Beberapa pesohor dikabarkan bakal maju dalam Pemilihan Kepala Daerah, antara lain Krisdayanti, Syahrul Gunawan, Ali Syakieb, Gilang Dirga Raffi Ahmad dan beberapa pesohor lainnya.
Sama ketika pemilihan anggota saat para pesohor, artis penyanyi, dan atau artis film ikut terjun dalam pemilihan kepala daerah, masyarakat perlu bersikap kritis dan objektif dalam menilai kemampuan dan visi mereka sebagai calon pemimpin.
Dosen Fakultas Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba), Muhammad E Fuady mengingatkan, meskipun kebebasan berpolitik adalah hak setiap orang, tetapi kalau mereka tak punya rekam jejak politik atau keberhasilan dalam organisasi dan sebagainya, apakah tak jadi masalah baru?
Ketika mereka benar-benar ikut serta dan lolos verifikasi dalam pemilihan kepala daerah, sejumlah akademisi ilmu politik di Indonesia memiliki pandangan yang beragam, tetapi ada beberapa poin utama yang paling sering disorot:
- Fenomena Politik Populisme: Banyak ahli ilmu politik atau akademisi melihat keterlibatan pesohor dalam politik sebagai bagian atau memanfaatkannya. Popularitas artis dapat dimanfaatkan untuk menarik dukungan massa, terutama di era media sosial di mana citra dan kepribadian menjadi faktor penting dalam kampanye politik. Biasanya artis cenderung memiliki basis penggemar yang besar dan loyal, yang dapat dimobilisasi untuk meraih suara.
- Risiko Reduksi Politik ke Tingkat Hiburan: Keikutsertaan pesohor dalam politik dapat mereduksi politik menjadi semacam hiburan. Ini yang dikhawatirkan sejumlah ahli. Para akademisi mengingatkan bahwa kepemimpinan politik memerlukan kompetensi khusus dalam pengambilan kebijakan, pemahaman terhadap masalah-masalah publik, serta kemampuan manajerial yang kuat—hal-hal yang tidak selalu dimiliki oleh seorang artis.
- Dilema antara Popularitas dan Kompetensi: Akademisi juga sering membahas dilema antara kompetensi dan popularitas. Mereka menekankan bahwa popularitas tidak boleh menjadi satu-satunya ukuran dalam memilih pemimpin. Meskipun seorang artis memiliki daya tarik yang besar, mereka mungkin kurang memiliki pengalaman dan keahlian dalam pemerintahan, yang bisa menjadi masalah ketika harus mengambil keputusan yang kompleks dan strategis.
- Dampak terhadap Kualitas Demokrasi: Ada juga kekhawatiran bahwa masuknya pesohor ke dalam politik dapat berdampak pada kualitas demokrasi. Akademisi sering menunjukkan bahwa pemilih bisa saja terdistraksi oleh pesona dan popularitas tanpa benar-benar mempertimbangkan kemampuan dan visi calon. Ini bisa menyebabkan penurunan kualitas kepemimpinan dan tata kelola pemerintahan.
- Peran Media: Akademisi juga minta peran media dalam memfasilitasi fenomena ini. Media jangan berlebihan memberikan perhatian pada artis yang terjun ke politik, dibandingkan dengan calon lain yang mungkin lebih kompeten tetapi kurang populer. Ini bisa mempengaruhi persepsi publik dan memengaruhi hasil pemilu.
Secara umum, para ahli politik di Indonesia mengingatkan pentingnya keseimbangan antara popularitas dan kompetensi dalam memilih pemimpin. Akademisi juga menekankan bahwa masyarakat harus tetap kritis dan mempertimbangkan dengan cermat apakah calon pemimpin benar-benar memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang kompleks dalam pemerintahan.
Bagaimana masyarakat harus bersikap
Ketika beberapa pesohor, artis penyanyi, atau artis film ikut dalam kontestasi pemilihan kepala daerah, masyarakat perlu bersikap kritis dan objektif dalam menilai kemampuan dan visi mereka sebagai calon pemimpin. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
- Evaluasi Kapabilitas dan Visi: Jangan hanya terpengaruh oleh popularitas atau ketenaran sang artis. Masyarakat harus menilai kapasitas, kapabilitas, pengalaman, dan visi calon tersebut. Apakah mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memimpin? Apa visi mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
- Cek Track Record: Masyarakat harus melihat rekam jejak artis tersebut, baik dalam kehidupan profesional maupun personal. Apakah mereka seriing atau minimal pernah terlibat dalam aktivitas sosial, politik, atau kepemimpinan sebelumnya?. Cek juga bagaimana komitmen dan keseriusan mereka dalam menangani isu-isu yang relevan bagi masyarakat?
- Perhatikan Motivasi: Masyarakat perlu menilai apa yang menjadi motivasi sang artis untuk terjun ke dunia politik. Apakah mereka benar-benar ingin membawa perubahan positif, atau sekadar mencari popularitas atau keuntungan lainnya?
- Bandingkan dengan Calon Lain: Jangan lupa untuk mengkomparasi artis tersebut dengan calon-calon lain yang ikut dalam pemilihan. Apakah ada calon lain yang lebih berkompeten, memiliki visi yang lebih jelas dan realistis?
- Partisipasi Aktif dalam Diskusi dan Debat: Melihat mereka mengikuti diskusi, debat, atau kampanye calon adalah cara yang baik untuk memahami posisi mereka terhadap isu-isu penting. Masyarakat harus aktif bertanya dan mencari tahu lebih dalam tentang rencana dan strategi yang akan mereka terapkan jika terpilih.
- Hindari Politik Identitas: Masyarakat jangan sampai terjebak dalam politik identitas atau memilih berdasarkan latar belakang profesi semata. Pilih calon kepala daerah berdasarkan kualitas dan kemampuan mereka untuk memimpin.
Dengan pendekatan yang kritis dan objektif, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih pemimpin yang akan benar-benar membawa manfaat bagi daerahnya. (ian)
Tinggalkan Balasan