
Surabaya (Trigger.id) – Taat sejati bukan hanya menjalankan perintah, tetapi bagaimana hati, lisan, dan anggota tubuh tunduk sepenuhnya kepada syariat Allah. Ia mencerminkan kecintaan, penghambaan, dan ketundukan total kepada Rabb semesta alam.
Pada khutbah kali ini, kita akan bersama-sama menyelami makna ketaatan yang hakiki, meneladani ketaatan para sahabat Rasulullah SAW, dan mengukur sejauh mana kita telah menunaikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat.
Khutbah I:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللّٰهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ،
فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang menjadikan kita tunduk sepenuhnya kepada segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dalam keadaan apa pun dan di mana pun.
Pada kesempatan khutbah Jumat yang mulia ini, khatib ingin mengangkat tema: “Hakikat Taat yang Sesungguhnya.”
Jamaah yang dirahmati Allah,
Taat bukan sekadar mengikuti aturan secara lahiriah, tetapi bentuk kepasrahan total seorang hamba kepada Rabb-nya, disertai dengan cinta, keyakinan, dan pengharapan. Hakikat taat adalah tunduk lahir dan batin terhadap segala yang Allah perintahkan dan Rasulullah SAW ajarkan, meskipun kadang bertentangan dengan hawa nafsu atau logika duniawi kita.
Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa ayat 59:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemimpin) di antara kalian.” (QS. An-Nisa: 59)
Ayat ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah dasar utama dalam kehidupan beragama, bahkan menjadi syarat keimanan yang sejati.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim:
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللهَ
“Barang siapa menaati aku, maka sungguh ia telah menaati Allah. Dan barang siapa mendurhakaiku, maka sungguh ia telah mendurhakai Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Jamaah yang dirahmati Allah,
Salah satu contoh agung dari ketaatan sejati dapat kita lihat dari kisah sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Ketika Rasulullah SAW mengabarkan tentang peristiwa Isra’ dan Mi’raj—perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha hingga ke langit—banyak orang mengolok-olok beliau. Tapi Abu Bakar berkata dengan mantap:
“Jika Muhammad yang mengatakannya, maka aku membenarkannya. Bahkan lebih dari itu, aku membenarkan wahyu dari langit yang beliau terima setiap saat.”
Ketaatan Abu Bakar bukan sekadar lahiriah, tapi berdasarkan keyakinan penuh dan cinta yang tulus kepada Rasulullah dan risalahnya. Untuk meneladani ketaatan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa sikap dan langkah nyata yang bisa kita lakukan. Ketaatan beliau bukan hanya soal menjalankan perintah, tapi juga wujud dari iman yang total, keyakinan yang kokoh, dan cinta yang tulus kepada Allah dan Rasul-Nya. agar kita bisa menyontoh ketaatan beliau:
1. Memiliki Keyakinan Penuh terhadap Kebenaran Agama
Abu Bakar RA. dikenal dengan gelar Ash-Shiddiq karena ia membenarkan semua yang disampaikan Rasulullah SAW tanpa ragu, termasuk peristiwa besar seperti Isra’ dan Mi’raj yang sulit dinalar akal.
➡️ Contoh dalam kehidupan kita:
- Tidak meragukan ajaran Islam walaupun ada yang belum kita pahami secara logika.
- Meyakini janji-janji Allah seperti pahala, surga, dan pertolongan di dunia maupun akhirat.
2. Segera Taat Tanpa Menunda
Abu Bakar RA. adalah orang pertama yang memeluk Islam saat Rasulullah SAW menyampaikan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Ia tidak menunggu, tidak banyak bertanya, langsung melangkah dalam ketaatan.
➡️ Contoh dalam kehidupan kita:
- Jika mendengar azan, segera shalat.
- Jika tahu ini perintah Allah, langsung laksanakan tanpa menunda-nunda.
- Menjauhi maksiat begitu tahu itu larangan, tanpa menawar.
3. Menjadikan Ketaatan sebagai Prioritas Hidup
Abu Bakar RA. mengorbankan hartanya, tenaganya, dan jiwanya untuk membela agama. Dalam Perang Tabuk, ia menyerahkan seluruh hartanya, bukan setengah.
➡️ Contoh dalam kehidupan kita:
- Mengutamakan Allah dalam keputusan hidup: dalam bisnis, pertemanan, pendidikan, dan pilihan gaya hidup.
- Menjadikan ibadah sebagai kebutuhan utama, bukan sekadar rutinitas.
- Menyisihkan harta dan waktu untuk dakwah, masjid, kegiatan sosial.
4. Tunduk pada Kebenaran, Bukan Ego
Abu Bakar RA. saat menjadi khalifah, tetap rendah hati dan patuh pada nasihat Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Ia tidak arogan, meski punya kuasa.
➡️ Contoh dalam kehidupan kita:
- Siap menerima nasihat walau dari orang biasa.
- Tidak merasa paling benar.
- Tunduk pada aturan Islam meskipun itu bertentangan dengan keinginan diri.
5. Cinta dan Loyal kepada Rasulullah SAW
Kecintaan Abu Bakar RA. pada Rasulullah sangat luar biasa. Ia menemani Rasul dalam hijrah, bahkan rela disengat ular saat di Gua Tsur agar Rasulullah tetap aman.
➡️ Contoh dalam kehidupan kita:
- Mencintai Rasulullah dengan mengikuti sunnah-sunnahnya, akhlaknya, dan meneladani perjuangannya.
- Membela kehormatan Nabi SAW dalam perkataan dan tindakan.
- Mempelajari sirah dan menyampaikannya kepada keluarga dan anak-anak.
Allah SWT memuji para sahabat Nabi dalam Al-Qur’an:
“وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ… رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ”
“Orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar… Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya…” (QS. At-Taubah: 100)
Jika kita ingin meraih ridha Allah sebagaimana diraih Abu Bakar RA., maka ketaatan sepenuhnya kepada Allah dan Rasul adalah jalannya.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Khutbah II:
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ، عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرْ
(bin)
Tinggalkan Balasan