Puasa tidak hanya membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga membersihkan jiwa dari dosa dan kebiasaan buruk. Dalam konteks cinta, pembersihan diri dari sikap-sikap negatif dan kebiasaan buruk dapat membantu memperbaiki hubungan dan meningkatkan kualitasnya.
Bicara tentang cinta, kita pasti akan memberikan segalanya bagi seseorang yang kita cintai. Cinta suami pada sitri dan juga sebaliknya. Masing-masing pihak juga pasti ada perasaan rindu yang berjauhan dan pasti merasa tergetar hatinya jika nama orang yang dicintainya disebutkan orang lain. Apalagi perasaan cinta kita kepada Allah SWT yang telah memberikan segalanya kepada kita.
Ketika kita memiliki perasaan cinta kepada Allah SWT, pasti kita mau melakukan apa saja yang diperintah dan rela berkorban untuk Dzat yang dicintainya. Kita bisa buktikan cinta kita dengan istilah Prei makan minum (Premium), Perkuat taqwa maksimal (Pertamax) untuk menuju Ekstra Lillah (XL).
Melalui ibadah puasa, kita buktikan cinta kita kepada-Nya. Ketika Allah SWT memerintahkan kita untuk berpuasa, maka sebagai orang yang memiliki rasa cinta, kita tak perlu lagi bertanya untuk apa kita berpuasa.
Ketika banyak macam bentuk ibadah diperintahkan kepada kita, semuanya murni untuk kebaikan kita. Dan kita tahu sebesar apa pahala yang kita dapatkan. Tetapi ibadah puasa memiliki kekhususan, karena puasa yang kita lakukan tersebut hanya untuk Allah semata dan juga berhak menetukan besaran pahalanya. Allah SWT berfirman:
وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Al Baqarah: 184)
Ibadah puasa di bulan Ramadhan juga memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih menghargai waktu bersama keluarga dan orang-orang yang dicintai. Dalam hubungan cinta, waktu yang dihabiskan bersama dengan kesadaran akan kebersamaan yang sementara dapat meningkatkan rasa keterikatan dan kehangatan dalam hubungan.
Puasa juga menjadikan kita lebih dekat kepada Allah SWT dengan meningkatkan kesadaran spiritual. Dalam hubungan cinta, kehadiran Allah dapat memberikan kedalaman dan kekuatan yang lebih besar.
Puasa melatih kita untuk memiliki kendali diri yang baik, baik dalam hal fisik maupun spiritual. Memiliki kendali diri adalah kunci untuk menjaga hubungan agar tetap sehat dan harmonis.
Puasa mengajarkan kesabaran dan ketekunan dalam menahan diri dari makan, minum, dan perilaku yang tidak layak sepanjang waktu puasa. Kesabaran dan ketekunan juga sangat penting untuk membangun hubungan yang langgeng dan bahagia.
Orang-orang yang sukses menunjukkan cintanya kepada Allah SWT, akan mendapat balasan yang sangat istimewa dari Allah SWT.:
قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az Zumar: 10)
Dengan memahami dan menerapkan “Rahasia Cinta Ibadah Puasa”, seseorang dapat memperkuat hubungan cinta mereka dengan cara yang lebih bermakna dan mendalam, serta memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
—000—
*Akademisi UINSA Surabaya
Tinggalkan Balasan