Hasan Al-Bashri adalah seorang sufi dari kalangan tabi’in yang lahir di Madinah pada tahun 21 H/ 632 M dan meninggal di Bashrah tahun 110 H/728 M. Nama lengkapnya adalah Abu Sa’id Al-Hasan bin Yasar. Ibunya bernama Khairah, seorang hamba sahaya milik Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad Saw. Sedangkan ayahnya bernama Yasir, seorang pria keturunan Persi, yang juga hamba sahaya milik Zaid bin Tsabit, salah satu sahabat Rasulullah Saw.
Hasan Al-Bashri lahir pada masa-masa terakhir kekhalifahan Umar bin Khattab dan menjalani sebagian besar kehidupannya pada masa daulah Bani Umayyah.
Ia tinggal di Madinah dan Wadi Al-Qur’an hingga usianya belasan dan kemudian pindah ke Bashrah saat usianya 14 tahun bersama keluarganya. Sejak saat itulah ia dikenal dengan sebutan Hasan Al-Bashri atau Hasan yang berasal dari Bashrah.
Ridha menerima dengan lapang dada segala ketetapan Allah SWT
Menurut Imam Hasan Al-Bashri, ridha adalah sikap menerima dengan lapang dada segala ketetapan Allah SWT, baik yang menyenangkan maupun yang berat. Ridha melibatkan keberserahan hati dan keyakinan bahwa semua ketentuan Allah adalah yang terbaik untuk hamba-Nya. Hasan Al-Bashri menekankan bahwa orang yang ridha dengan bagiannya akan mendapat kelapangan dan keberkahan. Sebaliknya, ketidakpuasan terhadap ketentuan Allah justru akan mempersempit kehidupannya.
Ridha juga merupakan salah satu maqam spiritual dalam tasawuf, yaitu tingkat kedekatan seorang hamba dengan Allah. Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa hidup dengan ridha adalah seperti menikmati surga dunia. Ia menekankan bahwa orang yang mencapai maqam ini tidak hanya menerima keadaan tanpa mengeluh, tetapi juga menganggap setiap ujian sebagai bagian dari kebaikan Allah bagi dirinya. Ridha pun erat kaitannya dengan tawakkal, yakni bersandar sepenuhnya pada Allah dalam segala urusan.
Imam Hasan Al-Bashri memberikan beberapa nasihat penting tentang bagaimana kita bisa menjadi manusia yang ridha atau menerima dengan ikhlas segala ketetapan Allah SWT. Berikut beberapa nasihat beliau:
1. Berlatih Qana’ah (Merasa Cukup)
- Hasan Al-Bashri mengatakan, “Barangsiapa ridha dengan bagiannya, Allah akan meluaskan dan memberkahinya.” Ini berarti kita perlu melatih hati untuk merasa cukup dengan apa yang Allah berikan, baik sedikit maupun banyak, agar hidup terasa lapang dan tenang.
2. Memahami Bahwa Dunia Ini Fana
- Hasan Al-Bashri selalu mengingatkan bahwa dunia ini hanya tempat persinggahan dan tidak layak untuk dipenuhi dengan ambisi dan keluhan. Dengan memahami bahwa semua yang kita miliki bersifat sementara, seseorang akan lebih mudah ridha dan tidak tergantung pada hal-hal duniawi.
3. Menyadari Setiap Takdir Allah Adalah Kebaikan
- Beliau menasihatkan bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup, baik nikmat maupun musibah, merupakan bagian dari takdir Allah yang memiliki kebaikan di dalamnya. Menyadari ini membantu seseorang menghadapi cobaan dengan ikhlas tanpa merasa marah atau kecewa pada takdir.
4. Menjaga Hubungan dengan Allah Melalui Tawakkal
- Menurut Hasan Al-Bashri, ridha berkaitan erat dengan tawakkal (bersandar sepenuhnya kepada Allah). Seseorang yang ridha akan selalu berprasangka baik kepada Allah dan yakin bahwa setiap keputusan-Nya adalah yang terbaik untuknya, meski belum terlihat hasilnya secara langsung.
Nasihat-nasihat ini mengajarkan bahwa ridha bukan sekadar menerima dengan pasrah, tetapi sebuah bentuk kesadaran dan keyakinan mendalam bahwa semua yang datang dari Allah adalah baik dan patut disyukuri.
—000—
*Ketua Tim Akomodasi, Transportasi, Perlengkapan Haji Reguler Bidang Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Jatim.
Tinggalkan Balasan