
Surabaya (Trigger.id) – Sebuah studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank Institute (ADBI) bekerja sama dengan SMERU Research Institute mengungkapkan bahwa anak-anak Indonesia yang tumbuh dalam kondisi miskin mengalami penurunan pendapatan hingga 87% saat dewasa dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kemiskinan masa kecil. Penelitian ini menggunakan data longitudinal dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) selama 14 tahun, mencakup periode 2000 hingga 2014.
Temuan Utama Studi
Studi ini menunjukkan bahwa pengalaman hidup dalam kemiskinan antara usia 8 hingga 17 tahun memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap pendapatan di masa dewasa. Efek negatif ini tetap besar bahkan setelah mempertimbangkan berbagai faktor perantara seperti pendidikan, kesehatan, dan program bantuan pemerintah. Penelitian ini juga menemukan bahwa program bantuan sosial yang ada belum cukup efektif dalam mengurangi dampak negatif kemiskinan masa kecil terhadap pendapatan saat dewasa.
Pandangan Pakar Sumber Daya Manusia
Dr. Andi Prasetyo, pakar sumber daya manusia dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa hasil studi ini mencerminkan pentingnya investasi pada pengembangan sumber daya manusia sejak dini. “Anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan seringkali menghadapi keterbatasan akses terhadap pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan, yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan mereka untuk bersaing di pasar kerja,” ujar Dr. Andi.
Pandangan Pakar Ilmu Sosial
Sementara itu, Dr. Siti Rahmawati, pakar ilmu sosial dari Universitas Gadjah Mada, menekankan bahwa kemiskinan masa kecil tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek psikologis dan sosial. “Anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan cenderung memiliki aspirasi yang lebih rendah dan kurang percaya diri, yang dapat membatasi pencapaian mereka di masa depan,” jelas Dr. Siti.
Implikasi Kebijakan
Temuan ini menyoroti perlunya intervensi kebijakan yang lebih efektif untuk memutus rantai kemiskinan antar generasi. Program-program seperti peningkatan kualitas pendidikan dasar, akses terhadap layanan kesehatan, dan pelatihan keterampilan kerja bagi anak-anak dari keluarga miskin menjadi sangat penting. Selain itu, evaluasi dan peningkatan efektivitas program bantuan sosial yang ada juga diperlukan untuk memastikan bahwa mereka benar-benar membantu mengurangi dampak negatif kemiskinan masa kecil.
Studi ini memberikan bukti kuat bahwa kemiskinan masa kecil memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap hasil pasar tenaga kerja di Indonesia. Oleh karena itu, investasi pada anak-anak dari keluarga miskin melalui pendidikan, kesehatan, dan pelatihan keterampilan menjadi kunci untuk meningkatkan mobilitas sosial dan mengurangi ketimpangan ekonomi di masa depan. (ian)
Tinggalkan Balasan