• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Hikmah Kantuk di Ketinggian dan Puasa Ramadhan

15 Maret 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

“Tertidurnya” selama 28 menit secara bersamaan yang dialami pilot dan ko-pilot pesawat sebuah maskapai penerbangan, mengandung banyak hikmah. Dari sisi keselamatan penerbangan, peristiwa itu sungguh mengkhawatirkan. Pasalnya kini pemerintah tengah mempersiapkan dengan sungguh-sungguh transportasi massal yang aman jelang lebaran.

Momen mudik lebaran merupakan arus puncak pergerakan warga yang sudah bisa diprediksi jauh hari sebelumnya. Asumsinya, beban kerja akan meningkat tajam pada semua petugas modalitas transportasi. Kelelahan dan rasa kantuk,merupakan konsekuensi yang hampir pasti akan terjadi pada mereka. Tanpa manajemen risiko yang adekuat, kejadian yang mengkhawatirkan tadi, berisiko bisa terulang kembali. Bukan hanya menyangkut masalah transportasi udara, modalitas transportasi lainnya harusnya juga bisa mengambil pelajaran dari kejadian tak lazim itu.

Sejatinya kantuk dapat dialami oleh siapa pun dan kapan pun juga. Itu sesuatu hal yang fisiologis dan manusiawi bila terjadi. Masalahnya kantuk yang tidak tepat waktu dan tempat, terutama bagi seseorang yang memegang kendali terhadap keselamatan orang lain, memantik risiko bahaya. Dari perspektif medis, fenomena kantuk, tidur, dan aktivitas terjaganya  seseorang, sejatinya sangat berkaitan dengan suatu siklus biologi.

Tanpa bermaksud untuk berdakwah karena penulis memang bukan ahlinya, proses alamiah “tidur” telah diuraikan dalam Kitab Suci Alquran. Surat Al Qashash ayat 73 menyatakan : “Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”. Bila “diterjemahkan” dari sisi perspektif medis,pada dasarnya Allah telah mengatur aktivitas harian seorang hamba-Nya, melalui suatu sensor kendali yang berada di otak. Bagian penting itu dinamakan nukleus suprachiasmatic (NSC) yang terletak di hipotalamus. NSC sangat sensitif terhadap paparan cahaya, khususnya cahaya matahari yang merupakan “isyarat” eksternal. Isyarat tersebut selanjutnya diterjemahkan ke bagian/organ tubuh lainnya, sebagai sinyal biologi koordinatif/pengendali.

Semua mekanisme alamiah tersebut mengikuti pola siklus yang sifatnya reguler, sesuai rotasi bumi dalam sehari semalam (24 jam). Siklus biologi tersebut, dikenal dengan istilah irama sirkadian. Sebagai contohnya adalah temperatur tubuh yang berfluktuasi mengikuti suatu pola spesifik. Jam 19.00 merupakan puncak tertinggi suhu tubuh. Sebaliknya titik suhu terendah,akan terdeteksi pada jam 4.30. Demikian pula beberapa hormon (misalnya melatonin) di dalam tubuh manusia yang kadarnya akan berfluktuasi, mengikuti pola ritme/siklus harian tertentu.

Baca juga: Citra Diri Obesitas dan Hikmah Puasa Ramadhan

Melatonin dan fenomena tidur

Melatonin adalah hormon neurotropik yang diproduksi oleh kelenjar pineal yang terletak di area sekitar hipotalamus. Senyawa itu sangat berperan dalam ritme biologi/irama sirkadian, regulasi tekanan darah, dan sistem imunitas pada seseorang. Produksinya dikendalikan oleh suatu reseptor pada retina mata yang peka terhadap cahaya. Pada lingkungan yang gelap, sekresinya akan meningkat. Sebaliknya, sintesisnya akan terhambat bila terpapar oleh cahaya. Kadar melatonin pada seseorang, bervariasi dari waktu ke waktu. Puncaknya pada malam hari dan mencapai level terendah sekitar jam 7.30. Saat kadarnya mulai meningkat sekitar jam 21.00, hormon ini menginduksi rasa kantuk dan berperan penting memodulasi tidur nyenyak sepanjang malam hari. Saat kadarnya mulai menurun, seseorang akan terjaga dari tidurnya. Demikian seterusnya,  siklus itu berlanjut mengikuti perputaran waktu.

Sejatinya individu yang bekerja shift pada  malam hari yang notabene minim pencahayaan, ibarat melawan ritme sirkadian dalam tubuhnya sendiri. Ada beberapa riset yang menghubungkan antara pekerja shift malam hari dengan risiko kecelakaan kerja. Risikonya meningkat signifikan pada pekerja sore hari dan bahkan semakin meningkat pada pekerja shift malam hari, bila dibandingkan pekerja shift pagi-siang. Kelelahan, rasa kantuk yang tak tertahankan, dan kehilangan konsentrasi saat bekerja,  menjadi latar belakang penyebabnya. Menurut kabar yang beredar, tertidurnya pilot dan ko-pilot tadi,  sangat mungkin terjadi akibat kelelahan dan kurang tidur, menjelang bertugas menerbangkan pesawat.

Ada suatu fakta yang menarik, bahwa kadar melatonin dalam sirkulasi darah manusia berbanding terbalik dengan bertambahnya usia. Artinya, dengan semakin bertambahnya usia manusia, kadar hormon tersebut semakin berkurang. Pada seseorang yang mengalami gangguan tidur (insomnia), akan menimbulkan dampak perubahan pada  level melatonin. Bila terjadi insomnia kronik, produksi senyawa tersebut bisa sangat terganggu secara signifikan. Keadaan ini persis sama, bila seseorang mengalami rasa cemas yang berkepanjangan.

Saat ini banyak riset yang berupaya mengungkap manfaat melatonin dari sisi medis. Terutama ditujukan untuk mengatasi gangguan tidur, rasa cemas, sebagai  komponen anti oksidan, dan memodulasi sistem imun.

Tidur dan hikmah puasa Ramadhan

Puasa wajib  pada bulan Ramadhan, setiap tahunnya dijalankan oleh umat muslim di seluruh dunia. Puasa dimulai sejak terbitnya fajar, hingga terbenamnya matahari. Biasanya hanya akan berlangsung sekitar 12-18 jam saja. Beberapa macam aktivitas ibadah selama puasa Ramadhan, biasanya akan meningkat pula. Salat tarawih, tadarus Al-Qur’an, salat tahajud, memperbanyak zikir dan aktivitas religi lainnya, akan cukup menyita waktu. Selama berjalannya waktu tersebut, akan memberikan berbagai perubahan/efek biologi.Waktu tidur yang berkurang, merupakan salah satu konsekuensinya.

Akankah defisit waktu tidur itu, menimbulkan dampak yang “merugikan” ? Banyak riset yang berusaha mengungkap tabir dibalik pertanyaan tersebut. Sebagian besar jawabannya terletak pada masalah yang bersifat “abstrak”. Niat tulus dan ikhlas dalam beribadah, merupakan unsur penting yang dapat memberikan ketenangan batin. Semuanya itu akan menekan stres kejiwaan dan menghasilkan efek relaksasi. Terjadi  peningkatan fungsi kognitif yang terkait dengan bertambahnya fokus pada persoalan dan stabilitas pikiran. Pada akhir Ramadan, berbagai indikator inflamasi/peradangan dalam sirkulasi darah,  dapat mengalami penurunan.

Unsur spiritual sebagai hikmah puasa Ramadan, akan menimbulkan efek positif pada berbagai fisiologi organ tubuh. Fungsi sistem imun dapat bekerja lebih sempurna. Selain itu, puasa juga akan memperbaiki profil metabolik, mengurangi risiko timbulnya kanker dan penyakit inflamasi kronik lainnya.

Tidur yang sehat

Walaupun selama menjalankan puasa Ramadhan terjadi defisit waktu tidur, sebaiknya diusahakan mendapatkan kompensasi kualitas tidur yang prima. Tujuannya agar performa kerja/aktivitas dapat terjaga. Hindarilah blue light dari perangkat elektronik dan gawai. Bila memungkinkan, buatlah jadwal tidur yang teratur, sehingga dapat memelihara ritme sirkadian. Minum kopi menjelang tidur sebaiknya dihindari. Mandi air hangat sebelum tidur, dapat memberikan lebih banyak manfaat. Demikian pula suhu ruangan, diatur pada temperatur yang paling optimal dengan suasana ruangan yang tenang.

Rasa kantuk dan tidur, serta antara siang dan malam, merupakan fenomena alamiah yang banyak mengandung hikmah. Irama sirkadian yang mendasarinya, bisa dimaknai secara spiritual akan tanda-tanda Kebesaran Sang Pencipta. Meski dapat mengurangi waktu tidur, namun menjalankan puasa Ramadhan dengan segala bentuk ibadah lainnya dengan tulus ikhlas, akan memberikan banyak manfaat.

—–o—–

*Penulis:

  • Staf pengajar senior di: Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

*Penulis buku:

  • Serial Kajian COVID-19 (tiga seri)
  • Serba-serbi Obrolan Medis
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Hikmah Kantuk, Hikmah Kantuk di Ketinggian, Melatonin, Pilot Tertidur, Puasa Ramadhan, Sirkadian

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Energi Tuan di Negeri Sendiri: Jalan Menuju Swasembada dari Hulu ke Hilir

10 Oktober 2025 By admin

Aktor Peraih Oscar Javier Bardem Sebut Tentara Israel Berlaku Seperti Nazi

10 Oktober 2025 By admin

Pakar PBB Desak Israel Dihukum atas Pelanggaran Hukum Internasional

10 Oktober 2025 By admin

Infantino Serukan Keterbukaan Global dalam Penentuan Jadwal Piala Dunia

10 Oktober 2025 By admin

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

Trump Umumkan Israel dan Hamas Setujui Tahap Pertama Rencana Gencatan Senjata di Gaza

9 Oktober 2025 By admin

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi Taklukkan Indonesia 3-2

9 Oktober 2025 By admin

KPK Temukan Fakta Baru: Biro Travel Tak Berizin Bisa Dapat Kuota Haji Khusus

8 Oktober 2025 By admin

Timnas Indonesia Asah Eksekusi Bola Mati Jelang Hadapi Arab Saudi

8 Oktober 2025 By admin

Pertamina Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Isu Negatif Soal Etanol pada BBM

8 Oktober 2025 By admin

Kluivert: Timnas Indonesia Siap Tarung Habis-habisan Demi Tiket Piala Dunia 2026

7 Oktober 2025 By admin

Kementerian PUPR Siap Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo

7 Oktober 2025 By admin

Arsenal Geser Liverpool dari Puncak Klasemen Liga Inggris

6 Oktober 2025 By admin

Delegasi Hamas Tiba di Mesir untuk Bahas Rencana Gencatan Senjata Gaza

6 Oktober 2025 By admin

Menjaga Harmoni Laut: Kisah Nelayan Bajo Berburu Gurita dengan Panah Tradisional di Wakatobi

6 Oktober 2025 By admin

Negosiator Menuju Kairo Bahas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

5 Oktober 2025 By admin

Basarnas Temukan Lagi 13 Jenazah Korban Reruntuhan Mushalla Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

5 Oktober 2025 By admin

Titi Kamal: Teror Santet Getih Ireng, Film Horor Terbaru yang Siap Guncang Bioskop

5 Oktober 2025 By admin

BMKG Prediksi Hujan Ringan Warnai Balapan Utama MotoGP Mandalika 2025

5 Oktober 2025 By admin

5 Makanan dengan Kandungan Magnesium Lebih Tinggi dari Almond

4 Oktober 2025 By admin

Ruben Amorim Bantah Taktik Jadi Biang Keterpurukan Manchester United

4 Oktober 2025 By admin

TikTok Tanggapi Pembekuan Sementara Izin PSE oleh Kemkomdigi

4 Oktober 2025 By admin

Jeda BRI Super League, Eliano Reijnders Antusias Bela Timnas Indonesia

3 Oktober 2025 By admin

Emas untuk Kehidupan: Dari Perut Bumi Martabe, Tumbuh Harapan Anak Negeri

3 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Ketika Sehat Tak Bisa Dibeli, Sebuah Renungan dari Lorong Rumah Sakit
  • Pemkot Surabaya Kembangkan SITALAS untuk Perkuat Kebijakan Responsif Anak
  • Kemkomdigi Tegur X karena Tak Bayar Denda Pornografi
  • PSSI Tunggu Erick Thohir Bahas Nasib Kluivert Setelah Gagal ke Piala Dunia 2026
  • Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.