
Los Angeles (Trigger.id) — Musisi legendaris asal Inggris, Rod Stewart, mengungkapkan bahwa ia tak lagi menganggap Donald Trump sebagai teman. Dalam wawancara terbaru dengan Radio Times, pelantun “Do Ya Think I’m Sexy” itu menyatakan bahwa keputusan Trump yang terus mendukung penjualan senjata ke Israel menjadi alasan utama dirinya mengambil jarak.
“Tidak, aku tak bisa lagi menyebutnya teman,” ujar Stewart saat ditanya apakah ia masih memiliki hubungan baik dengan mantan Presiden AS itu. “Selama dia masih menjual senjata ke Israel — dan dia masih melakukannya — perang itu tak akan pernah berhenti.”
Stewart juga secara terbuka mengecam keras aksi militer yang dilakukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gaza, menyebutnya sebagai bentuk “pemusnahan.” “Apa yang dilakukan Netanyahu terhadap rakyat Palestina persis seperti yang dulu terjadi pada orang Yahudi. Ini pemusnahan, dan satu-satunya tujuannya adalah menyingkirkan mereka semua,” tegasnya. “Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa tidur di malam hari.”
Pernah Hadiri Pesta Natal Trump
Rod Stewart dan Donald Trump sempat memiliki hubungan akrab. Mereka berdua adalah tetangga di Palm Beach, Florida, hanya terpisah sekitar setengah mil. Stewart mengaku pernah menghadiri beberapa pesta Natal di Mar-a-Lago, dan mengapresiasi kepribadian Trump yang dulu ia anggap sebagai “pria sejati.”
Namun demikian, Stewart mulai merasa tidak nyaman dengan perilaku Trump, terutama terhadap perempuan. “Menurutku, dia tidak memperlakukan perempuan dengan baik. Tapi sejak dia jadi presiden, dia jadi orang yang berbeda — seseorang yang tidak aku kenal lagi.”
Sindiran di Konser
Pada konser tahun 2024 di Las Vegas, Stewart secara terbuka menyindir Trump dengan menampilkan empat foto mantan presiden itu dengan warna kulit yang semakin oranye. Di layar konser, ia menuliskan, “Saya tidak tahu dia itu Oranye sampai beberapa tahun lalu, ketika tiba-tiba dia berubah warna. Saya menghargai siapa pun, tapi jelas dia tidak melakukannya, karena tiba-tiba dia berubah — jadi manusia oranye. Harusnya ada yang menyelidikinya.”
Sindiran tersebut merespons pernyataan rasis Trump yang menyebut Wakil Presiden Kamala Harris “menjadi orang kulit hitam” menggunakan frasa serupa.
Namun, menurut Stewart, lelucon itu tidak disambut baik oleh semua penonton. “Aku sempat melontarkan lelucon soal kulit tan-nya itu, si Manusia Oranye. Dan penonton langsung: ‘Boooo!’”
Kritik terhadap Kebijakan Lingkungan Trump
Rod Stewart sebelumnya juga dikenal sebagai kritikus keras kebijakan lingkungan Trump. Setelah AS menarik diri dari Paris Agreement — kesepakatan internasional untuk menanggulangi perubahan iklim — Stewart melontarkan kecaman tajam dalam podcast How to Wow tahun 2020.
“Si brengsek di Gedung Putih itu, keluar dari Kesepakatan Paris, itu benar-benar buruk,” ujarnya. “Tuhan pasti berniat menghapus kita semua karena kita sudah merusak Bumi. Kita sudah terlalu merusaknya. Aku rasa sudah terlambat untuk memperbaiki.”
Setelah menerima gelar bangsawan dari Pangeran William pada 2016, Stewart juga menyampaikan bahwa ia tak pernah melihat Trump cocok sebagai presiden. “Meskipun dulunya semacam teman, aku tidak pernah merasa dia pantas jadi presiden. Dia bukan tipe yang cocok memimpin negara,” ucapnya kepada Daily Mail.
Dengan pernyataan-pernyataan terbaru ini, jelas bahwa Stewart tak hanya menjaga jarak secara pribadi dari Trump, tapi juga secara politik dan moral, menyoroti keprihatinannya terhadap konflik global dan tanggung jawab pemimpin dunia. (ian)
Tinggalkan Balasan