Surabaya (Trigger.id)-Ramadhan tidak sekedar bulan yang mulia, namun apapun yang bersangkutan dengan Ramadhan turut menjadi mulia.
Pertama, sedekah makanan. Bersedekah berupa makanan dianjurkan dilakukan kapanpun. Namun ketika diberikan di bulan Ramadhan sebagai menu buka puasa (lazim disebut memberi takjil) memiliki keutamaan tersendiri, yakni pahala double bagi pelakunya. At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadis: “Barangsiapa memberi buka puasa kepada orang yang puasa maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya” (HR Tirmidzi dari Zaid bin Khalid Al-Juhani).
Kedua umrah. Melakukan umrah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan tersendiri karena kemuliaan Ramadan. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Umrah yang dilakukan di bulan Ramadan sama seperti haji bersamaku” (HR Bukhari).
Ketiga ibadah sunah. Para ulama menyampaikan keutamaan ibadah sunah adalah sebagai penyempurna dari ibadah wajib. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Qudsi bahwa ketika Malaikat memeriksa amal ibadah manusia maka salatlah yang pertama kali diperiksa. Jika salat wajibnya ada yang kurang maka Allah perintahkan untuk diperiksa salat sunahnya sebagai penyempurna (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah). Berbeda saat salat sunah dilakukan di bulan Ramadan maka pahalanya sama seperti ibadah salat wajib dan salat wajib sama seperti 70 kali pahala di luar bulan Ramadan (HR Ibnu Khuzainah dari Salman Al farisi).
Keempat mengaji Al-Qur’an. Puasa di siang hari dan membaca Qur’an di malam Ramadhan (di negeri kita lebih populer dengan sebutan Tadarus) adalah sepasang pemberi syafaat -pertolongan- kelak di akhirat, seperti dalam sabda Nabi shalallahu alaihi wa sallam: “Puasa dan Quran akan memberi syafaat di akhirat. Puasa berkata: “Ya Allah, aku mencegahnya dari makan dan syahwat di siang hari. Terimalah syafaatku untuknya”. Al-Quran berkata: “Ya Allah, aku mencegahnya tidur di malam hari. Maka terimalah syafaatku untuknya”. Kemudian syafaat puasa dan Al-Quran diterima (HR Ahmad dari Abdullah bin Amr)
Tanpa terasa bulan kemuliaan ini sudah hampir berpamitan dari kita. Sudahkah kita menjarah semua pahala tersebut?
Satu lagi yang tidak boleh dilupakan. Ramadhan tidak sekedar bulan utama dalam mencari pahala tapi juga “malati” atau menyebabkan kualat. Apa maksudnya? Dalam banyak hadis sahih berpuasa Ramadan, ibadah malam Ramadan dan menemukan Lailatul Qadar karena iman kepada Allah dan mengharap pahala maka kesemuanya menjadi penghapus dosa-dosa terdahulu.
Sementara jika seseorang tidak meraih ampunan dari Allah selama Ramadhan maka Nabi mengalami sebuah kejadian yang disaksikan banyak sahabat. Yakni ketika Nabi shalallahu alaihi wa sallam naik ke mimbar tiba-tiba Nabi berdoa “Amin”. Para Sahabat pun bertanya tentang kejadian langka ini. Nabi bersabda: “Tadi Jibril berdoa: “Jika seseorang berjumpa dengan Ramadan hingga selesai namun ia tidak mendapat ampunan maka ia dijauhkan dari Rahmat Allah. Katakan Amin, wahai Muhammad!!!” Aku pun mendoakan Amin” (HR Thabrani dari Jabir bin Samurah). (kai)
Tinggalkan Balasan