
Surabaya (Trigger.id) — Film terbaru karya sutradara kembar asal Palestina, Tarzan dan Arab Nasser, berjudul Once Upon a Time in Gaza, sukses memukau penonton dalam ajang Festival Film Cannes 2025. Ditayangkan dalam sesi bergengsi Un Certain Regard, film ini memperoleh sambutan luar biasa berupa standing ovation.
Mengambil latar Gaza pada tahun 2007, film ini mengangkat kisah Yahya, seorang mahasiswa pemalu, dan Osama, penjual falafel, yang harus berhadapan dengan aparat kepolisian yang korup dan arogan. Dengan gaya penceritaan yang sarat akan humor gelap serta kritik sosial tajam, film ini menyuguhkan gambaran kehidupan masyarakat Gaza di bawah tekanan penjajahan dan blokade.
Tarzan dan Arab Nasser bukanlah pendatang baru di dunia perfilman internasional. Mereka pertama kali tampil di Cannes lewat film pendek Condom Lead pada 2013, kemudian kembali dengan Dégradé pada 2015, serta Gaza Mon Amour yang mewakili Palestina di ajang Oscar 2021.
Dalam wawancara yang dimuat di situs resmi Festival Cannes, keduanya mengungkapkan bahwa inspirasi film mereka berasal dari realitas sehari-hari warga Gaza. “Kami senantiasa mendapat inspirasi dari kota kami. Meski hidup dalam pendudukan dan pengepungan yang tidak manusiawi, esensi kemanusiaan tetap menjadi pusat kehidupan masyarakat Gaza,” ujar mereka, Rabu (21/5/2025).
Menariknya, meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang perfilman, Tarzan dan Arab mengandalkan intuisi dalam proses penyutradaraan. Latar belakang mereka sebagai seniman rupa menjadikan film sebagai “kanvas” tempat menumpahkan ide dan emosi.
Keduanya juga terlibat langsung dalam pembangunan set, pemilihan properti, hingga casting para pemeran. Majd Eid dipilih untuk memerankan Osama karena karakter suaranya yang khas, sementara Nader Abd Alhay dinilai memiliki ekspresi wajah yang menyiratkan kesedihan dan kebingungan, sesuai dengan karakter Yahya.
Setelah kesuksesan film ini, Tarzan dan Arab Nasser tengah menyiapkan proyek berikutnya yang akan mengangkat kisah tiga perempuan Gaza yang berjuang mempertahankan eksistensi mereka di tengah tantangan hidup yang keras. (bin)
Tinggalkan Balasan