
Jombang (Trigger.id) – Sosok KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) sangat disegani tidak hanya di kalangan ulama dan para santri. Namun beliau sebagai teknokrat dan politikus juga mewarnai perjalanan bangsa ini.
Adik kandung almarhum KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) tersebut, tanpa terasa sudah tiga tahun meninggalkan kita. Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng tersebut telah berjasa pada pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak, sehingga terpilih dalam kontestasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur periode 2019-2024.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang menghadiri Haul 1000 Hari wafatnya almarhum di Pondok Pesantren Tebuireng, Kab. Jombang, Sabtu (29/10/2022) malam mengatakan, Gus Sholah merupakan figur orang tua bagi dirinya dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Mengingat, almarhum telah banyak berjasa dalam mendukung dan membimbing kepemerintahan mereka.
“Bisa dibilang, salah satu legacy Gus Sholah adalah Bu Khofifah yang hari ini mendapat amanah di Jawa Timur. Karena perjuangannya bukan hanya mengantarkan tapi juga mengawal lebih dari setahun kami bertugas,” ujarnya.
“Satu hal lagi yang harus dibuka adalah setelah kami dipilih dan sebelum kami dilantik, Bu Khofifah mengatakan bahwa nanti kami bertugas pasti sibuk sendiri-sendiri, tapi kita harus punya orang tua yang sama. Itu yang disebut di antaranya ya Gus Sholah ini,” lanjut Emil.
Emil mengatakan, sebagai figur orang tua, Gus Sholah telah memberikan banyak bimbingan dan input. Sehingga, kepergiannya meninggalkan luka mendalam.
“Kami bukan hanya kehilangan,tapi sangat kehilangan beliau. Kami kehilangan satu orang tua, meskipun masih ada Nyai Farida. Tentunya Nyai Farida harus sehat, bukan hanya kita doakan saja tapi harus benar-benar sehat,” tuturnya.
Lebih jauh, Emil mengungkapkan bahwa Gus Sholah sangat memerhatikan substansi dari visi-misi kepemimpinannya bersama Khofifah.
“Dulu pernah beliau concern terhadap perbandingan saya tentang Belanda-Jatim. Barulah saya terangkan kalau saya hanya ingin mengatakan kalau luas Jatim sekitar 48.000 km2 dan Belanda seluas 42.000 km2. Tapi secara penduduk kita lebih padat dengan 40 jita orang sedangkan Belanda hanya 17 juta saja,” kenangnya.
“Barulah beliau mengatakan, ” Oh ya sudah. Yang penting bukan kamu mau ubah Jatim jadi seperti Belanda.” Ini tentunya menunjukkan betapa beliau tidak hanya sekedar ingin kami menang, tapi juga detail dalam substansi,” lanjut Emil.
Di akhir, ia mengatakan bahwa sosok Gus Sholah akan selalu dirindukan. Terlebih, karena beliau putera daerah yang sangat berjasa.
“Jatim tentu bangga punya tokoh sekaliber Gus Sholah. Insya Allah, warisannya akan terus kita lanjutkan dalam perjalanan kami di Jawa Timur dan siapapun yang nanti akan meneruskan. Ya tentu kami sangat kangen, tapi Insya Allah hari ini kita tersambung dengan doa,” tutupnya.
Sementara itu, Menko Polhukam RI Mahfud MD yang turut hadir dalam acara tersebut menyebutkan, banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari perjalanan hidup Gus Sholah.
“Beliau punya konsistensi di dalam perjuangan. Semua orang pasti punya ide, tapi Gus Sholah punya ide dan selalu konsisten dalam menjalakannya. Beliau adalah teladan bagi generasi selanjutnya dan bagi kita semua. Kita contoh beliau, insya Allah Indonesia akan baik,” pesannya.
Gus Sholah adalah putra ketiga dari pasangan KH. Wahid Hasyim dengan Nyai Sholichah. Ia merupakan adik kandung dari mantan Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Selain itu, Gus Sholah juga merupakan seorang aktivis dan politisi. Yang mana, ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998.
Tak hanya itu, Gus Sholah juga merupakan tokoh HAM. Salah satu peran pentingnya adalah ikut serta dalam meredam konflik Ambon-Poso dan menjadi tokoh lintas agama. (zam)
Tinggalkan Balasan