• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Memaknai Pemeriksaan HbA1C Dalam Istitaah Haji

2 Februari 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan haji
Oleh: Ari Baskoro*

Membayangkan aliran darah dalam tubuh manusia, tak ubahnya seperti air yang  mengalir dalam suatu pipa. Kelenturan dan diameter suatu pipa, tentu memengaruhi  kecepatan dan kelancaran aliran airnya. Di sisi lain, material yang terkandung dalam air atau unsur kekentalannya, juga akan menentukan kelancaran alirannya.

Komposisi darah manusia, tidak melulu berupa cairan. Ada tiga jenis sel-sel darah yang selalu mengikuti arah aliran darah. Sel darah merah (eritrosit) merupakan yang terbanyak. Ada juga sel darah putih (lekosit) dan sel darah pembekuan (trombosit). Ketiga macam sel darah tersebut, “berenang” dalam suatu cairan yang disebut plasma darah. Jantung berperan memompa darah ke seluruh organ tubuh yang memerlukan pasokan oksigen dan nutrisi.

Masing-masing sel darah, memiliki fungsi yang spesifik. Eritrosit berfungsi penting membawa pasokan oksigen dari paru yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Sebaliknya, karbon dioksida hasil metabolisme jaringan, akan ditranspor ke paru dan dibuang ke dunia luar. Meski ukuran eritrositrelatif lebih besar dibanding kapiler (pembuluh darah terkecil dan terujung), tetapi karena elastisitasnya, mampu “menerobos rintangan” itu. Untuk menunjang fungsinya, eritrosit juga butuh “makanan”,  yakni glukosa yang berada dalam sirkulasi darah. Seperti juga konsep biologi pada umumnya, “makanannya” harus optimal. Tidak boleh kurang, tapi juga tidak bisa berlebih. Bila glukosa yang memasuki eritrosit dalam jumlah yang berlebihan,justru akan membuat eritrosit menjadi “sakit”. Eritrosit yang “sakit”, tidak akan bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan berdampak signifikan pada kesehatan manusia.

Ada salah satu persyaratan istitaah haji yang mungkin tidak mudah dipenuhi bagi seorang calon jemaah haji (CJH).Dia harus memiliki kadar HbA1C dibawah delapan persen. Persyaratan itu spesifik ditujukan bagi CJH penyandang diabetes. Bagi CJH non-diabetes, hampir bisa dipastikan level HbA1C berada dalam batas yang normal.

Hemoglobin A1C (HbA1C).

Eritrosit manusia tersusun atas “heme” yang terdiri atas atom besi (Fe) dan protein “globin”. Karena itulah disebut hemoglobin.Hemoglobin (Hb )mampu  membentuk ikatan yang reversibel dengan glukosa dalam sirkulasi darah. Prosesnya disebut glikosilasi. Bila berlebihan, berakibat eritrosit menjadi “cacat” atau “kaku”. Dampaknya mengurangi kemampuannya melewati mikrosirkulasi kapiler.Karena “cacat”, umur eritrosit menjadi lebih singkat yang dalam kondisi normal, umurnya bisa  sekitar120 hari. Efek lainnya juga menyebabkan semakin mudah melekatnya antar  eritrosit atau pada pembuluh darah, membentuk semacam “kerak” atau gumpalan. Semua proses tersebut, merupakan gambaran mekanisme yang menerangkan sebab musabab komplikasi yang terjadi pada diabetes. Manifestasi klinisnya tergantung pada level HbA1C dan lokasi jaringan yang terganggu suplai oksigennya. Semakin tinggi kadar HbA1C pada penyandang diabetes, semakin tinggi pula risiko komplikasi kardiovaskuler yang bisa terjadi. Gejalanya bervariasi, mulai dari stroke, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal diabetes, hingga terjadinya gangguan penglihatan. Sistim imunitasnya pun bisa tertekan karenanya. Akibatnya, penyandang diabetes sangat rentan mengalami infeksi.

Kadar HbA1C bisa dijadikan indikator diagnosis diabetes, sekaligus pemantauannya. Dikatakan normal bila kadarnya di bawah 5,7 persen. Jika kadarnya  pada kisaran 5,7 hingga 6,4 persen, dikategorikan sebagai pre-diabetes. Diagnosis diabetes ditegakkan, bila level HbA1C mencapai lebih dari 6,5 persen. Selain tingginya kadar gula darah, ada sejumlah faktor lainnya yang dapat memengaruhi kadar HbA1C penyandang diabetes. Faktor-faktor tersebut antara lain, kualitas dan kuantitas eritrosit. Penyakit ginjal, lever atau tingginya kadar kolesterol, bisa pula memengaruhinya.

Eritrosit diproduksidi sumsum tulang. Sejak dilepaskan menuju sirkulasi darah hingga akhirnya menjadi “tua” dan mati, rata-rata berumur sekitar 120 hari. Karena itu, heterogenitas umur eritrosit cukup besar. Meski demikian, mayoritas eritrosit yang bersirkulasi adalah “berusia” muda dan memiliki waktu paruh rata-rata sekitar 30 hari. Eritrosit yang umurnya relatif lebih tua, akan terpapar lebih banyak glukosa yang memicu terjadinya glikosilasi. Separuh dari hasil pengukuran HbA1C, banyak dipengaruhi oleh proses glikosilasi selama 30 hari terakhir. Di sisi lain eritrosit yang berusia 90-120 hari, hanya berkontribusi sebesar sepuluh persen nilai HbA1C.

Pedoman baru istitaah haji

Kementerian Kesehatan telah menerbitkan keputusan dengan Nomor HK.01.07/MENKES/ 2118/2023, tanggal 9 November 2023. Isinya tentang standar teknis pemeriksaan kesehatan,  dalam rangka penetapan status istitaah kesehatan jemaah haji (JH). Latar belakang keputusan tersebut, berdasarkan evaluasi penyelenggaraan haji tahun 2023. Data Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI menyatakan, ada sebanyak 824 JH reguler yang wafat. Bila diperinci, sebanyak 752 JH wafat saat operasional haji. Ada 26 orang yang wafat pasca operasional haji, dan 46 orang lainnya meninggal saat di embarkasi/debarkasi haji. Dalam sejarah penyelenggaraan haji Indonesia, angka-angka tersebut merupakan “rekor” yang sangat memprihatinkan. Jumlah JH yang mendapatkan pelayanan rawat inap dalam lima tahun penyelenggaraan haji, mencapai lebih dari 4000 JH setiap tahunnya.

Baca juga: Kemenag Segera Buka Seleksi Tenaga Pendukung PPIH Arab Saudi 2024

Baca juga: Update Haji 2024, 100.181 Jemaah Sudah Periksa Kesehatan dan 22.927 Lunasi Biaya Haji

Lonjakan angka-angka tersebut, tidak lepas dari proporsi JH berisiko tinggi. Saat itu dari total 210.680 JH reguler, sebanyak 73,72 persennya tergolong dalam risiko tinggi. Indikasinya karena mereka berusia lebih dari 60 tahun (lansia) dan/atau yang memiliki penyakit kronik yang sudah diidapnya sebelum pemberangkatan haji. Sepanjang tahun 2010-2022, tingkat kematian JH negara kita mencapai 2,07 per mil. Proporsi tersebut meningkat tajam tahun 2023 yang mencapai 3,5 per mil. Angka itu  jauh melampaui negara-negara lain yang mengirimkan jemaahnya. Meski telah mengusung jargon “Haji Ramah Lansia”, segala persiapan antisipatif seolah kandas dengan banyaknya JH yang wafat. Penyakit kardiovaskuler dan saluran napas selalu mendominasi penyebab kematiannya. Faktor risiko yang mendasarinya berturut-turut adalah diabetes, hipertensi, kadar lemak darah yang tinggi, dan gangguan fungsi ginjal.

Ada perbedaan skema persyaratan haji tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya.  Pada tahun 2024, status kesehatan merupakan prasyarat utama pelunasan Biaya Perjalanan Haji. Sebelumnya, prosedur tersebut terbalik. Pada tahun ini, negara kita mendapatkan kuota tambahan sebanyak 20 ribu CJH. Jadi total yang akan diberangkatkan sebanyak 241 ribu orang. Proporsi CJH lansianya, juga diprediksi akan meningkat lebih dari 30 persen. Kondisi komorbidnya pun, tidak berbeda signifikan.

Alur pemeriksaan kesehatan CJH, mensyaratkan kadar HbA1C tidak boleh melampaui delapan persen. Bila melebihi angka tersebut, mendapat kesempatan pengobatan secara optimal dan dievaluasi ulang satu bulan sesudahnya. Bila berhasil diturunkan hingga di bawah delapan persen, maka akan diterbitkan status istitaahnya. Kegagalan menurunkannya, mempunyai konsekuensi kegagalan pelunasan BIPIH. Dengan demikian, jadwal pemberangkatan haji bisa mengalami revisi ulang.

Berdasarkan pedoman yang diterbitkan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), untuk kendali status gula darah, paling optimal dilakukan dengan interval waktu antara dua-tiga bulan. Pemantauan hasil pengobatan dan rencana perubahan terapi, lazimnya diperiksa setiap tiga bulan. Upaya menurunkan HbA1C yang terlalu cepat, justru  memantik bahaya timbulnya hipoglikemia. Kondisi demikian, berpotensi merugikan dengan munculnya penyulit akut. Terutama komplikasinya pada kardiovaskuler.

Semoga situasi di lapangan nantinya, tidak memicu kerancuan bagi tenaga medis yang memeriksa dan menyatakan istitaah bagi CJH.

—–o—–

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, nusantara, update, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro, Istitaah Haji, Memaknai Pemeriksaan, Pemeriksaan HbA1C

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Dua Badai Besar Landa Filipina, Korban Meningkat Tajam

12 November 2025 By admin

Sekolah Disarankan Bentuk “Ruang Jeda” untuk Bantu Siswa Pulihkan Trauma

12 November 2025 By admin

Akademisi UGM Soroti Dominasi Oligarki dan Kemunduran Substansi Demokrasi di Indonesia

11 November 2025 By admin

KPAI Dorong Deteksi Dini dan Dukungan Sekolah untuk Cegah Ekstremisme pada Anak

11 November 2025 By admin

Cristiano Ronaldo Tegaskan Akan Pensiun dalam Satu hingga Dua Tahun ke Depan

11 November 2025 By isa

Benarkah Indonesia Darurat Perundungan?

11 November 2025 By admin

Australia dan UNICEF Perkuat Program Makanan Bergizi Gratis di Indonesia

11 November 2025 By admin

Indonesia U-17 Akhiri Fase Grup H dengan Kemenangan 2-1 atas Honduras

11 November 2025 By admin

Inter Milan Rebut Puncak Klasemen Serie A Usai Kalahkan Lazio 2-0

10 November 2025 By admin

Presiden Prabowo Kaji Pembatasan Game Daring Usai Insiden Ledakan di SMA 72 Jakarta

10 November 2025 By admin

Manchester City Tundukkan Liverpool 3-0, Perebutan Puncak Klasemen Semakin Panas

10 November 2025 By admin

Nova Arianto Ingin Timnas U-17 Tampil Agresif Hadapi Honduras

10 November 2025 By admin

Universitas Al-Azhar Resmi Buka Program Studi Bahasa Indonesia

9 November 2025 By admin

Derbi Turin Tanpa Pemenang, Juventus dan Torino Berbagi Poin

9 November 2025 By admin

OpenAI Digugat Usai Diduga ChatGPT Dorong Pengguna untuk Bunuh Diri

9 November 2025 By admin

Ketika Sofa, Kasur, dan Sampah Raksasa Mengancam Jantung Drainase Surabaya

8 November 2025 By admin

Sampah Jadi Penyebab Utama Banjir Surabaya

8 November 2025 By admin

Guardiola Terpukau Raih Laga ke-1.000 sebagai Pelatih: “Angkanya Gila!”

8 November 2025 By admin

Mantan Sandera Israel Akui Alami Kekerasan Seksual Selama Dua Tahun Ditawan di Gaza

8 November 2025 By admin

Prabowo: Kehadiran Kapolri di Komisi Reformasi Polri Agar Kajian Lebih Komprehensif

8 November 2025 By admin

Transformasi Keamanan Jalan Raya, Inovasi Polda Jatim untuk Ketahanan Pangan Nasional

7 November 2025 By zam

Raja Charles III Resmi Cabut Gelar Pangeran dari Adiknya, Pangeran Andrew

7 November 2025 By admin

Zohran Mamdani Terpilih Jadi Wali Kota New York, Sosialis Demokrat Pertama Pimpin Kota Terbesar AS

7 November 2025 By admin

Inter Milan Tak Tersentuh Kekalahan, Tekuk Kairat Almaty 2-1 di Liga Champions

6 November 2025 By admin

AC Milan dan Inter Milan Resmi Akuisisi San Siro, Siap Bangun Stadion Modern

6 November 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Khutbah Jumat: Membangun Keluarga Tangguh di Era Modern
  • Yusril: Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Jadi Bahan Reformasi Polri
  • Marak Penculikan, Sekolah Diminta Awasi Penjemput Anak
  • George Clooney Masih Tersinggung Disangka Mabuk oleh Francis Ford Coppola
  • Inter Cari Pengganti Sommer, Ini Tiga Kandidatnya

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.