
Jakarta (Trigger.id) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menandatangani nota kesepahaman dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kesepakatan ini menjadi bukti komitmen kedua pihak dalam memperkuat sektor pendidikan di Tanah Air.
Ketua Umum MUI, Kiai Anwar Iskandar, mengungkapkan bahwa kerja sama ini merupakan salah satu dari berbagai nota kesepahaman yang telah dijalin MUI dengan sejumlah kementerian dalam Kabinet Merah Putih. Menariknya, kali ini penandatanganan dilakukan di kantor Kemendikdasmen, berbeda dari biasanya yang lebih sering berlangsung di kantor MUI.
“Sudah banyak MoU yang kami tandatangani dengan berbagai kementerian. Namun, biasanya acara berlangsung di kantor MUI. Kali ini, kami melakukannya di kantor Kemendikdasmen,” ujarnya dalam acara yang berlangsung di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, pada Jumat (21/3/2025).
Ia juga menekankan bahwa MUI adalah lembaga yang menaungi 87 organisasi Islam di Indonesia, mencakup berbagai skala, mulai dari besar, menengah, hingga kecil. Selain itu, MUI memiliki dua tugas utama dalam menjalankan amanahnya, yaitu sebagai mitra pemerintah (shodiqul hukkumah) dan sebagai pelayan umat (khadimul ummah), dengan fokus pada berbagai aspek kebutuhan masyarakat.
“MUI berperan dalam berbagai sektor, seperti kesehatan, ekonomi, serta pemberantasan narkoba. Termasuk dalam dunia pendidikan, kami turut berkontribusi secara aktif,” jelasnya.
Menurutnya, tanggung jawab besar ini tidak dapat dijalankan sendiri. Oleh karena itu, kolaborasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan agar program-program MUI dapat berjalan dengan efektif dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
“Kerja sama dengan berbagai pihak sangat penting. Tidak mungkin kami bekerja sendiri dalam mengemban tanggung jawab besar ini tanpa dukungan dari pihak lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pendidikan adalah inti dari peradaban manusia. Dalam Islam, pendidikan memiliki posisi yang sangat penting, sebagaimana dicontohkan dalam kisah penciptaan Nabi Adam yang pertama kali diajarkan nama-nama segala sesuatu oleh Allah, serta wahyu pertama kepada Nabi Muhammad yang berbunyi “Iqra” (bacalah).
“Peningkatan kualitas manusia unggul adalah bagian dari sunnatullah. Oleh sebab itu, pendidikan harus menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Kemendikdasmen menegaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi kementerian dalam menyediakan pendidikan berkualitas bagi semua anak Indonesia tanpa terkecuali, baik dari segi ekonomi, fisik, maupun latar belakang agama.
“Kami berkomitmen untuk memberikan layanan pendidikan terbaik bagi seluruh anak Indonesia, apa pun kondisi mereka,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari upaya mencetak generasi unggul, Kemendikdasmen juga telah meluncurkan program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Program ini bertujuan membentuk karakter anak sejak dini melalui kebiasaan positif, seperti bangun pagi, berolahraga, menjaga pola makan sehat, gemar membaca, bersosialisasi, serta tidur cukup.
Dengan adanya nota kesepahaman ini, MUI dan Kemendikdasmen berharap dapat memperkuat sinergi dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional demi menciptakan generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing tinggi. (bin)
Tinggalkan Balasan