
Surabaya (Trigger.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku optimis angka stunting di Jatim akan mampu turun hingga 14 persen pada 2024. Angka tersebut sama seperti target Kementerian kesehatan dan Kementerian BKKBN.
Menurutnya, untuk mencapai target itu dibutuhkan sinergitas dan gotong royong lintas elemen. Khususnya dalam memastikan layanan kesehatan masyarakat di Jatim dapat terpenuhi untuk optimalisasi pencegahan stunting.
“Penguatan dari berbagai stakeholder membuat kami yakin bahwa angka stunting di Jatim akan terus menurun dan mampu mencapai target di tahun 2024. Terlebih selama tiga tahun berturut-turut angka stunting di Jatim juga terus menurun signifikan,” tegas Gubernur Khofifah usai menghadiri kegiatan gerakan bakti sosial kesehatan bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit dan Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto dalam rangka menyambut hari Bhayangkara ke – 77 di Polda Jatim pada Kamis, (22/6/2023).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jatim pada tahun 2020, prevelensi (prosentase) stunting di Jatim mencapai 25,6 persen. Kemudian tahun 2021 menurun 23,5 persen, dan di tahun 2022 kembali turun dan menjadi 19,2 persen. Dimana, angka ini juga dibawah standar WHO yaitu di angka 20 persen.
“Saya yakin prevalensi ini akan terus mengalami penurunan setelah Polda Jatim menyelenggarakan kegiatan bertajuk bakti kesehatan dalam rangka menyambut hari Bhayangkara ke – 77,” ungkap Khofifah.
Menurutnya, rasa optimis yang tumbuh terkait pencegahan stunting, harus diimbangi dengan kerjasama semua sektor. Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen terutama bupati dan walikota di Jatim untuk terus menyampaikan pentingnya pencegahan stunting.
“Persoalan stunting menjadi perhatian seluruh elemen. Tidak hanya pemerintah, tetapi seluruh pihak hingga tingkat paling bawah memiliki peran penting untuk mencegah stunting,” tegasnya. (ged/kai)
Tinggalkan Balasan