
Jakarta (Trigger.id) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong ekosistem perbukuan nasional yang sehat dan kuat, sehingga dapat menghadirkan buku-buku yang bermutu, murah, dan merata, untuk meningkatkan literasi murid.
“Sekarang tidak hanya 3M, tetapi 4M yaitu bermutu, murah, merata, dan menarik. Jadi buku-buku itu harus menarik minat baca, khususnya anak-anak kita,” kata Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek Supriyatno dalam keterangan di Jakarta, Kamis (28/09/2023).
Supriyatno menyatakan kini Kemendikbudristek telah menerbitkan sekitar 20 judul buku cerita atau buku non-teks untuk jenjang A atau pembaca dini, jenjang B atau pembaca awal, dan jenjang C atau pembaca semenjana.
Buku-buku cerita tersebut dapat dibaca dan diunduh secara gratis melalui Platform Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) yang diakses melalui buku.kemdikbud.go.id.
Selain buku cerita, SIBI juga menyediakan buku-buku teks pelajaran dari berbagai kurikulum, termasuk Kurikulum Merdeka, yang memiliki tampilan yang menarik dilengkapi ilustrasi yang menggugah minat murid.
Supriyatno menjelaskan buku harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, sehingga Kemendikbudristek membuat panduan perjenjangan buku yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan baca anak.
Panduan ini ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) dan terus disosialisasikan ke berbagai pemangku kepentingan.
“Panduan ini sudah mulai diketahui dan digunakan penerbit, sehingga mereka dapat menyesuaikan buku-buku terbitannya, serta juga terus disosialisasikan ke para guru dan orang tua,” katanya.
Tak hanya itu, Kemendikbudristek juga menyediakan buku non-teks untuk meningkatkan antusiasme belajar hingga minat siswa di kelas.Fenti Sanubari yang merupakan guru kelas 3 di SD Negeri Karang Rahayu 01, Kabupaten Bekasi, mengaku sebelumnya terpaku mengajarkan materi hanya dari buku teks pelajaran di kelas. (ant/kai)
Tinggalkan Balasan