
Beberapa waktu lalu viral kendaraan bus tergelincir di Tegal Jawa Tengah sehingga menimbulkan korban meninggal dunia.
Musibah tak ada yang tahu akan terjadi kepad siapa saja. Rasulullah pun pernah mengalami kendaraan yang tergelincir.
Lalu di jalan Arteri Supadio (jalan utama menuju Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak), Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat sejumlah motor tergelincir akibat tumpahan solar.
Data lainnya, sebuah mobil pick-up bermuatan atlet arung jeram terguling dan masuk jurang di Desa Marjanji Aceh, Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Dua orang mengalami luka serius akibat kejadian itu.
Beberapa kecelakaan di atas terjadi karena banyak penyebab. Ada karena pengemudi yang ceroboh, karena jalan yang rusak parah, jalan licin termasuk karena kondisi kendaraan yang kurang layak pakai. Apapun itu, semuanya karena alasan teknis yang bisa diselidiki. Bagaimana dengan alasan non teknis?.
Masalah non teknis inilah yang harus dipahami para pengguna jalan terutama mereka yang berada di belakang kemudi.
Mengutip Kitab Induk Doa dan Zikir Al Adzar, Imam An Nawawi,
Telah meriwayatkan dalam kitab Sunan Abu Dawud, dari Abi al Malih, seseorang dari kalangan tabi’in, dari seseorang bahwa dia berkata: “Aku membonceng Nabi saw., kemudian kendaraan beliau tergelincir, kemudian aku mengatakan: ‘Celakalah syaitan. Kemudian beliau bersabda:
“Janganlah kau ucapkan celakalah syaitan, karena jika kamu mengatakan demikian, maka syaitan akan menjadi besar, sehingga dia seperti rumah dan mengatakan dengan kekuatanku. Akan tetapi katakanlah bismillah, jika kamu mengatakan demikian, maka syaitan mengecil bagaikan seekor lalat.”.
Jangan mengkambing hitamkan syaitan, tetapi ucapkan bismillah agar syaitan tidak besar kepala. Dan hanya karena Allah semata kita bisa selamat dalam perjalanan dan terhindar dati kendaraan tergelincir.
Tinggalkan Balasan