Konsep kebahagiaan dan ketenangan hidup dalam Al-Quran berkaitan erat dengan kedekatan seseorang kepada Allah, ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya, serta menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:2-3) bahwa Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang diberikan Allah. Orang yang bertakwa akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hidup karena mereka selalu merasa dekat dengan Allah dan percaya bahwa Allah akan menolong mereka.
Sementara dalam Surah Ar-Ra’d (13:28), Allah menyatakan bahwa:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Ini menunjukkan bahwa ketenangan hati dapat diperoleh melalui dzikir dan keyakinan kepada Allah.
Konteks ketenangan dan kebahagiaan hidup dapat dilihat dari seberapa dekat kita kepada Allah Swt. Artinya kedekatan kita kepada-Nya terimplementasi dalam ibadah kita. Ibadah secara vertikal (ibadah mahdhah) dan ibadah horisontal atau ibadah sosial (ghairu mahdhah).
Dalam Surah An-Nisa’ (4:36), Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua, kerabat, anak yatim, fakir miskin, tetangga dekat maupun jauh, teman sejawat, dan musafir. Memelihara hubungan baik dengan sesama manusia dan melakukan amal shalih akan mendatangkan kebahagiaan karena menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kasih sayang.
۞ وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
Penyebab hidup tidak bahagia
Dalam Surah At-Talaq (65:3), Allah berfirman bahwa siapa yang bertawakal kepada-Nya, maka Dia akan mencukupkan keperluannya. Kepasrahan dan keyakinan bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik akan menimbulkan rasa tenang dan damai dalam hati.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Sisi lain, manusia cenderung sangat terikat pada kehidupan dunia dan segala kenikmatannya. Ketika mereka diuji dengan kehilangan atau kesulitan, hal ini mengguncang perasaan aman dan nyaman mereka, sehingga menimbulkan kegelisahan dan ketidakbahagiaan.
Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa ujian dari Allah memiliki tujuan dan hikmah yang mendalam. Ujian tersebut dimaksudkan untuk menguatkan iman, membersihkan dosa, dan meningkatkan kedekatan kepada Allah.
Ujian dari Allah sering kali membuat manusia gelisah dan tidak bahagia karena berbagai alasan yang terkait dengan sifat manusia dan cara pandang mereka terhadap ujian itu sendiri.
Dalam Surat Al-Kahfi (18:46), Allah mengingatkan bahwa harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebaikan yang kekal adalah lebih baik di sisi Tuhanmu sebagai ganjaran dan harapan.
ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Seorang Muslim percaya bahwa Allah adalah Maha Adil dan Maha Penyayang. Semua yang terjadi dalam hidup, termasuk ujian dan cobaan, adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar yang bertujuan untuk kebaikan umat-Nya.
Dengan beriman kepada Allah, seorang Muslim merasa aman dan nyaman karena tahu bahwa Allah selalu bersamanya dan tidak akan membiarkannya sendirian dalam menghadapi kesulitan.
Islam memberikan pedoman hidup yang jelas melalui Al-Quran dan hadis. Ini memberikan arahan dalam berbagai aspek kehidupan, membantu umat Muslim menjalani hidup dengan tujuan dan makna yang jelas.
—000—
*Pengasuh Pesantren Tahfidz Leader Nurul Falah Surabaya
Tinggalkan Balasan