Beberapa saat lalu bangsa kita memperingati Hari Pahlawan sebagai momentum untuk mengingat dan meneladani jiwa-jiwa kepahlawanan di negeri ini. Tidak sedikit mereka yang berani berjuang tanpa berpikir risiko yang bakal mereka dapatkan. Semuanya bahu-membahu merebut dan mempertahankan kemerdekaan banga Indonesia.
Dalam pandangan Islam, jiwa kepahlawanan adalah karakter mulia yang sangat dihargai, terutama karena mencerminkan semangat untuk berbuat baik, berkorban demi orang lain, dan menegakkan nilai-nilai keadilan serta kebenaran. Konsep kepahlawanan dalam Islam tidak hanya terbatas pada keberanian di medan perang, tetapi meliputi segala bentuk pengorbanan dan upaya untuk menebarkan kebaikan serta melindungi masyarakat dari bahaya dan ketidakadilan.
Pandangan Islam Tentang Jiwa Kepahlawanan
Islam mendorong umatnya untuk memiliki jiwa kepahlawanan yang dilandasi keikhlasan, niat untuk mencari ridha Allah, dan kepedulian terhadap sesama. Jiwa kepahlawanan ini adalah bagian dari sikap taqwa dan akhlak mulia yang diajarkan dalam Al-Quran dan hadis.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
(QS. Al-Maidah: 2)
Ayat ini menunjukkan pentingnya saling membantu dalam kebaikan, yang menjadi inti dari jiwa kepahlawanan. Begitu pula hadis Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama.
Contoh Jiwa Kepahlawanan di Zaman Rasulullah dan Para Sahabat
Jiwa kepahlawanan telah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya:
- Keberanian Rasulullah SAW dalam menghadapi musuh demi menyebarkan Islam, meski harus menghadapi ancaman dan bahaya.
- Pengorbanan Abu Bakr As-Siddiq yang menginfakkan hartanya untuk dakwah Islam dan membebaskan budak yang tertindas, seperti Bilal bin Rabah.
- Kepahlawanan Ali bin Abi Thalib yang berani menggantikan tempat tidur Rasulullah SAW saat hijrah ke Madinah demi melindungi beliau dari ancaman musuh.
Contoh Konkret Jiwa Kepahlawanan Saat Ini
Di era modern, jiwa kepahlawanan bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk tindakan kebaikan dan pengorbanan yang memiliki dampak positif bagi masyarakat. Berikut beberapa contoh nyata jiwa kepahlawanan masa kini:
- Tenaga Kesehatan di Masa Pandemi
Dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya yang bekerja tanpa lelah selama pandemi COVID-19 adalah contoh kepahlawanan kontemporer. Mereka mengorbankan waktu, tenaga, bahkan nyawa untuk merawat pasien dan menjaga keselamatan masyarakat. Ini adalah bentuk pengorbanan dan kepedulian yang sangat dihargai dalam Islam. - Relawan Sosial dan Kemanusiaan
Banyak relawan yang membantu korban bencana alam, membantu distribusi makanan bagi yang membutuhkan, atau bekerja di bidang sosial untuk memberdayakan masyarakat. Perbuatan mereka adalah cerminan jiwa kepahlawanan, sebagaimana yang dicontohkan oleh sahabat-sahabat Nabi yang selalu menolong mereka yang lemah. - Pendidikan dan Pembinaan Generasi Muda
Para guru dan pembina yang bekerja untuk mendidik generasi muda agar memiliki akhlak baik, keterampilan, dan nilai-nilai kepahlawanan juga merupakan bentuk pahlawan masa kini. Mereka menanamkan jiwa kepedulian, kejujuran, dan keberanian kepada anak-anak bangsa, yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang kuat. - Aktivis Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat
Mereka yang berjuang untuk melindungi lingkungan atau memberdayakan masyarakat agar hidup lebih sejahtera juga dapat dianggap sebagai pahlawan. Menjaga kelestarian alam adalah tanggung jawab dalam Islam, dan siapa pun yang berperan dalam melestarikan lingkungan memiliki jiwa kepahlawanan. - Menegakkan Keadilan dan Melawan Ketidakadilan
Mereka yang berani menegakkan keadilan dan melawan ketidakadilan dalam berbagai bidang, seperti hukum, politik, dan sosial, juga menunjukkan jiwa kepahlawanan. Islam mengajarkan umatnya untuk berani dalam menghadapi ketidakadilan dan menegakkan hak asasi, meskipun harus berhadapan dengan risiko dan tantangan.
Jiwa kepahlawanan dalam Islam mendorong umat untuk senantiasa berbuat baik dan memberikan manfaat kepada masyarakat, sekaligus menjadi contoh bagi orang lain dalam hal kejujuran, keberanian, dan pengorbanan. Kepahlawanan ini bukan hanya pada level besar, tetapi juga bisa diwujudkan dalam tindakan kecil sehari-hari, seperti menolong tetangga, berbuat baik kepada keluarga, dan berbagi rezeki kepada yang membutuhkan.
—000—
*Penulis adalah dosen di UINSA Surabaya dan pengasuh Pesantren Mahasiswa Miftahul Ula Surabaya
Tinggalkan Balasan