
Foto: SAUL LOEB/AFP
Surabaya (Trigger.id) – Tanggal 13 Mei, dunia musik merayakan ulang tahun ke-75 salah satu tokoh terbesarnya — Stevie Wonder. Lahir dengan nama Stevland Judkins dan kemudian dikenal sebagai Stevland Morris, seniman asal Michigan ini telah menjadi ikon musik Amerika modern sejak kemunculannya di usia 11 tahun sebagai “Little Stevie Wonder.”
Kariernya melejit pada usia 13 tahun lewat lagu “Fingertips,” dan sejak itu ia tak henti-hentinya menghadirkan karya-karya penuh semangat dan harapan yang menyentuh banyak hati. Dengan 28 lagu yang masuk 10 besar tangga lagu Billboard — 10 di antaranya meraih posisi nomor satu — memilih hanya beberapa karya terbaiknya jelas bukan perkara mudah.
Namun, untuk memperingati momen istimewa ini, kami mencoba menyusun daftar tujuh setengah lagu terbaik Stevie Wonder. Dan jika Anda merasa ada lagu yang layak masuk tapi belum disebut, jangan khawatir — Anda akan punya kesempatan untuk menyuarakan pilihan Anda sendiri. Tapi mohon tetap sopan ya — kami sangat menyadari betapa indahnya lagu seperti “Superwoman (Where Were You When I Needed You),” meski kali ini belum berhasil masuk daftar. (Sebaliknya, kami tidak merasa perlu meminta maaf karena tidak memasukkan Journey Through the Secret Life of Plants.)
Selamat ulang tahun, Stevie. Terima kasih atas semua keajaiban yang telah engkau bagikan kepada dunia.
1. “Superstition” (1972)
Dengan dentuman funk, permainan clavinet yang khas, dan ketukan ritmis yang menggoda, “Superstition” adalah mahakarya Stevie Wonder. Dirilis dalam album Talking Book, lagu ini bukan hanya menunjukkan vokalnya yang penuh jiwa, tapi juga kemampuannya memainkan drum, keyboard, hingga bass sintetis Moog. Lagu ini lahir dari sesi jamming bersama gitaris Inggris Jeff Beck, yang juga merekam versinya sendiri — meski tak seikonik versi Stevie.
Sebagai bonus, versi live dari lagu ini dengan backing vokal dari Deniece Williams menghadirkan energi luar biasa. Jika lagu ini tak menggugah jiwa Anda, mungkin sudah waktunya memeriksa apakah Anda masih bernapas.
2. “My Cherie Amour” (1969)
Berbeda jauh dari funk mentah di “Superstition,” lagu ini menunjukkan sisi romantis dan lembut Stevie Wonder. Perpindahan nada dari minor ke mayor di bagian chorus kedua membuat lagu ini sangat menggugah dan nyaris mustahil untuk tidak ikut bernyanyi. Sebuah bukti kekuatan melodi dan pesona vokalnya.
3. “Part-Time Lover” (1985)
Meski telah mendominasi tangga lagu pada era ’60-an dan ’70-an, Stevie tidak melambat di tahun 1980-an. “Part-Time Lover” adalah contoh sempurna dari kejeniusannya di era itu — energik, sedikit nakal, dan tetap catchy. Lagu ini menjadi wakil terbaik dari era ’80-an dalam daftar ini.
4. “Living for the City” (1973)
Diambil dari album Innervisions yang legendaris — sebuah mahakarya tanpa cela — lagu ini adalah potret sosial penuh daya yang menggambarkan diskriminasi rasial dan kerasnya kehidupan urban. Dengan nuansa blues dan funk yang kuat, lagu ini tak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan yang mendalam.
5. “Fingertips” (1963)
Lagu ini menjadi tonggak awal kesuksesan Stevie Wonder. Dirilis saat ia baru berusia 13 tahun, “Fingertips” menjadi hit besar dan membuka jalan bagi Motown Records. Lagu ini bukan hanya unik karena dinyanyikan oleh seorang anak, tapi juga karena direkam secara live — interaksi Stevie dengan penonton menjadi elemen penting kesuksesannya. Ini adalah bukti kekuatan panggung dan karisma alami yang ia miliki sejak dini.
6. Isn’t She Lovely (1976)
Lagu ini mungkin sudah tak asing di telinga, terutama bagi mereka yang pernah menghadiri pesta pernikahan — namun jangan biarkan popularitasnya membuat Anda melupakan keindahan sejatinya. “Isn’t She Lovely” adalah ungkapan cinta tulus dari seorang ayah kepada anak perempuannya yang baru lahir. Lagu ini secara emosional menjadi semacam duet dengan bayi Aisha Morris, putri Stevie, yang suara gurgle-nya direkam langsung dalam lagu. Menariknya, hampir semua instrumen dalam lagu ini dimainkan sendiri oleh Wonder, kecuali beberapa bagian keyboard tambahan oleh Greg Phillinganes.
Yang mengejutkan, lagu ini tak pernah dirilis sebagai single resmi di Amerika Serikat — sebuah bukti bahwa bahkan lagu seindah ini hanyalah salah satu dari sekian banyak mahakarya yang ia hasilkan pada masa puncak kariernya.
7. Sir Duke (1976)
“Sir Duke” adalah surat cinta Stevie Wonder kepada para pahlawan musik jazz dan swing yang mendahuluinya, termasuk Count Basie, Glenn Miller, Louis Armstrong, Ella Fitzgerald, dan — sebagaimana judulnya — Duke Ellington. Lagu ini dipenuhi aransemen tiupan yang ceria dan rapat, semuanya diatur oleh Wonder sendiri. Perpaduan jazz, R&B, dan rock dalam lagu ini membuatnya sukses menempati posisi nomor satu di tangga lagu selama tiga minggu. Hingga kini, “Sir Duke” masih menjadi favorit bagi grup marching band sekolah yang berani tampil penuh semangat.
Dan yang Setengah: Do I Do (1982), bersama Dizzy Gillespie
Banyak dari hits terbesar Stevie Wonder lahir dari kolaborasi, seperti duetnya bersama Paul McCartney dalam “Ebony and Ivory,” atau kontribusi harmonikanya dalam lagu-lagu seperti “That’s What Friends Are For” (Dionne Warwick), “I Guess That’s Why They Call It the Blues” (Elton John), dan “I Feel for You” (Chaka Khan).
Namun untuk daftar ini, pilihan kolaborasi jatuh pada “Do I Do,” lagu panjang dan penuh semangat yang dirilis dalam album kompilasi hits awal 1980-an. Momen paling mengesankan adalah ketika Stevie memperkenalkan Dizzy Gillespie — ikon trumpet jazz — dengan penuh rasa hormat dan kekaguman: “I have the pleasure to present…” Kalimat ini seolah menunjukkan betapa rendah hatinya Wonder, meski dirinya sendiri adalah bintang besar dunia. Sikap menghargai sesama musisi inilah yang menjadikan Stevie bukan hanya seorang bintang, tetapi juga teladan dan legenda sejati.
Stevie Wonder bukan hanya menciptakan lagu-lagu indah, ia juga menyalurkan cinta, rasa hormat, dan kebersamaan melalui musiknya. Dalam usia 75 tahun, warisannya tak hanya terukir di tangga lagu, tapi juga di hati banyak orang di seluruh dunia. Selamat ulang tahun, Stevie — terima kasih telah membuat dunia ini lebih indah dengan musikmu. (bin)
Tinggalkan Balasan