (Foto: Instagram/warkopnyc).
Meski baru berdiri, kehadiran Warkop NYC cukup menyita perhatian warga lokal dan menjadi viral di Indonesia. Salah satu keunikan dari Warkop NYC adalah dengan menghadirkan “kearifan lokal” Indonesia, seperti bungkus saset bubuk minuman yang digantung dan ruangan dengan warna khas warkop pada umumnya. Tidak ada kursi nyaman khas kafe-kafe modern, pelanggan duduk di kursi plastik yang sering disediakan di warkop di Indonesia.
“Kami ingin menjadi salah satu retail chain product Indonesia terbesar di Amerika Serikat. Mimpinya ke sana. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan membuka cabang di beberapa kota lainnya. Harapannya, kami bisa menjadi duta besar casual kebudayaan dan pariwisata Indonesia,” ujar Omar.
Apa yang dilakukan oleh Omar dan rekan-rekannya juga menerima apresiasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Awal Mei lalu, Menteri Sandi datang langsung ke Warkop NYC setelah warkop ini viral di sosial media. Dalam kesempatan itu, Menteri Sandi memesan mi instan dan dan kopi aren latte, menu andalan Warkop NYC. Sambil berkelakar, Menteri Sandi bilang bahwa ada sensasi yang berbeda ketika makan mi instan di New York dengan di Indonesia.
“Ternyata ungkapan warkop ada di mana-mana itu benar. Kita juga bisa nemu warkop di New York City, nih! Kota Seribu Impian, di mana harapan besar kita terhadap industri kuliner Indonesia juga bisa terwujud,” tulis Menteri Sandi pada unggahan di akun Instagram-nya.
Mendapatkan begitu banyak perhatian, Omar ingin apa yang dia capai juga bisa menular kepada pelaku industri kuliner lainnya, khususnya yang ingin membuka restoran di luar negeri. Untuk itu, Omar juga berharap pemerintah Indonesia bisa memberikan dukungan yang lebih baik lagi untuk pelaku bisnis kuliner Indonesia agar semakin berkembang.
“Saat ini, akan sangat membantu jika pemerintah Indonesia bisa memberikan dukungan, misalnya dengan membangun central warehouse product Indonesia di luar negeri. Dengan begitu, bahan baku untuk makanan Indonesia bisa lebih mudah didapatkan,” imbuh Omar.
Foto Cover: Lanskap Warkop NYC, Warung Kopi di New York dengan kearifan lokal. (ian)
Tinggalkan Balasan