Sidoarjo (Trigger.id) – Sampai memasuki Ramadhan 1443 Hijriyah, persoalan minyak goreng terutama curah masih belum bisa diatasi pemerintah.
Fakta ini terlihat waktu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa blusukan ke Pasar Larangan Sidoarjo, Sabtu (2/4).
Khofifah mengakui, harga dan suplai minyak minyak goreng curah masih menjadi persoalan. Saat ini , Jatim masih membutuhkan ketercukupan dan percepatan supply untuk minyak goreng curah.
“Jadi ada yang sudah 1 bulan ataupun 2 minggu belum mendapatkan suplai minyak goreng curah. Ini persoalan nasional yang mudah-mudahan bisa disuplai lebih cepat dan lebih merata,” ungkapnya.
Khofifah menyatakan, sebelumnya dirinya telah berkoordinasi langsung dengan Menteri Perdagangan dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Hal tersebut menghasilkan supply minyak goreng curah dari Kalimantan. Tetapi selanjutnya otoritas pindah ke kementerian lain.
“Jadi waktu itu juga sempat di-drop di Pasar Larangan ini adalah minyak goreng curah dari Kalimantan. Kemudian stock berikutnya setelah siap, ada perpindahan tanggung jawab dari Kemendag ke Kemenperin . Kita berharap awal Romadlan ini suplai minyak goreng curah bisa lancar,” ujarnya.
Selain minyak goreng, dari penemuan di lapangan, Khofifah mengatakan bahwa minyak goreng kemasan premium juga relatif mahal. Harga beli pedagang saja sudah mencapai lima puluh ribu rupiah per dua liter untuk kemasan premium.
“Dari yang kami lihat di lapangan, minyak goreng dengan kemasan premium relatif harganya cukup mahal karena tadi saya tanya ada yang mereka belinya saja sudah Rp 25.000 per liter. Sehingga pasti mereka menjual ada margin per liter dari yang dari mereka beli,” tuturnya.
Meski begitu, Khofifah berharap agar selama Ramadhan ini semua bahan pokok bisa stabil suplai dan harganya. Sehingga, tidak akan ada kelangkaan bahan ataupun kenaikan harga yang signifikan.
“Jadi persoalan minyak goreng curah masih menjadi PR kita. Tapi mudah-mudahan memasuki Ramadhan ini bisa segera mendapatkan suplai yang lebih proporsional sesuai dengan kebutuhan minyak goreng di Jawa Timur, yakni 59.000 ton per bulan. Begitu juga bahan lainnya, semoga bisa tetap stabil,” harapnya.
Dalam kunjungan ke pasar Larangan Sidoarjo ini gubernur Khofifah didampingi bupati Sidoarjo Moch. Muhdlor, Kadis Perindag Jatim Drajat Irawan serta Karo Perekonomian Iwan. (ian)
Tinggalkan Balasan