
Hadits Ittaqillah Haitsuma Kunta wa atbi’issayyiatal hasanata tamhuha, wa kholiqinnasa bi khuluqin hasanin., seringkali terdengar di tengah-tengah masyarakat, terutama saat hari Jumat.

Bukan tanpa sebab kalimat tersebut sering terucap, karena memang Islam memandang bahwa ketakwaan kepada Allah dan Rasulullah sangat penting untuk dijaga.
Rasulullah Muhammad SAW. bersabda:
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya: “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, dan pergaulilah manusia dengan adab yang baik.”
Dalam hadits di atas, terkandung tiga wasiat Nabi yang sangat penting, baik hubungan manusia kepada Allah maupun hubungan manusia ke sesama manusia.
1. Perintah Takwa Dimana pun Kita Berada
Nabi tidak hanya memerintahkan takwa semata, namun bertakwa dimana pun kita berada, baik di tengah keramaian maupun di sunyi bersendirian. Inilah takwa yang sebenar benarnya, dan takwa yang paling berat. Imam Syafii mengatakan, Perkara yang paling berat itu ada tiga, dermawan saat memiliki sedikit harta, meninggalkan hal yang haram saat sendirian dan mengatakan kebenaran saat berada di dekat orang yang diharapkan kebaikannya atau ditakuti kejahatannya (Jami Ulum wa Hikam 2/18).
Ketika seorang bersendirian, menyepi tanpa ada yang mengetahui, maka hal itu akan mendorongnya untuk lebih mudah bermaksiat. Kecuali ia sadar betul bahwa Allah senantiasa mengawasinya, dan rasa takutnya menjadi lebih besar sehingga ia tidak berani melakukan kemaksiatan.
2. Segera Lakukan Amal Saleh
Hadits di atas menjelaskan perintah untuk bersegera melakukan kebaikan tatkala terjerumus dalam keburukan. Tidak seperti anggapan sebagian orang, jika sudah terciprat, maka tercebur sekalian saja biar basah. Hal ini adalah anggapan yang sangat keliru. Bahkan hadits yang mulia ini menjelaskan perintah untuk segera bertobat. Karena tobat adalah bagian dari amal saleh yang paling mulia dan harus disegerakan. Allah Taala berfirman, “Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung”. (QS. An-Nur: 31)
Hadits di atas juga menerangkan bahwa perbuatan baik yang dilakukan, akan menghapuskan dosa. Tentunya dosa yang terhapus hanyalah dosa kecil, karena dosa besar hanya terhapus jika pelakunya benar-benar telah bertobat. Sebagaimana sabda Nabi Saw: “Shalat lima waktu, dari Jumat ke Jumat selanjutnya, serta Ramadan ke Ramadan adalah sebagai penghapus dosa di antara waktu itu, selama menjauhi dosa-dosa besar. (HR. Muslim No. 233).
3. Akhlak Mulia Kepada Manusia
Wasiat yang terakhir adalah perintah untuk berakhlak yang mulia kepada sesama manusia. Setelah dua wasiat di atas menyebutkan perintah yang berhubungan antara Allah dan manusia. Contoh gampang dalam berakhlak mulia adalah senyuman yang diiringi wajah yang berseri dan bertegur sapa ketika bertemu. Oleh karena itu, Rasulullah mengaitkan antara akhlak dengan iman yang sempurna. Dimana Beliau Saw bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya”. (HR. At-Tirmidzi No. 2612, ia berkata: Hadits Shahih).
&&&&
*Penceramah, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan