Surabaya (Trigger.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri pelepasan peserta didik atau wisuda Kelas VI SD Khadijah Surabaya di The Square Ballroom Gedung ICBC, Jalan Basuki Rahmat Surabaya, Minggu (12/6).
Melepas dan mengukuhkan sebanyak 300 lebih wisudawan dari tiga angkatan, yakni 2019/2020, 2020/2021, serta 2021/2022, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa representasi pendidikan di Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU Khadijah ini merupakan bagian dari format Pesantren Kota dengan penguatan capaian prestasi akademik berseiring karakter akhlaqul karimah.
Dimana format ini harus bisa menjawab berbagai multidisipliner kebutuhan yang semakin kompleks khususnya di perkotaan. Apalagi Kota Surabaya yang merupakan bagian kota kosmopolitan dan kota terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta.
“Jadi format Pesantren Kota ini yakni bagaimana memberseiringi antara berbagai capaian akademik dengan karakter akhlakul karimah,” katanya.
Menurutnya, akhlakul karimah atau akhlak yang mulia sangat penting dalam proses membangun peradaban dunia. Dimana tidak hanya ilmu akademik semata yang dibangun, namun juga harus memiliki akhlak atau budi pekerti yang baik.
“Jadi kalau kita ingin membangun peradaban dunia dari manapun, membangun peradaban Indonesia dari manapun, termasuk membangun peradaban di Jawa Timur maka harus diberseiringi dengan pola pikir , perilaku dan tindakan yang berlandaskan akhlakul karimah,” katanya.
“Kalau mau jadi dokter, jadilah dokter yang akhlaknya baik, kalau mau jadi pengusaha, pejabat atau guru besar, jadilah yang akhlaknya baik. Akhlak yang mulia inilah yang menjadi basis dari pola pikir, pola sikap dan pola perilaku kita. Pada posisi seperti inilah bila hidup kita memuliakan yang lain maka yang di langit akan memuliakan kita,” imbuhnya.
Selain akhlakul karimah, menurutnya yang tidak kalah penting dalam sebuah proses pendidikan adalah sanad keilmuan atau jaringan mata rantai keilmuan. Dimana di Yayasan Khadijah ini Sanad Keilmuannya merujuk pada KH. Abdul Wahab Turcham, salah satu pendiri yayasan taman pendidikan dan sosial NU Khadijah.
Kemudian, KH. Abdul Wahab Turcham secara khusus memberikan penguatan lima kitab pokok yang diajarkan oleh Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Selanjutnya merujuk kepada Syaikhona Kholil di Bangkalan, kemudian ke Syekh Nawawi Al Bantani, dan Syekh Yasin di Makkah, dan seterusnya.
“Sehingga ketika sanad keilmuan ini disambungkan dan dipertanggungjawabkan maka ini akan sampai kepada Rasulullah SAW. Cara pemahaman beragama yang dibangun di Khadijah, termasuk guru-gurunya insya Allah sudah terpandu sanad-nya sampai kepada Rasulullah SAW ,” katanya.
Di akhir, Gubernur Khofifah berpesan kepada para anak-anak yang merupakan wisudawan wisudawati untuk tidak pernah meninggalkan sholat dan menjaga qur’annya serta menjaga akhlaqul karimah. Karena pengaruh lingkungan pergaulan bisa merubah perilaku siapa saja.
“Jangan pernah putus berdoa. Untuk anak-anak jangan pernah tinggalkan sholat. Dijaga Al Quran-nya, ditambah lagi hafalannya,. Kepada para guru jangan lupa mendo’akan murid- muridnya agar sukses dan ilmunya manfaat barakah,” pesannya. (ian)
Tinggalkan Balasan