“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan….. “
Oleh: Ustadz Mohammad Junaidi Sahal
Setiap manusia pasti menghadapi masalah dalam kehidupannya. Menghadapi masalah dengan tenang dan tidak panik adalah salah satu cara yang baik untuk mengatasi situasi tersebut.
Tetap tenang dan tidak panik tidak selalu mudah dilakukan, terutama ketika kita menghadapi masalah yang sulit atau mengancam. Namun, dengan latihan dan kesadaran diri yang meningkat, kita dapat mengembangkan kemampuan ini dan menghadapi masalah dengan sikap yang lebih baik.
Dalam salahsatu riwayat, Rasulullah SAW pernah mengajarkan sebuah doa kepada seorang sahabat Anshar, sebagaimana yang diriwayatkan Abu Dawud, Disebutkan oleh Abu Sa‘id al-Khudri, pada suatu hari, Rasulullah SAW masuk ke masjid. Ternyata di sana sudah ada seorang laki-laki Anshar yang bernama Abu Umamah.
Beliau kemudian menyapanya, “Hai Abu Umamah, ada apa aku melihatmu duduk di masjid di luar waktu shalat?” Abu Umamah menjawab, “Kebingungan dan utang-utangku yang membuatku (begini), ya Rasul.” Beliau kembali bertanya, “Maukah kamu jika aku ajarkan suatu bacaan (doa) yang jika kamu membacanya, Allah akan menghapuskan kebingunganmu dan memberi kemampuan melunasi utang?” Umamah menjawab, “Tentu, ya Rasul.” Beliau melanjutkan, “Jika memasuki waktu pagi dan sore hari, maka bacalah:”
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Allâhumma innî a‘ûdzu bika minal hammi wal hazan. Wa a‘ûdzu bika minal ‘ajzi wal kasal. Wa a‘ûdzu bika minal jubni wal bukhl. Wa a‘ûdzu bika min ghalabatid daini wa qahrir rijâl.
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang.”
Jika kita melihat konteks dari bacaan doa tersebut, betapa Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk memiliki jiwa-jiwa yang tegar, jiwa-jiwa yang tenang ketika menghadapi masalah.
Pertama, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Kalimat doa ini mengajarkan kita agar tidak mudah bingung, dan panik ketika menghadapi masalah. Rasulullah juga mengajarkan kita untuk tidak terlalu sedih. Kita hidup tidak sendirian. Kita memliki Allah yang jika selalu mengingatnya (dzikir) maka Allah selalu menyertai kita.
Alquran surah At-Taubah ayat 40 Allah berfirman: La tahzan innallaha ma’ana ( لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا) yang artinya “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”.
Kedua, Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Rasulullah mengajarkan kita untuk tidak boleh lemah apalagi malas berusaha dalam menghadapi masalah. Sikap tidak tenang atau panik akan membuat kita lemah, baik secara fisik maupun mental. Akibatnya kita menjadi malas.
Surat Al Insyirah ayat 7 mempunyai pesan mendalam bahwa Allah memerintahkan kita untuk terus menerus berusaha. Allah berfirman: ( فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ ) “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”
Ketiga, Aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran. Orang takut ketika menghadapi masalah itu wajar, Tetapi takut yang berlebihan sehingga tidak berani atau lari dari masalah, hal tersebut merupakah sikap tidak terpuji. Tidak memiliki jiwa kesatria dan seterusnya. Selain Rasulullah mengajarkan kita untuk tidak takut, beliau juga mengajarkan kita untuk tidak kikir, pelit dan serba perhitungan.
Allah SWT berfirman:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (QS Al Baqarah 268).
Keempat, Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang. Jika kita memiliki hutang pasti membuat diri kita malu dan bahkan takut bertemu orang. Karenanya, Rasulullah mengajarkan kita sebisa mungkin menghindari hutang. Kita hendaknya hidup sesuai dengan kemampuan ekonomi kita.
Jika ada yang menganggap hutang bagian dari spirit agar kita tidak malas dalam bekerja, boleh-boleh saja asalkan ada sesuatu yang bisa kita jadikan jaminan manakala kita tidak mampu membayar hutang tersebut. Kita hendaknya tidak berhutang diluar kemampuan yang dapat kita lunasi.
Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa agar terhindar dari jeratan atau lilitan hutang. Kita hendaknya juga berlindung kepada Allah dari bayang-bayang atau tekanan orang lain.
Hidup dibawah bayang-bayang atau tekanan orang lain menjadikan diri kita tidak memiliki martabat dan tidak dapat merdeka dalam hidup.
Tinggalkan Balasan