

Menjaga kerukunan dan ketenangan jiwa saat menghadapi Pemilu 2024 merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik.
Mendorong dialog terbuka antara kelompok-kelompok dengan pandangan politik yang berbeda. Diskusi yang positif dan terbuka dapat membantu memahami perspektif masing-masing dan menciptakan rasa saling menghormati.
Setiap individu memiliki peran dalam menjaga ketenangan jiwa. Kontrol emosi pribadi, hindari konfrontasi yang tidak perlu, dan fokus pada diskusi konstruktif dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih damai. Jika diperlukan, masyarakat dapat mencari dukungan psikologis untuk membantu mengelola stres dan kecemasan yang mungkin timbul selama periode pemilihan.
Kerukunan dan Pandangan Islam Tentang Toleransi
Ajaran agama Islam yang dibawa Muhammad SAW adalah untuk merahmati semua mahluk dan alam semesta ini. Hadirnya Islam di bumi ini tak hanya untuk umat Islam saja, melainkan juga untuk umat-umat dan seluruh isi jagat raya ini. Dalam arti Islam sangat menjunjung tinggi peradaban, kemajemukan dan juga sikap serta pandangan keyakinan yang berbeda.
Islam tak pernah memaksa setiap orang untuk memeluk agama yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW. Bahkan Rasulullah sendiri saat membangun kota Madinah juga atas prinsip-prinsip kemajemukan. Tidak sedikit orang-orang di luar Islam diajak serta oleh Rasulullah untuk bersama-sama membangun kota Madinah. Rasulullah SAW sangat menjaga komitmen dan aturan yang sudah disepakati bersama, termasuk dalam hal toleransi.
Dalam pandangan Islam, kerukunan dalam kemajemukan dan toleransi dianggap sebagai nilai-nilai yang sangat penting. Islam mendorong umatnya untuk hidup harmonis dan saling menghargai di tengah-tengah keberagaman. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al Hujurat: 10).
Dalam Al-Qur’an, Allah menyatakan bahwa “Dia menciptakan manusia dalam berbagai suku dan bangsa agar mereka saling mengenal dan memahami” (Q.S. Al-Hujurat [49:13]). Pemahaman ini memberikan landasan untuk menghargai keberagaman dan menganggapnya sebagai rahmat dari Allah.
Islam mengajarkan prinsip toleransi terhadap perbedaan keyakinan dan pandangan. Meskipun Islam adalah agama yang benar menurut pandangan umatnya, Muslim diwajibkan untuk menghormati kebebasan beragama dan berpendapat orang lain.
Islam menetapkan hak asasi manusia sebagai nilai yang sangat penting. Masyarakat Muslim diingatkan untuk menghormati dan melindungi hak-hak dasar setiap individu, termasuk hak atas kebebasan beragama dan ekspresi.
Islam mendorong umatnya untuk berdialog dengan orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan. Dialog yang baik dan saling pengertian dapat memperkuat hubungan antarindividu dan antarkelompok.
Ketenangan Jiwa Melihat Perbedaan Pilihan
Islam adalah agama perdamaian, dan umat Muslim diajarkan untuk mencari perdamaian dan menghindari konflik. Dalam mencapai perdamaian, toleransi dan pengertian terhadap perbedaan sangat ditekankan.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 11:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Al Hujurat: 11)
Pandangan ini mencerminkan pendekatan Islam terhadap kehidupan beragama dan sosial, yang mengedepankan sikap saling menghargai, toleransi, dan kerukunan dalam keberagaman. Ini adalah dasar untuk menciptakan masyarakat yang beragam namun hidup bersama dengan damai dan saling menghormati.
Untuk mencegah perselisihan dan pertengkaran antar individu dan atau kelompok, Islam mengedepankan tabayun (klarifikasi). Ini membantu mencegah terjadinya kesalahpahaman antara individu atau kelompok. Dengan melakukan klarifikasi atau pemeriksaan, potensi miskomunikasi dan interpretasi yang salah dapat diminimalkan.
Dalam situasi konflik atau perbedaan pendapat, tabayun dapat membantu menetapkan keadilan. Dengan mendengarkan semua pihak yang terlibat dan mencari pemahaman yang akurat, keputusan dapat diambil berdasarkan fakta dan keadilan.
Untuk menjaga ketenangan jiwa saat pemilu, jangan menyebar hoaks atau informasi palsu yang dapat merugikan banyak pihak dan merusak kepercayaan masyarakat. Menyebarkan hoaks dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dari orang-orang di sekitar Anda. Orang mungkin menjadi skeptis terhadap informasi yang Anda bagikan di masa depan.
Di banyak negara, menyebarkan hoaks dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum. Tindakan ini bisa mendatangkan konsekuensi hukum yang serius.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Masyarakat, dalam hal ini, juga memiliki peran penting untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga agen pemeriksa kebenaran dan pencegah penyebaran hoaks. Dengan bersikap kritis terhadap informasi yang diterima, kita dapat membantu mencegah penyebaran hoaks dan memastikan bahwa informasi yang disebarkan adalah yang benar dan dapat dipercaya.
——00000——
- Penceramah, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan